Debat Capres Pertama, Dikira Ajian Pamungkas

INDOWORK.ID, JAKARTA: Sempat dikira sodokan maut. Tapi justru Ganjar Pranowo yang semaput.
Dia melontarkan ” isu tabu” soal HAM dan hilangnya 13 aktivis ke Prabowo Subianto.
Dia mengira Prabowo gelagapan.
Tapi justru tidak.
Sang Menhan malah bilang soal pengadilan HAM dan menemukan 13 orang yang hilang adalah tugasnya Pak Mahfud MD.
Prabowo juga menuding Ganjar sebagai tendensius karena diminta menunjukkan kuburan mereka agar keluarga bisa berziarah. Tendensius adalah bahasa paling sopan bagi seorang Prabowo yang kerap disebut emosional untuk menjawab tudingan asal bunyi alias tanpa bukti.
Walhasil, alih alih ingin merusak citra Prabowo dimata publik dengan tudingan sebagai penculik, Ganjar menemukan fakta bahwa opini kayak gini ternyata sudah basi.
Ganjar lupa bahwa sekarang ada Jokowi effect di Prabowo yang bisa menambal kekurangan apapun di pasangan nomor dua.
Hingga apa boleh buat, upaya Ganjar menabrak Prabowo akan menemui efek memukul kapas. Yang menyerap kekuatan penyerangan hingga makin kuat sementara yang menyerang kehabisan tenaga.
Fatsun selama ini dalam debat capres soal penculikan 13 orang adalah tidak menuduh Prabowo sebagai pelakunya. Karena tidak ada bukti legal kecuali desas-desus semata. Yang mungkin benar. Tapi juga mungkin salah. Setengah benar. Setengah salah. Dan seterusnya.
Namun fatsun itu diterabas Ganjar.
Jurus serang lawan ini pasti saran tim Ganjar.
Tapi nyatanya mereka gagal menemukan formula untuk meningkatkan elektabilitas pasangan nomor 3 di aneka survey yang terus turun.
Padahal, gagal totalnya kubu no 3 adalah tidak ada tagline yang menarik hati.
Nomor 1 : Anti-Jokowi. Nomor 2 : Pro-Jokowi. Nomor 3 apa? Gak jelas..
Akibatnya, Ganjar dalam aneka survey pasca debat capres kemarin malahan tidak jadi fokus pembicaraan publik.

SOSOK GENUINE

Justru yang jadi topik utama adalah the battle between Anies Baswedan and Prabowo. Publik menilai keduanya menampilkan sosok yang genuine. Yang asli menunjukkan karakter mereka.
Ini jelas lampu merah buat tim strategi Ganjar Mahfud agar tidak terperangkap dalam jebakan jenius tim no 1 dan no. 2. Yang nampaknya sepakat untuk menyingkirkan no 3 dari gelanggang opini publik.

MENANTIKAN GIBRAN

Kini publik menantikan penampilan Gibran Rakabuming Raka di debat cawapres.
Ekpektasi publik adalah Gibran bakal ngompol di celana, gelagapan dalam berargumen serta gagap dalam memberikan pernyataan. Intonasi Gibran nampaknya meniru cara bicara bapaknya akan mengingatkan publik bahwa dia cawapres katrolan dan ” anak haram konstitusi”.
Jadi dia bakal dihabisi oleh dua singa podium yang punya jam terbang orasi sampai ribuan jam. Muhaimin dan Mahfud juga kenyang dengan adu argumentasi termasuk yang paling panas sekalipun.
Kita lihat nanti apakah pakem tim no 2 bakal dipakai dalam debat cawapres nanti.
Yang menggiring debat cawapres pada pertarungan argumen antara Cak Imin dan Gibran dengan mengetepikan pak Mahfud.
Jika nomor 3 mengira membidas Gibran adalah ajian pamungkas seperti jurus Ganjar serang Prabowo, mohon maaf, pasangan nomor 3 bakal merasakan tidak enaknya memakan atau termakan lengkuas.
Jadi apabila pola ini berulang, ini menunjukkan kubu Ganjar tidak strategis dan mengandalkan pada kekuataan buzzer mereka — para eks pendukung die hard Jokowi — yang terus berisik di Twitter menghujat Jokowi.
Padahal orang desa gak suka atau gak kenal Twitter. Waktu habis ngarit di sawah, mereka buka TikTok. Sama dengan mereka yang jadi buruh pabrik atau yang dagang cilok.
Ceruk suara terbesar main TikTok sudare..
Siapa yang paling gencar kampanye di TikTok?
Nomor Dua..
Jadi yang bakal menang siapa?
Kemungkinan besar nomor dua.
Hanya satu putaran. Bukan dua..
Modyaar opo ora yen ngene pasangan nomor tiga?
*) Ditulis oleh wartawan senior Budi Setiawan

