Kisah Inspiratif Bang Latif, Betawi Muda Jual Kambing, Sapi, dan Kerbau

INDOWORK.ID, JAKARTA: Anak muda Betawi ini berani berinvestasi dengan modal besar untuk pemeliharaan kambing sapi, dan kerbau. Maklum, bisnis peternakan merupakan salah satu usaha dengan omzet sekaligus modal yang tinggi. Hal ini karena harga bibit, kandang, dan perawatannya cukup mahal.

Anak muda itu adalah Latif Abdul Latif, pemilik Kandang Sapi Betawi Muda di Jakarta Selatan. Momentum Idul Adha yang jatuh pada 10 Juli 2022 membuat Latif makin sibuk. Maklum selain persoalan penjualan, saat ini tengah marak berita tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Dua pekan jelang Idul Adha merupakan masa-masa krusial bagi peternak untuk menambah stok hewan ternak di kandangnya. Permintaan biasanya tinggi, karena waktu Hari Raya Qurban semakin dekat. Panitia hewan kurban di mesjid-mesjid semakin sibuk mencari hewan kurban baik kambing maupun sapi ke segala penjuru.

TETAP TINGGI

Kandang sapi bersih

Meski saat ini PMK melanda hewan ternak, permintaan hewan kurban terutama kambing dan sapi untuk Hari Raya Idul Adha diyakini masih tinggi.

Ia meminta pemerintah terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak panik terhadap penyakit PMK saat ini.

“Kementerian Pertanian RI kan sudah menyampaikan bahwa PMK tidak berbahaya dan tidak menakutkan sama sekali,” kata alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) di Petukangan Utara, saat menerima kedatangan Forum Jurnalis Betawi (FJB), baru-baru ini.

Pria yang aktif di beberapa ormas Kebetawian seperti Permata MHT Jakarta Barat dan Asosiasi Pengusaha Betawi (Apebe) mengungkapkan bahwa seluruh hewan ternak yang dijualnya punya surat kesehatan dari dinas terkait Provinsi DKI Jakarta.  Seperti surat kesehatan sapi, supaya konsumen merasa aman dan nyaman karena hewan yang dibelinya bebas dari penyakit, seperti PMK.

“Kami menyediakan suratnya, karena konsumen cemas. Tapi di sini semua sapi sudah mengantongi surat kesehatan dari dinas terkait,” tegas pria yang biasa disapa Bang Latif ini ramah.

SAPI LIMOSIN

Abdul Latif menyerahkan cindera mata kepada Ahmad Buchori

Kepada jajaran pengurus Forum Jurnalis Betawi, Bang Latif yang juga PNS di Kemenpora RI ini mengaku memulai usaha ternak ini bersama abangnya pada 2016. Kini jumlah hewan ternak potongnya sekitar 200 ekor terdiri atas kambing, sapi, dan kerbau. Tapi sesuai namanya, Kandang Sapi Betawi Muda memang lebih banyak menjual sapi limosin dengan berat di atas 280 kg hingga 1 ton (1.000 kg).

Kandang Sapi Betawi Muda dibangun di tanah milik sendiri di tengah kota Jakarta. Kandangnya berada di ujung sebuah jalan buntu dalam kawasan perumahan di Petukangan Utara.

Menariknya, meski di tengah kota, kandangnya yang asri dikelilingi pohon bambu, bersih, dan tidak bau menyengat seperti kandang sapi pada umumnya.

Kuncinya pada tata kelola kebersihan kandang hingga kebersihan hewan. Semua ternak kami mandikan dua kali sehari. “Pakannya harus berkualitas termasuk suplemen dan vitamin,” ungkap Bang Latif membuka bumbu rahasianya.

MENJUAL KERBAU

Pengurus Forum Jurnalis Betawi silaturahmi ke kandang Betawi Muda

Menariknya lagi, Kandang Sapi Betawi Muda masih menjual kerbau, yang jarang dijual pedagang hewan potong di Jakarta ini.

Soal kerbau ini, Abdul Latif punya alasan tersendiri sebagai anak Betawi asli. Sebab beberapa kampung Betawi seperti di Kebun Jeruk, Jakarta Barat, banyak yang memilih kerbau untuk hewan kurban atau dikonsumsi saat Lebaran.

