Humaniora

Presiden Jokowi: Forum Rektor Harus Jadi Forum Berbagi



single-image
Presiden Jokowi, Keynote Speaker Forum Rektor Indonesia, Sabtu, 4/7/2020

INDOWORK, JAKARTA: Presiden Joko Widodo (Jokowi), tampil sebagai keynote spekaer dalam Webinar Forum Rektor Indonesia (FRI), Sabtu, 4 Juli 2020. Kepala Negara berpesan agar FRI menjadi forum berbagi, dan  para Rektor menjadi promotor pendidikan yang baik untuk mahasiswa sekaligus generasi penerus bangsa.

EMPAT HARAPAN UTAMA

Menurut Jokowi, ada empat hal  yang diharapkan dapat menjadi perhatian serius para rektor dan pimpinan Perguruan Tinggi agar dapat menghasilkan generasi muda bangsa yang berkualitas dan mampu berkompetisi di era industri 4.0.

Pertama,  FRI jangan hanya sekadar menjadi forum komunikasi semata. Tetapi, harus dikemas menjadi forum saling peduli, saling berbagi antar-universitas satu dan lainnya.

“Saya berharap agar Perguruan Tinggi yang mampu bersedia membantu yang tidak mampu,  dan kampus yang punya bantu yang tak punya. Semua harus saling bisa berbagi pengaman secara daring, berbagi kurikulum dan silabus, berbagi koleksi perpustakaan, berbagi dosen dan perkuliahan secara daring, untuk maju bersama memajukan seluruh mahasiswa di Indonesia,” kata Jokowi melalui akun YouTube Sekretariat Presiden.

Kedua, seluruh Rektor dan FRI hendanya bisa memfasilitasi mahasiswa agar dapat belajar kepada siapa pun. Baik kepada pelaku industri, wirausahawan, praktisi pemerintahan atau praktisi hukum.

Tujuannya, mahasiswa bisa menangkap perubahan dunia dinamis yang dipicu oleh distrupsi dan hyper competitionisi yang terjadi dewasa ini.

“Di era distrupsi dan hyper competition serta dunia berubah cepat, banyak hal yang belum sempat dibukukan sudah berubah di lapangan. Karakter kerja tak bisa ditangkap hanya melalui membaca tapi harus pengalamam nyata. Itulah pentingnya memerdekakan mahasiswa, agar bisa belajar ke siapa saja,” ujar Jokowi.

Ketiga, Perguruan Tinggi harus lebih aktif melakukan kerjasama dengan industri termasuk kawasan industri terdekat. Upaya itu bisa dilakukan dengan universitas membuka fakuktas, departemen atau program studi terkait dengan kawasan industri terdekat tersebut.

Menurut Jokowi, kerjasama dengan industri dibutuhkan tidak hanya untuk memberikan pengalaman kerja ke mahasiswa. Melainkan, agar Perguruan Tinggi bisa melakukan penelitian dan pengembangan teknologi, untuk riset dan development di dunia industri sekaligus pengembangan ilmu murni,” tutur Jokowi.

Dan yang terakhir, sekaligus pesan terpenting, kampus harus memberikan perhatian besar kepada pengembangan kepribadian mahasisiwa secara utuh, baik kesehatan fisik dan mental serta spiritualnya, dengan  menekankan pembangunan karakter hati dan pikiran mereka.

“Perguruan Tinggi harus membuat para mahasiswanya menjadiKampus harus meperkokoh suasana kebangsaan, menghargai kebhinekaan, integritas tinggi dan antikorupsi serta penuh toleransi dan hargai demokrasi. Sehingga para mahasiswa dapat menjadi lulusan yang berakhlak mulia, bermental baja, dan memegang teguh Pancasila. Para dosen  harus berperan sebagai orang tua kedua, yang tanggung jawab masa depan mereka sekaligus masa depan Indonesia,” ungkap Jokowi.

MEWUJUDKAN VISI INDONESIA 2045  

Jokowi mengatakan, pendidikan adalah penggerak utama dalam mewujdukan Visi Indonesia 2045.  “Visi 2045, Seratus tahun Indonesia, adalah pertaruhan besar bagi kita semua. Karena kita bercita-cita bahwa  Indonesia menjadi negara yang semakin bersatu, utuh, berdaulat, maju dan makmur, “jelas Jokowi.

Oleh karena itu, Jokowi mengharapkan kita harus memanfaatkan bonus demografi dengan sebaik-baiknya,  membangun generasi muda Indonesia agar mereka siap menyonsong usia seabad Indonesia, pada 2045 mendatang.

Kita harus melakukan hal itu segera dengan kecepatan yang tinggi. Sebab, jarak menuju ke sana (2045) tidak lama lagi, tinggal 25 tahun lagi.  Kita harus bisa membuktikan bahwa kita tidak terjebak dalam ‘middle income trap’ tapi bisa menjadi bangsa berincome tinggi pada 2045 nanti,” tandasnya.***

Berita Lainnya