Pakta Integritas AMIN sesuai Ijtima Ulama, Inilah yang Asli

INDOWORK.ID, JAKARTA: Banyak fitnah terkait Pakta Integritas yang dtandatangani oleh Calon Presiden Anies Baswedan dan Calon Wakil Presiden Abdul Muhaimin Iskandar (AMIN) terkait Ijtima Ulama. Sejumlah media mainstream mengutip dari sumber yang tidak jelas. Isinya menyeramkan. Padahal naskah aslinya biasa aja. Inilah naskah asli bersumber dari salah satu jubir AMIN.

 

Catatan  Debat Capres Pertama, Data, Emosi, dan Kecerdasan

INDOWORK.ID, JAKARTA: Ada beberapa catatan  tentang debat Capres Pertama yang di selenggarakan KPU, 12 Desember 2023, mulai jam 19.00 hingga 22.00.

Penulis akan coba klasifikasikan performance para kandidat Presiden itu dari segi:
1. Speak by data
2. Emotional Quality
3. Smart Argue

Dari 3 poin itu, maka kita coba telaah sebagian saja dari debat capres, terutama ketika para calon saling bertanya pada calon lainnya.

1. Prabowo bertanya pada Anies
Tanya (Prabowo):
Anggaran DKI yang sekitar 80T, dan Jawa Barat yang sekitar 50T, jika di korelasikan dengan index polusi udara, mengapa DKI yang anggaran nya lebih besar, indeks polusinya lebih tinggi?

Jawab (Anies):
Di analogikan penanganan Covid, ada satu wilayah yang punya alat PCR terlihat data Covid tinggi, tapi ada wilayah yang tidak punya alat PCR, terlihat data Covid nya rendah, itu bukan karena wilayah itu bebas Covid, tapi karena tidak punya PCR.

Belum selesai Anies menjawab, Prabowo terlihat emosional menjawab, bahwa pertanyaan bukan soal Covid.

Anies tersenyum sambil katakan, biarkan saya selesaikan dulu pak, itu analogi nya, soal sebenarnya tentang polusi itu, DKI memiliki alat pendeteksi polusi udara, itu di pakai setiap hari, artinya, data yang muncul harusnya setiap hari polusi tinggi, jika polusi memang berasal dari kendaraan.

Jadi DKI akan senantiasa terpantau masalah polusi nya di banding daerah lain yang mungkin tidak ada alat Pemantau polusi.

Alat itu di pakai setiap hari, dan nyatanya, data dari alat itu fluktuatif, ada kalanya polusi tinggi, ada kalanya polusi rendah, itu ternyata bisa di konfirmasi dari angin yang bertiup berubah ubah arahnya , terkadang dari arah barat Jakarta (Banten dan Sumatera) atau sebaliknya dari Jakarta menuju ke wilayah tersebut. Logikanya jika polusi datang dari kendaraan, data polusi akan tetap sama dari hari ke hari, nyatanya tidak demikian.

Prabowo menyangkal lagi, dan berkata , susah jika menyalahkan angin, jadi apa sebaiknya di DKI tidak ada pemimpin saja? Di sini Prabowo berdebat dengan tidak etis menurut penulis, karena berupaya menghina dan bukan mendebat.

Di jawab lagi oleh Anies, inilah contoh; pemimpin yang bicara dengan data dan pemimpin yang bicara dengan intuisi

Pemimpin itu harus mengedepankan science sebagai alat penunjang kebijakan (Ucapan Anies ini mendapat sambutan gemuruh penonton), dan membuat Prabowo terdiam.

Dalam debat Prabowo vs Anies, menurut penulis, Anies unggul dalam hal data dan emosi, sekaligus smart argumentasinya.