Salah satu tradisi masyarakat Betawi adalah masak semur daging kerbau untuk hari raya. “Jadi saya menyediakan kerbau supaya tradisi ini tetap lestari di Jakarta,” jelas Bang Latif tersenyum.

Soal pakan ternak seperti rumput, Latif mengaku tidak kesulitan mendapatkan rumput segar untuk  ternaknya. Saat ini, karena masih musim hujan, rumput segar mudah didapatkan di sekitar kandangnya, seperti di Kebun Jeruk dan sekitarnya. Tapi bila agak sulit, Bang Latif dan anak buahnya mesti mencari rumput hingga ke Bintaro atau Serpong, Tangerang.

Mengenang Warung Pojok, Menikmati Singkong di Filosofi Kopi Tanpa Mafia Pangan

INDOWORK.ID, JAKARTA: Gegara faktor subjektivitas, pertemuan ke sekian kali selalu di Kafe Filosofi. Lokasi warung kopi ini menempati pojok Pos Bloc – gedung tua bekas Kantor Pos, Jl. Pos, Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Ikhtiar menggeser tempat kumpul-kumpul ke lokasi lain yaitu gedung legendaris Antara, Jl. Antara, masih dalam kawasan Pasar Baru, eh … bak Si Pungguk merindukan bulan. Maksud hati Wong Cilik mendeklarasikan Jakarta Weltevreden (Jakwel) di sana pada Kamis, 26 Mei 2022, batal.

Memang tidak semua jalan mulus. Tidak pula pucuk dicinta, ulam tiba. Hahaha ..!

SEMANIS PELAYANE

Para pendiri Jakarta Weltevreden

Kafe Filosofi Kopi mirip warung dalam lagu grup tarling di Cirebon, pimpinan H. Abdul Adjib. Berjudul Warung Pojok. Tambah ngetop sejak dilantunkan penyanyi kondang Dewi Yull.

Lirik betutur tentang warung kopi di pojok yang didatangi banyak pelanggan. Sajian kopi dirasakan semanis paras pelayane-(nya). Haiya…

Tak soal. Toh lokasi Kafe Filosofi Kafe masih sesuai dengan semangat melatarbelakangi kelompok individu yang berkehendak agar cagar budaya Weltevreden dijadikan area kepariwisataan bertaraf internasional paca ibukota negara boyong ke Kalimantan Timur.

EKONOMI KREATIF

Suasana ruang dalam Pos Bloc

Bangunan yang kini dinamai Pos Bloc, berdasar Surat Keputusan Mendikbud No SK : 237/M/1999, tanggal 4 Oktober 1999 adalah cagar budaya. Data berbagai sumber menjelaskan, gedung berdiri setelah VOC bangkrut akibat digerogoti korupsi.

Herman Willem Daendels, penguasa baru bergelar gubernur jenderal, memindahkan Ibukota Batavia ke Weltevreden yang semula dikhususkan untuk peristirahatan orang-orang Eropa. Batavia lama selain sumpek, kumuh juga mewabah penyakit.

Daendels mendirikan istana di sekitar Lapangan Kerbau sekarang Lapangan Banteng. Pada tahun 1835 juga membangun gedung bernama Post Telefon en Telegraf, hasil rancangan arsitek J. F. Von Hoytema.

Kondisi bangunan saat berjuluk Gedung Filateli ini, bagai hidup segan mati pun ogah. Pada pertengahan tahun 2021 direvitalisasi. Kini  layak dapat acungan jempol.

TAK ADA MAFIA PANGAN

Penulis berdiri paling kiri

Sebagai lokasi wisata cagar budaya, terbukti mampu mendorong dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi kreatif.

Harga seporsi singkong goreng – sekira 200 gram, tembus Rp 25 ribu. Hampir setara dengan secangkir kopi pahit. Istimewanya tanpa memicu gejolak protes diliputi kecurigaan ada praktek mafia pangan.

Tren yang demikian itu menguntungkan petani – pelaku UKM dari hulu ke hilir. Signifikansinya menggoda ketika tamu yang berdatangan dari luar negeri.

Nah inga-inga ben Wong Ciilik, gue pengen sejahtera!

