INDOWORK.ID, JAKARTA: Sejak beberapa bulan lalu, saya melirik, berceloteh, membeli dan memasukkan ke dalam anggota potrfolio saya, saham dan waran HAJJ. Sahamnya sih cuma seukuran pion kurus. Tapi warannya lumayan banyak (dalam terminologi saya, ribuan lot itu banyak).
Bagi saya, saham itu hanya punya dikotomi papan. Papan prospek dan papan tidak prospek. Tak soal BEI menempatkannya di utama, kedua, ketiga, ke sebelas atau papan pengembangan atau akselerasi.
Nah saya melihat HAJJ – dari Papan Akselerasi – punya prospek, kalau dikelola secara benar. Hasrat masyarakat untuk beribadah ke tanah suci bagai bendungan pecah setelah berakhirnya periode lock-down jaman covid. Dan Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Saya tidak tahu apa ada negara lain yang harus menunggu belasan tahun untuk dapat jatah menunaikan ibadah haji.
KRITIK TERBUKA
Ada motif tambahan – yang tidak saya tuliskan – yang mendorong saya memasukkan HAJJ dalam portfolio. Peluang bisnis HAJJ terbuka dari niat baik. Mengeksploitasi niat suci: ibadah. Selain itu, HAJJ, konon dikelola oleh orang orang lulusan Mesir. Jadi tak perlu berpikir panjang tentang integritas pengendali, dan manajemen serta tata kelola perusahaan.
Pikiran itu nampaknya harus dikaji ulang.
Pada 3 Oktober 2003, HAJJ melayangkan surat ke OJK memberitahu bahwa terhadap Laporan Keuangan Interim Q3-2023 akan dilakukan penelaahan secara terbatas. Itu artinya, laporan interim Q3 yang – bila tidak diaudit – harus disampaikan paling lambat 31 Oktober, karena telaah terbatas bisa diperpanjang paling lambat 30 November
Celoteh ini saya ketik pada 1 Desember 2023 pagi, setelah mengunjungi laman BEI untuk memastikan bahwa LK Interim HAJJ belum masuk dan belum dipublikasikan.
Seperti ribuan kali saya tulis, bagi saya integritas seribu kali lebih berharga daripada cuan. Saya ingin bertanya: “Haruskah kita tetap memfasilitasi orang-orang dan institusi yang tidak bisa dipercaya?”
Tidakkah “bisa dipercaya” seyogianya menjadi pondasi tempat bisnis HAJJ ditegakkan dan bendera tata-kelola yang dikibarkan?
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id
A-Life, Jasa Marga Sosialisasikan Program Alih Profesi bagi Karyawan