Bisnis Headline

Mengapa Saham Telekomunikasi Turun Meskipun Kinerja Bagus?



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Saya mulai lagi nyendok TLKM. (Pakai sendok obat, dosisnya lebih mini ketimbang sendok teh). Mulai dari harga Rp3.640, terakhir Rp3.430. Saham saham telekomunikasi minggu terakhir Maret, melorot tajam.

ISAT, (minggu terakhir turun 3,66%), EXCL (5,44%), paling dalam TLKM (11,03%). Padahal kinerja mereka lumayan bagus. Padahal tahun pemilu adalah musim panen mereka. Padahal lebaran, trafik data dipastikan naik.

Dalam penerawangan saya tentang TLKM, beberapa hal melintas:

Pertama,  Raksasa bergerak lamban. Pertumbuhan pendapatan operasi sungguh tidak mudah. Naiknya laba dua dijit 2023 YoY, bukan karena operasi tapi karena rugi investasi yang turun dibanding tahun lalu. TSEL dengan pelanggan 160 juta tak gampang mempertahankan kualitas layanan. Ada peluang penurunan jumlah pelanggan. Begitu juga Indihome.

Kedua,  Rencana unlock value dengan menggiring anak perusahaan ke panggung IPO, selain cuma one off value non operasi, anak-anaknya juga nggak banyak lagi yang prospektif.

Ketiga, Potensi pertumbuhan tinggi, dalam penerawangan saya ada di segmen data center. Tapi ini bukan bisnis inti TLKM. Disamping persaingan dengan swasta cukup sengit. MTEL saya perkirakan masih akan bertumbuh. Tapi juga tidak dua digit

Keempat, Yang bisa dilakukan TLKM untuk memoles bottom line, di tengah potensi upper line yang stagnan adalah efisiensi. Suatu yang langka di BUMN.

Lho kok nyendok?
Menurut saya, di bawah Rp3.900-Rp4.000, saham TLKM tetap murah. TLKM masih akan bertumbuh, walau boleh jadi makin lamban. Pertumbuhan upper line dua digit memang susah. Tapi bukan tidak bisa.

Kecuali kalau di TLKM bersembunyi koruptor juga, seperti di sarang banyak BUMN lain. Mari berdoa semoga tidak!

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Berita Lainnya