2. Ganjar bertanya pada Prabowo
Tanya (Ganjar)
Masalah penghilangan aktivis tahun 1998, juga kasus lainnya, jika pak Prabowo jadi Presiden, apakah perlu di lakukan Penyelidikan dan Pengadilan HAM berat? Dan apakah masalah itu akan di selesaikan pak Prabowo?

Dengan agak emosi Prabowo menjawab, kenapa setiap elektabilitas Prabowo naik, soal pelanggaran HAM selalu di ungkit? Itu sangat tendensius, persoalan HAM itu sekarang di tangani oleh Cawapres paslon no.3 (Mahfud MD)

Penonton berteriak riuh menyambut jawaban Prabowo. Namun di tanggapi lagi oleh Ganjar; Pak Prabowo saya hanya tanya, apakah akan di perlukan Penyelidikan dan Pengadilan HAM? dan yang kedua apa perlu di selesaikan kasus ini?

Prabowo terdiam lagi saat Ganjar kick back jawaban Prabowo yang terkesan emosional.

Dalam debat Ganjar vs Prabowo, terlihat Ganjar lebih tenang dan Prabowo lebih emosional, terlihat juga Ganjar lebih cerdas dalam merespon jawaban Prabowo.

3. Anies bertanya pada Ganjar


Tanya(Anies):
Apa yang menjadi prioritas Pak Ganjar jika jadi presiden tentang masalah penegakan hukum, terkait kasus Kanjuruhan dan kasus KM50? Meski secara legalitas telah ada keputusan nya, namun belum memenuhi rasa keadilan masyarakat, apa tanggapan pak Ganjar?

Jawab(Ganjar):
Penegakan hukum yang sudah lama, sering kali dianggap selesai meski belum memuaskan para pihak, untuk itu terkait dua kasus itu, jawabnya bisa di buka kembali, dengan melakukan investigasi yang lebih lanjut dan ditujukan untuk mencari kebenaran

Dijawab Anies, baik terima kasih. Namun itu perlu hal yang lebih konfrehensif lagi dalam penyelesaiannya yaitu dengan Penyelidikan dan penyidikan yang lebih netral dan menjunjung tinggi supremasi hukum karena negara ini adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan, sehingga penyelesaian kasus itu secara legalitas akan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat.

Dalam debat ini, baik Ganjar maupun Anies terlihat sepakat dalam isu Kanjuruhan maupun KM50, jadi argumen dan data nya bisa dikatakan seimbang.

4. Anies bertanya pada Prabowo


Tanya (Anies):

Apa perasaan pak Prabowo, saat MKMK memutus keputusan MK no.90 itu pelanggaran berat etika? Pak Prabowo masih punya beberapa hari saat itu untuk merubah penentuan Cawapres bapak sebelum pendaftaran ke KPU, tapi mengapa keputusan bapak mengambil langkah keputusan MK yang telah di vonis cacat etika oleh MKMK?

Jawab Prabowo:
Mas Anies…mas Anies, itu kan hukum sudah di tegakkan, sudah ada keputusan MKMK yang memvonis, untuk apa lagi mempertimbangkan hal lain? Come on mas Anies,kita bukan anak kecil lagi. Biarkan rakyat yang memilih, jika rakyat tidak memilih Prabowo Gibran, ya tidak apa apa.

Di tanggapi Anies, itulah pak, jika di institusi tertinggi masih ada keputusan keputusan yang tidak memenuhi etika, namun berlindung di balik keputusan hukum , akan menjadi preseden bagi seluruh rakyat, karena pemimpin itu pèrlu mencontohkan.

Prabowo terdiam lagi, namun terlihat gestur Prabowo agak marah.
Dalam hal ini, emosi Prabowo terlihat tidak stabil, jawaban nya cenderung bluffing tidak sesuai dengan substansi yang di tanyakan.

5. Pertanyaan Ganjar pada Anies
Tanya (Ganjar):
Mas Anies, saya ingin dengar statement mas Anies yang clear tentang IKN, apakah anda menolaknya?

Jawab Anies
Jika kita melihat Jakarta penuh masalah, banjir, macet dan polusi, kita sebagai pemimpin justru jangan meninggalkan nya, justru tugas kita mencari solusi untuk mengatasinya. Gemuruh penonton meyambut ucapan Anies, lalu di tambahkan Anies, kita jangan seperti pemerintah kolonial Belanda, ketika menjadikan Kota Tua Jakarta sebagai pusat kota, lalu terendam banjir, tiba tiba mengambil keputusan pindah ke Monas tanpa solusi yang komprehensif.

