Figur Headline

Nuri Thaher: Antara Pom Bensin, Hotel, dan Rumah Sakit



single-image
Nuri Tahir

JAKARTA, INDOWORK: Ngobrol dengan Ketua Majlis Tinggi Bamus Betawi Haji Nuri Thaher mengasyikkan. Cerita mulai dari keluarga hingga urusan bisnis diwarnai humor yang menyegarkan.

“Ketika saya netek sama Emak, saya mulai mengenal wajah Emak yang cakep banget. Itulah sebabnya rasa hormat dan sayang saya kepada Emak sebagai nomor wahid,” katanya Senin, 29 Juni 2020.

Waktu dia menikah, kemudian bilang kepada istri bahwa Emak itu nomor satu, sedangkan istri nomor dua. Istrinya saja setuju. Artinya cakep banget tuh ahlak istrinya karena memahami bahwa bakti seorang anak kepada Ibu itu memang paling utama.

Nuri lalu cerita tentang kenapa dinamakan Nuri. “Be, kenapa Enung dinamain Nuri?” Babe lalu menjelaskan bahwa Nuri dlaam bahasa Arab artinya “Cahayaku”. “Babe berharap saya menjadi cahaya bagi beliau dan keluarga,” kenangnya.

Lagi pula ketika itu lagu Burung Nuri kemudian popular.

Burung Nuri terbang tinggi

balik turun di atas dahan…

 

Nama itu memang membawa berkah. Selain bercahaya juga saya bisa ‘terbang tinggi’ dengan prestasi di dunia bisnis dan aktivitas sosial.

Sukses dan keberkahan itu nggak muncul ujug-ujug. Perjuangan dimulai sejak kecil mulai dari duduk di bangku sekolah dasar di Cawang, kemudian melanjutkan ke ST (Sekolah Teknik) di Kampung Melayu.

Ketika SMA ia sekolah di Taman Siswa Kemayoran, namun hanya kelas dua saja karena tertarik untuk masuk tentara. Maka diterimalah sebagai prajurit di TNI AU.

Namun kakeknya  bilang bahwa “kita sebagai orang Betawi, banyak duit. Ntar kalu luh jadi tentara banyak duitnye, orang-orang bakan tanya dari mane?”

Akhirnya ia keluar dari TNI AU dan melanjutkan sekolah di Taman Siswa. Setelah lulus langsung ambil kursus-kursus. Dari keterampilan yang dipeoleh di lembaga kursus inilah ia memulai bisnis.

Nuri menikah pada usia 20 tahun, relatif muda untuk ukuran sekarang, namun cukup matang ketika itu pada 1960. Istrinya dari keluarga terpandang di mata publik nasional. Gadis priangan nu geulis pisan  ini adalah kerabatnya Umar Wirahadikusumah, yang kemudian menjadi Wakil Presiden pada zaman Orde Baru mendampingi Presiden Soeharto.

Dari pernikahannya, Nuri memiliki tujuh anak.

Setelah perjalanan usia pernikahan menginjak usia tujuh tahun dan bisnis mulai berkembang, ia mulai keliling pulau Jawa.

Dalam perjalanan hidup, yang paling berkesan tentu dalam membangun bisnis. “Saya orang dagang, sehingga harus banyak mikir apa yang bisa dikembangkan.”

Ada tiga pilar bisnis yang digeluti yaitu Pom Bensin, Rumah Sakit, dan Hotel. Pom bensin yang kini berada di Jl. DI Panjaitan boleh dibilang sebagai pom bensin legendaris di Jakarta Timur.

Memulai Rumah Sakit Harapan Jayakarta juga berkesan karena tidak hanya bisnis semata, akan tetapi lebih banyak manfaat sosial bagi masyarakat. Sedangkan untuk bisnis hotel, awalnya saya punya di Palembang kemudian saya pindahkan ke Cisarua, Bogor. Hotel Arjuna dikelola secara syariah.

Sebelum sukses berbisnis, sebenarnya ia lebih banyak beraktivitas sosial di  masyarakat. Sebagaimana umumnya orang Betawi yang islami, keluarganya membangun masjid dengan menyerahkan tanah wakaf hingga kini berdiri megah masjid Al Bahri. “Awalnya hanya satu tingkat, alhamdulilah kini jadi dua tingkat.”

Selain mengamalkan ilmu igame, sebagai anak Betawi ia juga dibekali pelajaran silat oleh kakeknya. “Biar nggak kosong-kosong amat. Bukan buat bekelai, tapi buat jaga diri.”

Itulah sebabnya hingga menjelang remaja Nuri suka berolah raga, termasuk sepak bola. Rajin berolahraga, juga aktif di organisasinya hingga menjadi Pengurus KONI Jakarta Timur. Di tingkat nasional ia menjadi pengurus Gerakan Nasional Orang Tua Asuh yang dicetuskan oleh Presiden Soeharto.

Lebih dari 100 ormas, organisasi tertinggi adalah Bamus Betawi. Nuri juga punya andil dalam pendirian hingga kini sebagai Ketua Majlis Adat, Lembaga tertinggi dalam organisasi.

Selain ormas yang berbasis etnis, ia juga mendirikan Forum Ulama dan Habaib (FUHAB) Betawi dan kemudian berkembang menjadi Forum Ulama dan Habaib (FUHAB) Jakarta.

Dari organisasi ini, ayah tujuh anak itu banyak terlibat dalam aktivitas politik, terutama dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta hingga Pemilihan Presiden RI melalui proses demokrasi Pemilu.

Sejak 1997 mempersiapkan Fauzi Bowo menjadi Gubernur DKI Jakarta, hingga akhirnya terpilih para periode 2007-2012, ia punya andil. Begitu pun hingga Gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno periode 2017-2022, Nuri tampil paling depan.

“Alhamduillah, dengan segala apa yang telah saya capai hingga kini saya niatkan seluruhnya untuk ibadah. Semua di dunia ini hanya titipan hingga saya kelak menghadap Allah SWT.”

Berita Lainnya