Bisnis Headline

Kampanye Zero Emission Gencar, Energi Fosil Belum Redup



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Nyala energi fosil nampaknya belum akan redup dalam satu dekade mendatang. Betapapun gencarnya kampanye zero emission di seantero dunia. Betapapun kerasnya negara-negara berusaha melakukan konversi dan transformasi energi.

Transformasi energi membutuhkan waktu yang panjang dan dana sangat besar. Sementara kebutuhan energi sesuatu yang tidak bisa ditangguhkan.

Produksi listrik dunia pada 2022 sebesar 29.165 terawatt. Naik 2,3% dibanding tahun sebelumnya. Porsi EBT – angin, matahari, panas bumi – memang meningkat, tapi batu bara tetap merupakan sumber energi utama, dengan porsi masih lebih dari 35%. Bahan bakar fosil, saat ini masih merupakan 80% lebih sumber energi global. Sementara pembangkit nuklir menunjukkan penurunan 4%. Cuaca ekstrim juga menurunkan produksi hydropower di China dan India

Tingginya harga minyak bumi menunjukkan dilema kampanye energi berkelanjutan, dan sikap ambiguitas pada banyak negara. Investasi baru sektor migas mengalami penurunan, sementara permintaan naik. Kesenjangan yang mengerek harga naik. dalam hal minyak bumi, kesenjangan itu makin buruk karena sikap protektif kartel OPEC ++

Tingginya harga migas dinikmati oleh Rusia yang ternyata dengan cerdik mampu “berkelit” dari sanksi barat. Pada tingkat harga brent mendekati USD 100, limit harga USD 60 per barrel yang ditetapkan barat, cenderung dikhianati oleh “konconya” sendiri.

IMPOR CHINA NAIK

China sebagai konsumen lebih dari 50% batu bara diunia tetap menunjukkan kenaikan impor.. Aktivitas ekonomi, cuaca ekstrim dan persoalan kualitas batu bara dalam negeri menjadi pendorong. Impor batu bara China tahun ini diperkirakan naik 100 juta ton, menjadi 330 juta ton.

Emiten yang bergerak di bidang minyak bumi, nampaknya akan menikmati panen raya, paling tidak sampai tahun depan. Di industri batu bara, masa keemasan emiten tahun 2022, mungkin tak akan terulang. Tapi kiamat batu bara masih jauh panggang dari api.

*) Ditulis oleh Hasan Zein. Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Berita Lainnya