Di sini, terlihat argumen cerdas Anies dalam menjawab pertanyaan Ganjar yang membuat Ganjar terdiam.

Di sanggah lagi, oleh Ganjar, IKN itu sudah jadi cita-cita founding father kita (Sukarno) dan telah dilaksanakan pembangunan dengan biaya yang tidak sedikit.

Di jawab lagi oleh Anies, inilah contoh saat satu kebijakan tidak dilakukan sosialisasi dulu kepada masyarakat, namun langsung diputuskan, sehingga menyebabkan perdebatan di akhir, bukan di awal, jika kami jadi Presiden, akan kami pastikan kajian mendalam sebelum mengambil keputusan.
Di sini, penulis tanpa tendensi mendukung siapapun, melihat memang Anies yang sangat cerdas menyampaikan gagasan nya.

6. Pertanyaan Panelis pada Anies soal demokrasi dan kepartaian di Indonesia

Jawab (Anies):
Indonesia saat ini masalah demokrasi bukan hanya masalah partai, namun lebih luas dari itu. ,Saat ini kebebasan bicara, beroposisi seolah menjadi musuh, mengkritik langsung di sebut oposan, bahkan beberapa di antaranya ada yang menjadi kasus hukum, dengan penerapan pasal karet ITE.

Saat ini oposisi saja mengalami banyak hambatan dan kesulitan dimana mana, itu yang harus di benahi dalam demokrasi kita, agar index demokrasi Indonesia kembali naik.

Di sanggah Prabowo:
Mas Anies, mas Anies, anda itu berlebihan, jika oposisi di tekan oleh Jokowi, kalau Jokowi itu otoriter, anda tidak mungkin jadi Gubernur DKI, anda ingat, saya yang membawa anda jadi Gubernur! Riuh rendah suara pendukung Prabowo menyambut kata kata Prabowo, bahkan terlihat Gibran Rakabuming Raka berdiri sambil mengacung ngacungkan tangan nya.

Di jawab lagi oleh Anies,
Ya pak Prabowo waktu itu adalah masa yang berat sebagai oposisi, bahkan pak Prabowo pun tidak kuat jadi oposisi saat itu, bahkan pak Prabowo bilang, di mata Najwa, 20tahun sebagai pengusaha tertekan, ini bukan sekedar masalah bisnis atau usaha pak Prabowo, ini lebih dari sekedar hal itu.

Prabowo kembali terdiam (Jleb bahasa anak milenial nya)
Dalam hal ini, Anies sangat tajam merespon kata kata Prabowo yang sempat menggoyahkan Anies namun menurut penulis, dengan Smart bisa di balik kan, hingga Prabowo dan pendukungnya terdiam.

Demikian ulasan debat Capres 2024 yang di selenggarakan 12 Desember 2023, dari acara penutupan nya terlihat gestur Anies dan Ganjar bersalaman dan berpelukan, namun Prabowo hanya bersalaman dengan Anies tanpa bicara. Sedangkan Prabowo dan Ganjar terlihat berpelukan, sebagai catatan penulis; bahasa Prabowo pada Ganjar lebih terlihat soft di banding ketika bicara dengan Anies, hal ini memunculkan spekulasi penulis, bahwa kubu Prabowo paling mewaspadai kubu Anies.

Terlihat Prabowo dalam closing statement terlihat seolah masih menaruh emosi dengan mengatakan, kita pilih pemimpin bukan yang pandai retorika saja, namun yang mau bekerja. Dari 3 kandidat itu yang menyebut nyebut nama Jokowi berulang ulang, hanya Prabowo Subianto.

Penulis berkeyakinan bahwa, di antara 3 kandidat presiden Indonesia 2024, Anies Rasyid Baswedan lah yang paling memenuhi 3 kriteria di atas, itu pandangan obyektif penulis pada debat Capres kali ini.

*) Ditulis oleh SRZ

Prajogo Pangestu Menyihir Pasar Modal Indonesia

INDOWORK.ID, JAKARTA: Semua mata, semua perhatian – bahkan mungkin – semua dana terfokus, terpusat, tertumpu pada lima perusahaan di bawah kendalinya. Hampir 16% kapitaslisasi pasar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia – kini sekitar Rp11.506 triliun – berada di bawah kendali Prajogo Pengestu (PP).

