Energi Headline Humaniora

Rumah Atsiri Indonesia, Dibangun Oleh Bung Karno Berkembang di Era Jokowi



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Ratusan tanaman beraroma wewangian berjajar di Rumah Atsiri, Desa Plumbon Kecamatan Tawangmangu Karanganyar. Dari luar nampak bangunan yang begitu estetik dengan konsep arsitektur greenhouse yang cukup megah.

Saya tiba pukul 15.20 WIB di objek wisata tersebut. Petugas memberitahu bahwa jam tutup tinggal sebentar lagi. Rumah Atsiri tutup pukul 17.00 WIB.

Hidangan minuman sehat berkonsep aromatik khas Rumah Atsiri

Sehingga kami harus bertanya apa yang bisa dilakukan untuk mengisi dua sekita 2 jam 30-an menit di sana. Mereka menjawab “Bapak bisa singgah di resto kami kemudian pesan kudapan, kemudian sambil menunggu silahkan mampir di kebun kami. Kemudian bila waktunya masih tersedia mampirlah ke toko kami.”

Berjalanlah saya ke parkiran sambil membuka jendela mobil. Dinginnya suhu udara disertai angin lembut di daerah kaki Gunung Lawu itu membuat saya tergesa turun dari dari mobil. Saya ingin segera melihat keindahan di dalamnya.

Syahdan, aroma wangi langsung menyerebak masuk ke dada, memberi efek tenang di pikiran. “Ini aroma Rosemary, Pak. Dari sekian banyak tanaman atsiri, Rosemary yang beraroma paling kuat. Ini aromanya semakin kenceng kalau digoyang-goyangkan,” kata salah seorang guide.

The Garden Rumah Atsiri menyimpan berbagai koleksi tanaman aromatik

Atsiri merupakan minyak hasil penyulingan dari tanaman yang menghasilkan aroma khas. Minyak atsiri dapat ditemukan di kulit, buah, bunga, daun, getah, rimpang, akar, biji, bahkan di batang tanaman.

Berbagai jenis tanaman yang mengeluarkan aroma khas tersebut ada di Rumah Atsiri Indonesia. Terbagi dalam 5 gedung, meliputi museum, greenhouse, toko, area produksi dan lobi, seluruh bangunan itu dikembangkan menjadi objek wisata unggulan di Tawangmangu dengan tetap mempertahankan keaslian bangunan.

Saya memasuki satu persatu gedung itupun dibuat terkesima, terutama ketika memasuki greenhouse dan museum.

BERKEMBANG DI ERA JOKOWI

Tak banyak yang tahu, Indonesia ternyata punya sejarah panjang di bidang minyak wangi dan pemanfaatan tanaman atsiri untuk bahan baku parfum, essential oil, sabun, dan sejenisnya. Nama Indonesia di kancah dunia untuk sektor ini juga tak kalah wangi, saat itu, puluhan tahun lalu.

Untuk proses pembuatan wewangian ini salah satu tempat yang bersejarah adalah Rumah Atsiri Indonesia yang berada di Tawangmangu, Jawa Tengah. Sejarah Rumah Atsiri sendiri berawal dari kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Bulgaria untuk mengolah minyak atsiri dengan bahan dasar sereh wangi atau cittronella pada 1963 lalu.

Pada tahun yang sama pula secara resmi berdiri pabrik Cittronella yang merupakan keinginan presiden pertama Republik Indonesia Soekarno agar Indonesia memiliki pabrik Cittronella terbesar di ASEAN.

Namun, setelah sempat menjadi tempat penelitian tentang minyak atsiri di era Presiden Soeharto, Pabrik Cittronella mengalami pasang surut, berpindah kepemilikan beberapa kali dan sempat tutup pada tahun 2015 lalu sampai kini akhirnya bangkit kembali dan jadi salah satu objek wisata hits di kaki Gunung Lawu.

