Bisnis Headline

Eskalasi Konflik Timur Tengah, Indonesia Kuat?



single-image
Iran serang Israel

INDOWORK.ID, JAKARTA: Aksi serangan yang dilakukan Israel terhadap Iran beberapa jam yang lalu membawa dampak pada eskalasi konflik di Timur Tengah.

Harga minyak dunia diperkirakan naik kembali yang disebabkan disrupsi pasokan. Hal ini dapat berdampak pada meningkatnya tingkat inflasi di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.

Gubernur The Fed J Powell telah memberikan pesan bahwa FOMC akan menjadi lebih “hawkish” (cenderung untuk menaikkan suku bunga) disebabkan FOMC melihat inflasi US belum akan kembali kepada targetnya, 2%.

UST 10 tahun naik ke level 4.67%, sementara DXY meningkat mencapai 106, level tertinggi dalam 4 bulan terakhir, sehingga dapat memicu outflow dari emerging market.

 

MASIH MANAGEABLE

Rupiah melemah mencapai Rp.16,300/USD, yield SBN 10 tahun naik hampir menyentuh 7% (6.93%), IHSG terkoreksi mendekati level 7000, level yang diperkirakan sebelumnya. Sejauh ini koreksi yang terjadi masih tergolong manageable.

Likuiditas pada sistem perbankan di Indonesia pasca lebaran cukup ample sehingga BI memilliki keleluasaan untuk melakukan kontraksi kebijakan moneter. Bank Indonesia telah menegaskan akan melakukan intervensi pada spot dan DNDF market dan telah menyerap likuiditas IDR 30 tn (biasanya hanya 9tn s.d. 24 tn) melalui auction pada reserve repo yang diharapkan dapat menjaga volatilitas rupiah. BI terus memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan.

InsyaAllah Indonesia kuat.

*) Ditulis oleh Muhammad Edhie Purnawan, Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia

 

Berita Lainnya