Nilai kapitalisasi lima emiten di bawah kendali PP mendekati Rp1.800 triliun. Kalau jumlah itu dikeluarkan, balon BEI bisa oleng bagai pesawat terbang di hampa udara.

Kita lihat contoh angka angka fantastis ini. CUAN yang listing belum setahun harga sahamnya sudah naik lebih dari 49 x lipat. Menggunakan indikator primitif, PER nya 520 x, PBV 74 x. Lalu yang paling anyar, BREN yang baru masuk bursa 2 bulan lalu, kini menyodok menjadi saham dengan kapitalisasi terbesar di BEI. Menyalip BBCA yang memegang mahkota itu belasan tahun.

Selama dua bulan harga saham BREN sudah naik hampir 11 x lipat. Indikator primitif PER tercatat 617 x dan PBV 271 x

Tiga perusahaan paling gede di bawah pengendalian PP kini bercokol dalam deretan 10 emiten, dengan kapitalisasi paling besar di BEI: BREN, TPIA dan BRPT.

ORANG TERKAYA

PP dengan pasti melangkah menjadi orang terkaya Indonesia. Bersama dia, alhamdulillah, ribuan pemegang saham yang beruntung memiliki saham saham perusahaan PP ikut terangkat ke tingkat lebih tinggi secara materi.

Hanya satu kata: luar biasa.
Sebagai penganut aliran fundamental yang setia, saya minggir menjadi penonton. Makanan dengan gizi yang terlalu tinggi, tak cocok bagi pencernaan saya.

Selamat berpesta. Dari jauh saya ikut bergembira!

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Penunjukkan langsung Gubernur DK Jakarta oleh Presiden Langgar UUD 45

INDOWORK.ID, JAKARTA: Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Jakarta Dailami Firdaus  menegaskan penunjukkan langsung Gubernur DKI oleh Presiden tidak tepat dan bertentangan dengan UUD 45.

Dailami mengatakan bahwa penunjukkan tersebut merupakan kemunduran demokrasi dan menghilangkan keistimewaan Jakarta. Ia menanggapi telah disetujuinya draf RUU DKJ menjadi RUU usulan DPR dalam rapat paripurna, Selasa (5/12/2023).

Aturan yang mengatur penunjukkan langsung tersebut terdapat pada Pasal 10 Bab IV ayat 2. Isinya jabatan gubernur dan wakil gubernur ditetapkan oleh Presiden RI. Dengan kata lain, Pilkada di Jakarta dihilangkan.

Ia melihat RUU tersebut tidak mengakomodasi aspirasi masyarakat Jakarta. “Sehingga akan mengakibatkan kemunduran demokrasi dan mengesampingkan hak memilih masyarakat Jakarta,” tutur Prof. Dailami kepada pers di Jakarta, Rabu 6/12.

HILANGKAH KEISTIMEWAAN

Balai Kota Jakarta

Dailami yang pada Pemilu 2024 ini maju kembali menjadi calon anggota DPD DKI, dengan nomor urut 6, menegaskan bahwa aturan tersebut menghilangkan keistimewaan Jakarta. Karena didalam proses pemilihan kepala daerah, Jakarta memiliki kekhususan yaitu harus 50% plus 1.

“Menurut saya ini adalah suatu hal yang sangat tidak tepat. Karena dengan demikian kekuasaan penuh akan kembali tersentral,” tambahnya.

Ia menegaskan draf tesrebut bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 18 ayat 4. Di mana dalam pasal tersebut diatur gubernur, bupati, walikot dipilih secara demokratis.

“Apabila draf ini disepakati maka legitimasi gubernur dan wakil gubernur yang ditunjuk akan lemah. Dikarenakan masyarakat Indonesia, bukan hanya Jakarta, sudah terbiasa dengan sistem pemilihan langsung,” tambahnya lagi.

CONTOH DEMOKRASI

Menurut Bang Dai, -sapaan akrab Prof. Dailami- selama ini dengan masyarakat yang majemuk dan beraneka ragam, Jakarta jelas menjadi contoh kota demokrasi melalui sistem pemilihan umum kepala daerah (Pilkada ).