Aamiin…

Ditulis oleh Toto Irianto, Founder Jakarta Weltevreden

 

 

Gairah Investasi Hulu Migas Butuh UU, Sampai Kapan Investor Menunggu?

INDOWORK.ID, JAKARTA: RUU Migas harus segera menjadi Undang-Undang Migas supaya ada kepastian hukum. Agar gairah investasi di bisnis hulu migas meningkat.

Walaupun Rancangan Undang-undang (RUU) Migas tidak masuk dalam Prolegnas, masih berpeluang untuk dibahas di DPR dan diselesaikan tahun ini. Karena, RUU Migas bukan rancangan baru.

RUU Migas adalah undang-undang ‘revisi’ dengan tambahan dan penyesuaian yang mengikuti putusan Mahkamah Konsitusi Nomor 36/PUU-X/201. Putusan MK intinya ‘membubarkan’ BP Migas karena dinilai inkonstitusional.

BP Migas, badan hukum milik negara yang mewakili pemerintah yang menjadi manajemen operasi pada kegiatan usaha hulu migas, secara kelembagaan dinyatakan tidak sejalan dengan UUD 1945. Dianggap tidak mungkin tata kelola dengan model BP Migas mengimplementasikan Pasal 33 UUD 1945.

Bahkan pembentukan BP Migas dianggap mendistorsi. Sejalan dengan amar Putusan MK, institusi pengganti BP Migas dilaksanakan oleh pemerintah, c.q. kementerian terkait. Sehingga dibuat Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013, membentuk Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

BERSIFAT SEMENTARA

Lembaga ini bersifat sementara dan akan digantikan dengan institusi baru saat UU Migas baru disahkan. Memang tidak terlalu ideal. Karena SKK Migas semestinya memiliki karakteristik bisnis. Namun karena statusnya sebagai bagian dari pemerintah, sehingga wajib mengikuti pola kerja, cara kerja, dan tradisi kepemerintah yang relatif sarat dengan ketentuan, aturan, dan pekerjaan adminstrasi.

Meskipun demikian, segala upaya dilakukan dengan mengatasnamakan profesionalisme. Layaknya perusahaan yang memiliki intensi bisnis, SKK Migas mengeliat dan beraksi seperti korporasi. Meskipun, tetap saja geraknya terbatas.

Sebagai contoh dalam penganggaran dan pelaksanaan kegiatannya, SKK Migas menggunakan APBN. SKK Migas harus tunduk dan mengikuti proses dan diatur APBN. Bandingkan saja dengan BUMN seperti PT. Pertamina yang relatif lincah, yang semestinya pekerjaan di lapangan juga dieksekusi lebih cepat.

MENGACU PUTUSAN MK

Lembaga pengelola kegiatan usaha hulu migas ke depan tidak ada pilihan selain mengacu pada putusan MK. Pertimbangan hakim poin 3.12 menyatakan bahwa: “sepanjang negara memiliki kemampuan modal, teknologi, dan manajemen dalam mengelola sumber daya alam maka negara harus memilih untuk melakukan pengelolaan secara langsung sumber daya alam.

Dengan pengelolaan secara langsung maka bisa dipastikan seluruh hasil dan keuntungan bisnis menjadi keuntungan negara yang secara tidak langsung akan membawa manfaat lebih besar bagi rakyat.” Lalu ditegaskan, bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan langsung adalah pengelolaan oleh negara melalui badan usaha milik negara (BUMN).

Pertimbangan hakim ini memberikan garis batas pilihan. SKK Migas yang bersifat sementara harus dipermanenkan dan hendaknya dalam undang-undang migas nantinya dinyatakan dengan tegas bahwa bentuknya adalah BUMN.

TIGA PILIHAN

 

 

 

 

Pertanyannya, BUMN yang bagaimana? Sedikitnya kemungkinannya ada tiga:

Pertama, DPR dan pemerintah membuat BUMN Khusus Migas.

Kedua, DPR dan pemerintah tidak perlu membuat BUMN baru, cukup menggabungkan SKK Migas dengan BUMN yang sudah ada, yaitu PT. Pertamina.

Ketiga, Fungsi dan kewenangan mengelola WK Migas dibagi: sebagian dilakukan Pertamina dengan memanfaatkan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan sebagian dilakukan BUMN baru.

