Bisnis

Subsidi Perumahan Bertambah Menjadi Rp13, 73 Triliun di 2024



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Pemerintah terus menggelontorkan bantuan subsidi rumah melalui dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Salah satu yang mengelola dana tersebut adalah Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera).

Adi Setianto

Komisioner BP Tapera, Adi Setianto menuturkan, pemerintah dalam rencana kerja tahun anggaran 2024 mengalokasikan dana bantuan pembiayaan perumahan FLPP senilai Rp 13,73 triliun yang diproyeksikan hanya mampu menyuplai sebanyak 166.000 unit. “Namun sesuai arahan pemerintah, target tahun depan ini berpotensi menuju ke 220.000 unit, ujarnya.

Untuk menggencarkan rumah yang dibangun, BP Tapera menggandeng 21 asosiasi pengembang perumahan dalam penandatanganan perjanjian kerja sama tentang rumah yang layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Kami akan memberikan potensi data demand MBR yang berminat memanfaatkan pembiayaan perumahan, sosialisasi dan pendampingan serta pembinaan kepada asosiasi pengembang sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi atas rumah yang dibangun oleh para pengembang,” ujar dia.

Selain itu, Adi menyebutkan BP Tapera sudah menyeleksi bank penyalur. Sesuai aturan main, bank yang belum menyalurkan di atas 100 unit tidak bisa bekerja sama tahun ini. “Dan tahun depan jika kami temukan masih terdapat rumah yang belum siap huni saat akad, maka kami akan mengeluarkan sanksi bagi bank dan pengembang,” ungkap dia.

Sepanjang 2023, BP Tapera menyalurkan dana FLPP untuk 229.000 unit rumah melalui 40 bank penyalur. Perinciannya, dari 229.000 unit yang telah tersalurkan, sebanyak 228.914 unit di antaranya merupakan rumah tapak senilai Rp 26,31 triliun dan 86 unit rumah susun senilai Rp 11,94 miliar.

Adapun 10 bank penyalur tertinggi dalam penyaluran dana FLPP sepanjang tahun ini adalah BTN, dengan pembiayaan untuk 126.269 unit. Dikuti, BTN Syariah sebanyak 35.205 unit, dan BRI sebanyak 22.076 unit.

Posisi keempat BNI sebanyak 14.193 unit, kemudian Bank BJB sebanyak 7.744 unit, BSI sebanyak 4.360 unit, Bank Mandiri sebanyak 3.343 unit, BJB Syariah sebanyak 2.566 unit, Bank Sumselbabel sebanyak 1.910 unit serta Bank Sumselbabel Syariah sebanyak 1.230 unit.

Berita Lainnya