Bang Dai pun mempertanyakan, apakah ada jaminan bahwasannya dengan penunjukan langsung maka Kepala Daerah akan lebih berintegritas daripada Pilkada langsung atau sama saja?

“Maka sekali lagi saya tegaskan dengan penunjukan langsung oleh presiden maka ini bentuk kemunduran dari demokrasi dan justru menghilangkan kekhususan Jakarta itu sendiri,” yakinnya.

HUKUM ADAT

Pintu Gerbang Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Keheran lain Prof Dailami adalah dalam Draft Rancangan Undang Undang Daerah Khusus Jakarta usulan DPR itu tidak ada klausul mengenai Lembaga Adat sebagaimana yang diamanahkan oleh UUD 1945 Pasal 18B ayat 2 yaitu ” Negara mengakui dan menghormati kesatuan kesatuan masyarakat hukum adat serta hak hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang undang.”

Artinya Draft Rancangan Undang Undang Daerah Khusus Jakarta sangat terlihat tidak mengakomodir aspirasi dari masyarakat Jakarta itu sendiri sehingga akan mengakibatkan kemunduran demokrasi dan mengesampingkan hak memilih masyarakat Jakarta.

Sebagai Anggota DPD RI dan Putra Daerah, ia meminta agar teman-teman di Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah tetap memasukan poin Pemilihan Langsung Kepala Daerah dan juga Mengakomodir serta mengakui keberadaan Lembaga Adat Masyarakat Betawi secara utuh dan penuh. “Sesuai dengan undang undang dan peraturan yang berlaku,” ujarnya.

 

Minyak itu Geopolitik, Bro. Mari kita saksikan!

INDOWORK.ID, JAKARTA: Saya tidak yakin upaya OPEC + mengurangi produksi hingga 2,2 juta barrels per hari hingga kuartal pertama 2024, akan mampu mempertahankan harga minyak mentah tetap tinggi. Saya malah memperkirakan harga minyak (saya menggunakan WTI) 2024 akan jatuh di bawah USD 70 per barrel.

Pertama, kesepakatan itu – yang digerakkan dengan amat semangat oleh Saudi Arabia (SA) – baru akan berhasil bila didukung penuh oleh Rusia dan Uni Emirat Arab.

Kedua, China sebagai konsumen dan importir terbesar minyak bumi sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, transisi ke arah green energy akan melaju makin kencang, tahun depan

Keempat,  (ini yang lebih penting). Pengurangan produksi OPEC + akan diisi sekuat tenaga oleh Amerika Serikat (AS). Pangsa pasar AS naik. Pangsa pasar SA dan sebagian besar kartel OPEC + akan turun. Saya memperkirakan akan ada “balas dendam” dalam waktu tidak terlalu lama. Terutama dari SA dan Rusia. Mereka akan pompa minyaknya sebesar-besarnya dan banting harga, untuk merebut kembali pangsa pasar.

Minyak itu geopolitik bro. Mari kita saksikan!

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Sertifikasi Kompetensi Pekerja Sektor Keuangan, Antara Kualitas dan Integritas

INDOOWORK.ID, JAKARTA: Seorang teman memposting judul berita. “OJK BIKIN ATURAN BARU, PEKERJA SEKTOR KEUANGAN WAJIB BERSERTIFIKAT KOMPETENSI”. Kutipan dari Detik Finance 13 September 2023 pukul 11;55. Saya tak tertarik untuk membaca berita seutuhnya. Judulnya sudah sangat jelas dan konkret.

Mohon izin. Beropini sejatinya tak butuh izin. Mohon maaf saja, karena celoteh saya (sebagian) tidak menyenangkan sebagian orang. Saya memang tidak pernah berpretensi mau menyenangkan siapa pun. Tapi insyaa Allah celoteh saya argumentatif, reasonable, objektif dan berdasar fakta.

FILTER INTEGRITAS

Peran sentral OJK, menurut saya, adalah filter integritas. Bukan filter kualitas! Tugas utama wasit adalah memastikan aturan main ditegakkan, bukan menilai kualitas pemain!