Pilihan pertama, yaitu membentuk BUMN Khusus Migas nampaknya peralihan dari SKK Migas ke lembaga baru relatif mudah, relatif lebih smooth. Seolah SKK Migas hanya ‘ganti baju’. Fungsi, tugas dan kewenangan sama, pindah dari SKK Migas ke BUMN Khusus Migas.

Hanya ada tambahan kewajiban mengelola petroleum fund. Yaitu dana yang disisihkan dari penerimaan negara migas, pada prosentase tertentu, yang nantinya menjadi ‘modal’ bagi badan usaha berbisnis layaknya perusahaan minyak.

Pembentukan BUMN khusus migas relatif dapat menjamin keberlangsungan kegiatan hulu migas dengan tetap berpegang pada Renstra IOG 4.0 yang digagas SKK Migas dan menjadi strategi pemerintah. Ada kesinambungan kegiatan untuk mencapai long term plan satu juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) tahun 2030.

Pilihan kedua, yaitu menggabungkan peran pengelola, pengendali, dan pengawas WK migas ke Pertamina. Sejatinya, tata kelola hulu migas Indonesia kembali ke Undang-Undang Nomor 8/1970. Sebagian pengamat yang mendukung pada pilihan ini berpendapat bahwa situasi dahulu dan sekarang berbeda. Terutama berkaitan dengan unsur korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Pada ‘jaman’ itu memang Pertamina seolah terperangkap pada ‘permainan’ politik. Artinya bukan model tata kelola yang menciptakan KKN. Tetapi KKN memang sudah ada dan merasuk lebih mudah dengan model tata kelola hulu migas saat itu. Atau dengan kata lain, pada waktu itu boleh dibilang tidak ada institusi pemerintah terkontaminasi KKN. Jadi, bukan malah model tata kelolanya.

Berkaca pada Petronas, yang menggunakan pola yang sama, toh tetap berjaya dan semakin jaya. Sementara sebagian yang tidak setuju mengkawatirkan bahwa kewenangan yang berlebihan masih tetap berpotensi memicu KKN. Stigma KKN di zaman itu seolah sulit dihilangkan. Pertamina saat ini boleh dibilang sudah bangkit dari keterpurukan. Apalagi jika dibandingkan dengan kondisi di awal reformasi.

MENGUBAH ORIENTASI

Penggabungan dengan SKK Migas dikawatirkan akan mengubah fokus dan orientasi Pertamina yang bisa saja akan berpengaruh pada kinerja. Ketiga, PHE dan BUMN khusus migas berbagi tanggung jawab dan kewenangan. Kinerja WK Migas yang dioperasikan oleh Pertamina, seluruhnya dikoordinasikan dan menjadi tanggung jawab PHE. Termasuk pencapaian kinerjanya harus dipastikan sesuai dengan tujuan Pemerintah.

PHE bertindak layaknya SKK Migas saat ini, melakukan review terhadap anggaran tahunan dan meyetujui program kerja tahunan. PHE jua berperan mengendalikan dan mengawasi WK Migas Pertamina. Kelemahannya, dengan hilangnya peran lembaga seperti SKK Migas yang mewakili kepentingan pemerintah, tidak ada yang menjamin, memastikan, dan mengarahkan supaya PHE sejalan tujuan pemerintah.

PHE memang bisa melakukan, namun akan rancu dan conflicting dengan tujuan PHE sebagai badan usaha yang menghasilkan keuntungan bagi Pertamina. Sedangkan SKK Migas tidak ada kepentingan lain, selain satu-satunya untuk kepentingan negara. SKK Migas saat ini bukan organisasi profit.

Pilihan ketiga akan mengalokasikan pengawasan WK Migas non-Pertamina ke BUMN khusus migas. Jumlahnya pasti lebih sedikit. Sehingga relatif akan lebih fokus dan lebih mudah. Selain juga BUMN khusus migas juga bisa konsentrasi mengelola PHE. Dari sudut pandang PHE, tentu ini akan berdampak pada kecepatan pengambilan keputusan. Tata kelola model demikian akan menghilangkan satu tahap. PHE atau PHE operator WK Migas tidak memerlukan persetujuan dari SKK Migas.

