INDOWORK.ID, PALU: Fenomena GOTO, dalam pencernaan saya, merupakan bukti empiris konkrit tentang betapa irasionalnya bursa saham. Betapa ilogikalnya investor.
Menjelang IPO, saat saya mengkritik tajam GOTO berulang ulang, para venture capitalists dan konglomerasi berlomba-lomba mendapatkan saham GOTO. Sebagian menyetor langsung dalam bentuk saham, sebagian dalam format MCB (termasuk Telkomsel). Ada nama nama besar seperti SVF GT Subco dan Taobao. Saya tak menemukan nama ADIA dan INA dalam daftar pemegang saham GOTO versi RTI.
Para pemodal itu menyetor dengan harga yang berbeda-beda. Saya tak punya data tentang itu. Tapi perkiraan saya mereka menyetor – terutama anchor investors menjelang IPO – rata-rata menyetor di atas Rp200 per saham. Yang membeli dari IPO kita tahu, menyetor harga Rp338 per saham.
Saat itu, rugi GOTO puluhan triliun. Punya prediksi – di prospektus – akan tetap menderita rugi belasan triliun beberapa tahun ke depan. Tidak yakin mampu mencetak laba. Harus melakukan private placement atau right issue berkala untuk menjaga bahan bakar (baca: cash flows) tetap tersedia agar roda operasi tidak mogok. Berlomba lomba bakar duit. Mengejar pertumbuhan GTV dengan mengorbankan rentabilitas.
Kini setelah GOTO melakukan reorientasi bisnis, melakukan redifinisi terhadap core business-nya, melakukan restrukturisasi (saya menyebut divestasi Toped sebagai amputasi untuk memperbaiki arus kas dan memperpanjang nafas), melakukan efisiensi, mulai berusaha menggapai laba, harga sahamnya terus melorot. ATL (all time low) demi ATL mengantar harga sahamnya di garis demarkasi. Gocap!
Kenaikan pendapatan 22%, penurunan rugi 76%, cashflows yang longgar dan ebitda yang mulai positif, sama sekali tak memiliki makna dalam menerawang prospek usaha. Dalam keputusan investasi. Dalam mekanisme tawar menawar saham.
Antara cuan dan tetap memelihara akal sehat, aku memilih yang belakangan.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id
Leave a reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *