Headline Humaniora

Beginilah Cerita Haji Nuri Tentang Berdirinya Bamus Betawi



single-image
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan silaturahmi ke rumah Nuri Tahir

JAKARTA, INDOWORK: Ketua Majelis Tinggi Bamus Betawi Haji Nuri Thaher cerita panjang lebar tentang pendirian Bamus Betawi. Dari seratus lebih organisasi masyarakat yang berorientasi memajukan nilai-nilai budaya Betawi, organisasi tertinggi adalah Bamus Betawi.

“Saya juga punya andil dalam pendirian hingga kini sebagai Ketua Majlis Adat, lembaga tertinggi dalam organisasi,” katanya, Senin, 29 Juni 2020.

Nuri lalu bercerita bahwa Bamus Betawi berdiri tidak lepas dari sejarah perjuangan bangsa. Pada 1923 telah berdiri organisasi Perkoempoelan Kaoem Betawi. Pemoeda Kaoem Betawi ketika itu menyatukan diri dengan pemuda lainnya guna mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia sejak 28 Oktober 1928 yang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.

“Kaoem Betawi bersatu dengan Jong Java dan Sekar Roekoen dari Tanah Jawa.”

Pada 22 Juni 1982, Bamus Betawi dibentuk oleh sebelas organisasi berbasis nilai-nilai Betawi yaitu Ikatan Keluarga Jakarta Sejahtera Bersama (Ikrar), Ikatan Warga Jakarta (Iwarda), Persatuan Masyarakat Jakarta Muhammad Husni Thamrin (Permata MHT), Ikatan Keluarga Besar Anak Jakarta (IKB Anda), Ikatan Keluarga Jakarta (Ikeda), Keluarga Mahasiswa Betawi (KMB), Keluarga Pelajar Betawi (KPB), Yayasan Jakarta, Ikatan Keluarga Jakarta (Ikab), Kerukunan Masyarakat Jakarta Asli (Ketimun), dan Pemangkut Adat (Mangkudat).

Sebelumnya telah berkiprah terlebih dahulu yaitu Yayasan Muhammad Husni Thamrin dan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB).

Tokoh-tokoh Betawi yang memiliki andil kesepakatan pembentukan Bamus Betawi itu adalah Eddie Marjuki Nalapraya, Wim Salamun dan Helmy Moenandar, Irwan Syafi’ie, Zainal Abidin B, Effendi Yusuf, Rusdi Saleh, Amarullah Asbah, Husein Sani, Muhari, Salman Muchtar, Syarif Mustafa, Hasbullah Thabrani, dan Firdaus Djaelani.

DARI EFFENDI YUSUF HINGGA LULUNG

Ketua Umum Bamus Betawi yang pertama adalah Effendi Yusuf, selanjutnya HM Sanif, Eddie M. Nalapraya, Abdul Syukur, Fauzi Bowo, Nacrawi Ramli, Djan Faridz, Zainuddin Muhayar, dan kini dijabat oleh Abraham Lunggana alias Lulung.

Kiprah Bamus Betawi adalah turut serta membidani terbitnya Perda Provisi DKI Jakarta No. 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Keudayaan Betawi. Selain itu Pergub Provinsi DKI Jakarta No. 229 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi dan Pergub Provinsi DKI Jakarta No. 11 Tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi yang terdiri dari ondel-ondel, kembang kelapa (manggar), Ornamen Gigi Balang, Baju Sadariah, Kebaya Kerancang, Batik Betawi, Kerak Telor dan Bir Peletok.
Dalam pergaulan di pentas nasional, Bamus Betawi juga berperan aktif dan bekerja sama dena lembaga-lembaga adat yang ada di seluruh Tanah Air. Tentu saja Bamus Betawi berperan aktif dalam penyelenggaran kebudayaan Betawi dengan menyelenggarakan acara Lebaran Betawi setiap tahun yang digelar sejak 2008.

Dalam mempersiapkan pengembangan sumber daya manusia terbaik, Bamus Betawi mempersiapkan kader-kader terbaiknya untuk menduduki posisi di eksekutif maupun di legislatif hingga berperan di pentas nasional.

Terpilihnya masyarakat adat Bamus Betawi saat ini juga merupakan keputusan mubes yang dibuka dan ditutup oleh Gubernur DKI Jakarta H. Anies Rasjid Baswedan.

Nuri menuelaskan bahwa berdirinya Bamus Betawi juga tak lepas dari peran Tjokropanolo, pengawal pribadi Jenderal Soedirman yang kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 1977 hingga 1982. “Saat Pak Tjokro jadi gubernur Bamus Betawi berdiri.”

 

Berita Lainnya