KEHILANGAN FUNGSI

Apalagi saat ini sebagian anak perusahaan Pertamina di hulu migas menggunakan model kontrak pembagian kotor atau PSC gross split. Yang senyatanya, SKK Migas memang hanya mengendalikan kegiatannya dan tidak mengendalikan biaya termasuk investasi. Semuanya diserahkan sepenuhnya kepada perusahaan. Namun risikonya, pemerintah akan kehilangan fungsi konsolidasi dan koordinasi.

Pemerintah sampai saat ini terbantu banyak oleh fungsi SKK Migas yang secara reguler atau non-reguler menyampaikan data, saran dan masukan kepada pemerintah, karena SKK Migas memegang seluruh data perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia.

Selain itu, SKK Migas saat ini, dan nantinya dilanjutkan oleh BUMN khusus migas, dapat memberikan usulan untuk mengurangi biaya dengan kebijakan penggunaan fasilitas bersama antara perusahaan minyak yang memiliki WK Migas yang berdekatan.  Termasuk juga mengkoordinasikan pengadaan bersama yang pada ujungnya akan menghemat biaya. Peran lembaga seperti ini jelas tidak boleh hilang, masih dibutuhkan, maka harus ada yang menggantikan.

KEPENTINGAN NEGARA DAN MASYARAKAT

Pilihan terhadap seperti apa BUMN pengganti SKK Migas sudah pasti pertaman-tama mempertimbangkan kepentingan nasional: kepentingan negara dan masyarakat. Memang setiap pilihan selalu membawa konsekuensi. Yang paling penting, DPR dan pemerintah mendiskusikan secara holistik dan mempertimbangkan keseluruhan dampak positif dan negatif dari sebuah pilihan. Termasuk dampak ikutannya. Misalnya tentang bagaimana penanganan pekerja dan status pekerja. Tidak ada pilihan yang benar-benar sempurna.

Namun yang pertama-tama harus dihindari adalah pilihan yang mengarah pada konsekuensi munculnya gugatan baru lagi yang diikuti dengan pembubaran lembaga. Wajib diingat, bahwa setiap pilihan sejatinya diperhatikan, dianalisis dan diamat-amati, bahkan dikalkulasi oleh para investor perusahaan energi nasional dan multinasional.

RUU Migas harus segera menjadi UU Migas supaya ada kepastian hukum. Semoga dengan demikian gairah investasi di bisnis hulu migas akan meningkat. Namun bila pilihannya tidak tepat justru berdampak sebaliknya. Indonesia masih dipandang kurang ramah investasi, ujungnya investor akan memilih menanamkan uangnya di luar Indonesia, yang diprediksi lebih aman dan menguntungkan. Bagaimanapun juga investor adalah pebisnis yang mencari profit.

Ditulis oleh A. Rinto Pudyantoro, Dosen Universitas Pertamina.

 

 

Inilah Cerita Halusinasi yang Melahirkan Jakarta Weltevreden

INDOWORK.ID, JAKARTA: Memandangi tembok batu bata disisakan tanpa polesan revitalisasi pada bekas pabrik gula De Tjolomadoe, Surakarta, Jawa Tengah, memicu penampakan sekaligus pencetus rasa pilu. Aha.., bulu kuduk pun berdiri.
Raja Mangkungara IV, tahun 1861, merespons problem perekonomian menempuh ikhtiar mendirikan pabrik gula. Pria asal Jerman, R. Kampf, diberi tugas penanggung jawab pembangunan juga menjalankan aktivitas administratur prabrik. Manismya gula berefek fulus mengucur deras masuk kas negara.
Perjalanan waktu, era NKRI sekira tahun 1998, pabrik tidak lagi mampu berproduksi. Tutup. Bangunan pun rentang waktu 20 tahun merana.
Belakangan, tahun 2017, pemerintah melalui proses revitalisasi mengubah peruntukan. Area plus bangunan yang sempat dirasa angker ini, sekarang tampil kereen.
Lebih-lebih karena difungsikan untuk tujuan wisata cagar budaya. Bisa mengendorkan kepenatan syaraf wisatawan yang datang dari dalam maupun luar negeri.
Perihal bulu kuduk berdiri lantaran ada rasa penampakan leluhur tengah berjerih payah menuruti perintah mandor. Mewujudkan kemauan bos besar mendirikan pabrik.
Banyak yang kelelahan. Langkah terseok-seok saat mengangkat beban. Ada pula yang terjengkang.