Pabrik Cittronella pun akhirnya kembali beroperasi dengan nama Rumah Atsiri Indonesia pada pada era Jokowi di 2018 lalu. Saat itu, setelah diakuisisi oleh PT Rumah Atsiri Indonesia.

Yang menarik, Rumah Atsiri Indonesia tidak mengubah struktur bangunan lama, sehingga masih terasa nuansa bangunan tahun 1960-an saat kompleks bersejarah ini kali pertama digagas Bung Karno. Hanya kini, fungsinya saja yang berubah, seperti sebelumnya kawasan bengkel kini menjadi restoran, ruangan boiler menjadi museum dan ruang destilasi sebagai toko merchandise.

Atsiri sendiri secara sederhana mengacu pada tanaman yang bisa menimbulkan wewangian seperti alang-alang, sereh, pandan wangi, kenanga, melati, mawar, dan banyak lagi, pokoknya yang bisa menghasilkan wewangian.

Harga tiket masuk Rumah Atsiri terbilang sangat terjangkau. Selain wisata, di tempat ini kita bisa belajar sejarah mengenai wewangian dan proses pengolahan atsiri dari tanaman sampai siap pakai dalam berbagai produk jadi.

Untuk masuk ke Rumah Atsiri, cukup merogoh kocek sebesar Rp 50 ribu saja. Menariknya, tiket ini sekaligus voucher sehingga dapat digunakan untuk berbelanja ke toko suvenir, makan dan minum di restoran, atau fasilitas lain dengan nominal yang sama.

Untuk tur taman aromatic, biaya masuknya senilai Rp 20 ribu per orang. Di sini, berbagai jenis tanaman atsiri yang bisa menghasilkan wewangian bisa kita temui. Beberapa tanaman bahkan familiar dan biasa kita temui namun tanpa disadari ternyata tanaman tersebut punya nilai ekonomi tinggi.

Konsep restoran dengan pemandangan terbuka

Sereh misalnya, kalau diolah, tanaman yang banyak dinilai sebagai tanaman liar yang biasa tumbuh di sembarang tempat ini ternyata bisa diolah jadi berbagai jenis keperluan wewangian dan produk herbal.

Buat yang mau belajar sejarah, ada tur museum yang biaya masuknya bisa dipotong dari voucher tiket senilai Rp 35 ribu per orang. Di area museum ini, kita bisa belajar lengkap sejarah wewangian di Tanah Air sembari berfoto ria di tempat yang sudah ditata sedemikian rupa sehingga layak diabadikan dengan lensa kamera.

Selain itu, ada juga berbagai kegiatan lainnya seperti kelas membuat parfum, mengolah atsiri dan berbagai aktivitas lainnya yang bisa dilakukan pengunjung. Kelas ini dibagi sesi sesuai hari. Tinggal sesuaikan saja kelas mana yang ingin diikuti.

Selain itu, Rumah Atsiri Indonesia dibangun guna memperkenalkan warisan industri minyak atsiri Indonesia melalui rekreasi yang mengedukasi dengan dilengkapi berbagai fasilitas yang menarik. Terdapat tiga bangunan pada Rumah Atsiri yang memiliki fungsi masing-masing seperti ruang workshop, taman koleksi tanaman atsiri, dan museum.

Desain arsitektur menambah kesan asri di Rumah Atsiri

Di tamannya, Rumah Atsiri Indonesia kini memiliki lebih dari 90 jenis tanaman atsiri dari total 400 jenis tanaman. Beberapa di antaranya adalah cengkeh, cendana, sereh wangi, sereh dapur, rosemary, akar wangi, dan tanaman mudah menguap lainnya.

Sementara itu, di museumnya, para wisatawan juga dapat mempelajari sejarah minyak atsiri di dunia dan Indonesia serta mempelajari proses pembuatan minya atsiri. Bertempat di dataran tinggi, Rumah Atsiri Indonesia benar-benar layak jadi destinasi wisata, tempatnya sejuk, pemandangannya indah dan suasananya menyenangkan.

Berita Lainnya