Pertama, legitimasi kompetensi seorang profesional ditentukan oleh pemakai jasa. Users. End users. Bukan Otoritas. Legitimasi seorang analis, ditentukan oleh ketelitian memilah data, keakuratan analisis dan ketepatan penerawangannya. Bukan oleh Otoritas. Kualitas seorang manajer dana ditentukan oleh kinerja portfolionya. Bukan oleh Otoritas.

Kedua, seorang analis yang tidak kompeten tapi lurus, hanya merugikan dirinya sendiri, atau paling banter organisasi tempat dia bekerja, kalau organisasi itu tidak melakukan perbaikan. Dia tidak berbahaya bagi masyarakat keuangan. tidak berbahaya bagi pasar. Tapi seorang analis yang pintar tapi culas dan berkarakter rendah, akan mengorbankan banyak orang, merusak pasar, menghancurkan kepercayaan.

Kalau kita masih sepakat bahwa industri keuangan bertumpu pada kepercayaan, maka tugas utama Otoritas adalah memilih mana pelaku yang bisa dipercaya, mana yang tidak bisa dipercaya. Dan menjadi filter agar manusia manusia yang tidak bisa dipercaya itu, tidak masuk ke pasar. Atau keluar dari pasar. Seorang pemain sepak bola yang pintar dan jenius tapi punya kebiasaan menendang dengkul secara sengaja, mendorong pemain lawan dengan tangan atau pelanggaran lain yang membahayakan, harus dikeluarkan dari lapangan. Kalau wasit berlaku benar.

INVESTOR NAKAL

Di pasar modal, kita menyaksikan dengan sangat terang investor yang nakal. Membujuk merayu menyebar rumor dan kabar bohong untuk keuntungan diri sendiri. Emiten yang nakal. Menyulap laporan keuangan, bluffing, membuat pernyataan yang berlebih lebihan, sampai melakukan transfer pricing. Bandar yang melakukan transaksi semu memanipulasi harga memanipulasi pasar. Manajer investasi yang menjanjikan keuntungan pasti, membuat produk produk palsu. Daftar ini bisa kita bikin panjang.

Kenapa tangan Otoritas tidak hadir di situ? Mereka mengurus sesuatu yang sejatinya tak perlu mereka urus. Karena memang bukan urusan mereka.

Salah satu contoh, yang sering saya tulis dalam celoteh, adalah pengaturan komposisi portfolio reksadana. Satu saham anggota portfolio reksadana saham tidak boleh melebihi 10% dari NAB. Kita sederhanakan contoh berikut: Saya manajer investasi, mengelola dana Rp1 trilun. Saya tanamkan dana saya dalam sembilan saham masing masing 10% dan kas 10%.

Lalu saham A naik dan saham B turun. Akibatnya saham A melebihi 10%. Saya harus menjual saham A dan membeli saham B atau anggota portfolio baru untuk memenuhi aturan. Kalau saya simpan dalam bentuk kas, kas saya akan melebih 10% – melebih batas waktu tertentu – juga akan terjadi pelanggaran.

Tentu Anda bisa jadi kusir untuk mendebat saya: tambah dong anggota portfolio. menjadi 20 atau 30 atau 100 dst. Tapi itu doesn’t make sense. Tidak nalar! Hampir seabad lalu, teori diversifikasi menyatakan bahwa menambah anggota potfolio mungkin mengurangi risiko, tapi dipastikan juga mengurangi ekspekstasi keuntungan. Adagium ini bisa kita buktikan secara logis, matematis, empiris.

Bukankah yang lebih penting berfungsinya pengawasan untuk memastikan manajer investasi memenuhi kewajibannya? Antara lain, menetapkan strategi investasi yang jelas dalam prospektus, mengelola dana dengan jujur dan sungguh sungguh, memberikan laporan yang benar kepada pemilik unit.

Pertanyaan yang tak kalah penting adalah; Apakah Otoritas memang lebih pintar dari para manajer dana itu dalam asset selection dan asset allocation?

Penyakit klasik birokrasi, dari dulu nggak pernah sembuh. Ketika mekanisme pasar bisa menyelesaikan persoalan dengan optimal dan tidak membutuhkan intervensi, Otoritas hadir dengan pongah melakukan intervensi.

Ketika mekanisme pasar berhadapan dengan eksternalitas, berujung ketidakadilan, butuh intervensi Otoritas demi keadilan, intervensi itu tak kunjung hadir.

Mohon maaf!