ORNAMEN ISTANA

Penampakan serupa, sempat pula muncul manakala berada di sekitar Istana Negara dan Istana Merdeka, Jakarta. Sekitar deretan ornamen nan megah berikut hamparan ruang terbuka hijau asri dirimbumi pohon akasia tua pada bagian tengah kompleks, berkelebatan wajah-wajah letih.
Gerak mimik mengisaratkan pesan bahwa beliau-beliau adalah leluhur yang dulu, sejak tahun 1796, dikerahkan mendirikan istana di Kawasan Weltevreden atas perintah sang penguasa yaitu Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten. Pembangunan rampung tahun 1804, era Gubernur Jenderal Johannes Siberg.
Bersama hulu-balang penguasa pada masanya, hingga kini mereka bertahan sebagai ‘penghuni’ tetap.
Ampun .., Emak! Inikah yang dikategorikan halusinasi itu?

PENCETUS HALUSINASI

Sejumlah pakar kejiwaan mendefinisikan haluninasi merujuk pada kondisi perasaan individu terhadap stimulus penglihatan, pendengaran, sentuhan dan atau aroma, padahal salah karena di alam nyata tidak ada!
Pencetus halusinasi antara lain menyebut dampak kurang tidur. Stadium setiap penderita bisa beda.
Yo wes rapopo. Sing penting kembali waras. Ser …

TENANG dan PUAS

Penulis, paling kiri, inisiator Jakarta Weltevreden

Cagar budaya dapat pula dipahami sama dengan warisan berharga bagi generasi penerus. Bahkan, banyak pihak percaya bila menyalahgunakan peninggalan bertuah leluhur seperti sedang menggali sumber bencana, maka dari itu sebaiknya tidak. Justru kudu menjaga kelestariannya demi meraih berkah dari masa ke masa.

Penamaan Weltevreden oleh Anthonij Paviljoun, seorang pengembang masa Koloni VOC. Sejak tahun 1648, Paviljoun memprakarsai pembangunan permukiman sekaligus tempat peristirahatan ini, untuk orang-orang Eropa. Berjarak sekitar 10 Km ke arah selatan – pinggiran Kota Batavia, Hindia Belanda.
Menyimak data Wikipedia bahwa pengertian Weltevreden – bahasa Belanda, berarti suana tenang dan puas. Letaknya saat ini membentang dari RSPAD Gatot Subroto hingga Museum Gajah.

ASPIRASI ARUS BAWAH

Para pendiri Jakarta Weltevreden dengan jurus Jalan Enam
Aktualisasi Kawasan Weltevreden erat dengan amanat UU No. 3/2022 tentang Ibu Kota Negara pindah ke Kalimantan Timur. Jakarta tanpa gelar daerah khusus ibukota akan difungsikan untuk apa?
Sampai dengan hari ini belum ada UU pengganti yang mengatur status bekas ibukota negara ini.
Diskusi kelompok kecil dari kalangan Wong Cilik yang turut peduli warisan maha karya – peradaban tata kota, menyikapi untuk apa, oleh siapa, mengapa, dan bagaimana pemanfaatannya, membuahkan aspirasi. Arus bawah tersebut meghendaki agar penguasa menetapkan Kawasan Weltevreden sebagai destinaisi wisata bertaraf internasional.
Spiritnya – restorasi, inspirasi dan kolaborasi berkelanjutan lingkup cagar budaya. Berbasis ilmu pengetahuan. Berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat.
Semoga terkabul…
Ditulis oleh Toto Irianto, Founder Jakarta Weltevreden

Apakah Salah Mohamed Salah Hingga Liverpool Menjualnya?

INFRASTUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak. Pembeli menerima dan penjual melepasnya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang benar menurut syara’.

Namun rencana penjualan Salah bukan salah atau benar. Gonjang ganjing Liverpool akan akan menjual striker andalanya Mohamed Salahmakin santer saja. Penjual mematok harga 60 juta pound.

‘Harga’ yang untuk Salah jauh lebih mahal dari pada Sadio Mane, penyerang The Reds lainnya yang minggu lalu sudah pindah ke Bayern Muenchen dengan transfer sebesar 35,1 juta pound.

Salah yang sudah menghasilkan 156 gol dan 63 assist memang berharga mahal. Bila kurs poundsterling, mata uang Inggris, saat ini rata-rata di 18.200 rupiah, maka ‘harga’ Salah yang sudah menghasilkan juara Liga Inggris, Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, Piala FA, dan Piala Liga Inggris, akan mencapai 1,1 triliun rupiah!

Ihwal akan dijualnya pemain asal Mesir itu karena ia meminta gaji yang sangat fantastis, besarnya dua kali lipat dari yang ia terima pada musim lalu.

MINTA NAIK GAJI

Saat ini Salah menerima 200.000 pound per-minggu, sekitar 3,6 miliar rupiah atau 520 juta perak per-hari! Dan kini pemain dengan tinggi 1,75 m itu menginginkan bayaran sebanyak 400.000 pound atau 7,2 milyar per-pekan!

Manajemen klub di kota Liverpool itu tentu saja keberatan. Permintaan gaji yang terlalu besar untuk pemain kelahiran 15 Juni 1992 itu. Tahun ini, telah menginjak 30 tahun, usia yang tergolong tidak lagi muda dalam dunia sepak bola.

Pihak klub tidak mau merusak tatanan gaji yang ada, apalagi Salah juga belum memperpanjang kontrak yang akan habis pada musim panas 2023 mendatang.

REAL MADRID BERMINAT

Portal Mirror mengabarkan bahwa Liverpool siap melego Salah. Apa lagi klub memang tengah meregenerasi pemainnya.

Klub yang berdiri pada 1892 itu, diantaranya mendatangkan Darwin Nunez yang dibeli mahal dari klub Spanyol, Benfica, dengan harga 64,1 juta pound!

Raksasa Spanyol Real Madrid kabarnya berminat atas pemain berjenggot yang soleh itu. Kabar baiknya proses negosiasi tengah berlangsung. Kapan deal? Kite tunggu aje…

Ditulis oleh Gunawan Wibisono, Founder Jakarta Weltevreden

Quo Vadis Dosen di Indonesia: Tarikan Menjadi Birokrat Atau Akademisi

INDOWORK.ID, JAKARTA: Ketika seseorang menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Indonesia maka gaji pokok yang ia terima sama dan sesuai standar dari Kementerian Keuangan, entah itu di Aceh, Jakarta ataupun Papua.

Dimulai dari angka 2 juta-an dan bertambah dengan tunjangan-tunjangan seperti uang makan, asuransi kesehatan, tunjangan keluarga. Seringkali di tahun-tahun awal menjadi dosen, akumulasi gaji plus tunjangan yang diterima masih di bawah 4 juta rupiah. Tambahan lain yang diharapkan adalah uang bikin-periksa soal ujian, sidang proposal dan tugas akhir, jaga ujian. Itupun belum tentu ada setiap bulan.

Standar gaji pokok dan tunjangan-tunjangan ini kebanyakan juga ditiru oleh perguruan tinggi swasta dengan segala dinamikanya. Buat perguruan tinggi swasta bonafid standarnya bisa di atas PTN. Tapi bagi PTS kecil dan pelit seringkali standar gaji dosennya di bawah PTN.

Di PTS kebanyakan sistem penggajian dengan cara fleksibel dengan menghitung seberapa banyak kelas yang diampu oleh seorang dosen. Semakin banyak kelas maka semakin banyak rupiah yang terkumpul dan ditransfer ke rekeningnya.

DI BAWAH UPAH BURUH

Para dosen memberikan pencerahan untuk wartawan

Ketika shock melihat gaji awal yang seringkali di bawah standar Upah Buruh yang dilegalisasi lewat UMR/UMP (notabene kebanyakan buruh cuma punya degree SMA) tentu saja sang dosen yg sudah punya ijazah S2 memutar otak untuk survival.

Bagi yang berasal dari keluarga mampu tentu ia masih bisa bersabar sampai masa-masa tunjangan Serdos sudah digenggam. Tapi bagi yang harus bertarung memenuhi kebutuhan agar tidak menutupi kebutuhan dengan pinjaman sebagian memilih untuk “poligami ngajar” atau mencari kelas di perguruan tinggi lain.