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, wartawan khusus Indowork.id

Kritik Terbuka untuk OJK, Saham dan Waran HAJJ

INDOWORK.ID, JAKARTA: Sejak beberapa bulan lalu, saya melirik, berceloteh, membeli dan memasukkan ke dalam anggota potrfolio saya, saham dan waran HAJJ. Sahamnya sih cuma seukuran pion kurus. Tapi warannya lumayan banyak (dalam terminologi saya, ribuan lot itu banyak).

Bagi saya, saham itu hanya punya dikotomi papan. Papan prospek dan papan tidak prospek. Tak soal BEI menempatkannya di utama, kedua, ketiga, ke sebelas atau papan pengembangan atau akselerasi.

Nah saya melihat HAJJ – dari Papan Akselerasi – punya prospek, kalau dikelola secara benar. Hasrat masyarakat untuk beribadah ke tanah suci bagai bendungan pecah setelah berakhirnya periode lock-down jaman covid. Dan Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Saya tidak tahu apa ada negara lain yang harus menunggu belasan tahun untuk dapat jatah menunaikan ibadah haji.

KRITIK TERBUKA

Jemaah Haji di Masjidil Haram

 

Ada motif tambahan – yang tidak saya tuliskan – yang mendorong saya memasukkan HAJJ dalam portfolio. Peluang bisnis HAJJ terbuka dari niat baik. Mengeksploitasi niat suci: ibadah. Selain itu, HAJJ, konon dikelola oleh orang orang lulusan Mesir. Jadi tak perlu berpikir panjang tentang integritas pengendali, dan manajemen serta tata kelola perusahaan.

Pikiran itu nampaknya harus dikaji ulang.

Pada 3 Oktober 2003, HAJJ melayangkan surat ke OJK memberitahu bahwa terhadap Laporan Keuangan Interim Q3-2023 akan dilakukan penelaahan secara terbatas. Itu artinya, laporan interim Q3 yang – bila tidak diaudit – harus disampaikan paling lambat 31 Oktober, karena telaah terbatas bisa diperpanjang paling lambat 30 November

Celoteh ini saya ketik pada 1 Desember 2023 pagi, setelah mengunjungi laman BEI untuk memastikan bahwa LK Interim HAJJ belum masuk dan belum dipublikasikan.

Seperti ribuan kali saya tulis, bagi saya integritas seribu kali lebih berharga daripada cuan. Saya ingin bertanya: “Haruskah kita tetap memfasilitasi orang-orang dan institusi yang tidak bisa dipercaya?”

Tidakkah “bisa dipercaya” seyogianya menjadi pondasi tempat bisnis HAJJ ditegakkan dan bendera tata-kelola yang dikibarkan?

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Warisan Charles Munger, Tangan Kanan Warren Buffett

INDOWORK.ID, JAKARTA: Tangan kanan Warren Buffett itu, Charles Munger, meninggal Selasa, 28 November 2023, pada usia 99 tahun. Di bawah pimpinan Buffettt dan Munger, Berkshire Hathaway mencatat pertumbuhan kekayaan rata-rata rata 20,1% per tahun selama 56 tahun, 1965 – 2021.

Munger adalah investor jenius, yang telah membuktikan mampu memupuk kekayaan, sebelum bergabung dengan Buffett.

Saya punya satu quote favorit dari Charles Munger. “I think life is a whole series of opportunity costs. You know, you got to marry the best person who is convenient to find who will have you. Investment is much the same sort of a process.”

Dalam dukanya, Warren Buffett menyatakan: “Berkshire Hathaway could not have beenbuilt to its present status without Charlie’s inspiration, wisdom and participation.”

Charles Thomas Munger adalah seorang pengusaha, investor, dan dermawan Amerika. Dia adalah wakil ketua Berkshire Hathaway, konglomerat yang dikendalikan oleh Warren Buffett; Buffett menggambarkan Munger sebagai mitra terdekat dan tangan kanannya.
Pria kelahiran 1 Januari 1924, di Omaha, Nebraska, AS, ini memiliki enam anak hasil pernikahannya dengan Nancy Barry dan Nancy Huggins. Ia sekolah hukum di Harvard, Institut Teknologi California, dan Universitas Michigan. Orang tuanya bernama Alfred C. Munger dan Florence Munger.

RIP guru!

*) Ditulis oleh Hasann Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id