Saya pribadi tidak tahu alasan pemerintah mengundur-undur pemberian tunjangan Serdos kepada dosen sampai jangka waktu 3-5 tahun setelah seseorang resmi menjadi dosen dengan persyaratan rumit dan harus ikut pelatihan ini itu. Sementara pegawai-pegawai non dosen bisa otomatis mendapat Tunjangan Kinerja seiring sertifikat PNS penuh ia terima. Di tahun pertama pegawai tersebut memang agak ngos2an. Tapi di tahun kedua pengabdian ia sudah bisa tersenyum karena gaji pokok sudah bertambah dengan tunjangan kinerja (tukin).

HONOR TAMBAHAN

Usut demi usut ternyata uang yang beredar di perguruan tinggi berbasis kegiatan. Maka dosen-dosen baru berusaha agar namanya muncul di berbagai kegiatan-kegiatan kampus. Setiap kegiatan ada honornya. Dari kegiatan itu seorang dosen bisa merasakan naik pesawat gratis dan tidur di hotel bintang 3 sampai bintang 5. Honor-honor kegiatan ini kadang bisa mencapai 1/5 sampai 2 kali gaji pokok sang dosen.

Setelah mengetahui enaknya mendapatkan honor kegiatan, akal seorang dosen terus berputar mencari sumber bagaimanakah caranya agar namanya bisa muncul di banyak kegiatan. Ternyata yang menentukan nama-nama orang yang terlibat pada sebuah kegiatan adalah pejabat kampus di level-level tertentu.

Dari sinilah kemudian keinginan untuk menjadi pejabat itu muncul dan politik kampus lahir. Kalau bisa jadi pejabat kampus maka bisa mengambil kebijakan anggaran dan berkuasa menentukan nama2 orang yang akan ikut kegiatan.

Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan kampus mau tak mau menyita waktu para dosen. Beban-beban kerja administratif, kantoran dan birokrasi menjadi kesibukan tiada henti yang seringkali menguras energi dan waktu dosen.

Akibatnya adalah kualitas pengajaran menjadi menurun karena waktu untuk membaca buku, menulis dan update pengetahuan di bidangnya tergerus oleh pekerjaaan administratif dan teknis. Seringkali juga penelitian dan pengabdian masyarakat dikerjakan sekedarnya saja demi memenuhi kredit poin buat kenaikan pangkat.

Berbeda dengan pola yang dibangun oleh negara-negara lain dimana sejak awal Dosen sudah digaji dengan standar yang sangat layak. Di Malaysia misalnya gaji pokok seorang dosen dengan kualifikasi S3 sudah di angka 20-30 juta. Padahal dari segi living cost antara Indonesia dan Malaysia tidaklah jauh berbeda. Bahkan biaya hidup di Kuala Lumpur mirip-mirip dengan Jakarta.

Di Eropa, Amerika, Australia gaji dosen bisa 2-3 kali lipat dibandingkan Malaysia.

LEBIH FOKUS

Ketika seorang Dosen telah diberikan penghargaan finansial yang layak sejak awal ia akan lebih fokus untuk meningkatan kemampuan diri dalam memberikan konten kuliah, menggarap penelitian. Karena dari gaji yang diterima ia tidak harus memikirkan pekerjaan tambahan untuk membuat kondisi keuangannya bisa mencapai kehidupan yang layak.

Mereka bisa mengalokasi waktu untuk membaca, menulis dan update ilmu dengan lebih leluasa. Gaji mereka masih bisa digunakan untuk membeli buku2 terbaru di bidang keilmuannya. Mereka ngak perlu gasak-gusuk untuk “ngamen” di 2-3 kampus lain demi sekedar bertahan hidup. Mereka ngak perlu sikut-sikutan untuk mendapatkan jabatan-jabatan di kampus demi beli susu anak atau untuk jajan/jalan2 anak.

Saya pikir soal gaji dosen inilah yang mula-mula harus dibenahi oleh Kemendikbudristek sebelum membuat dan launching berbagai program-program yang tampaknya wah dan inovatif. Kampus Merdeka, Praktisi Mengajar, Dosen berkegiatan di luar atau apalah namanya. Karena sistem penggajian saat ini hanya membuat Dosen-Dosen di Indonesia lebih cenderung jadi birokrasi dibandingkan jadi akademisi.

Ditulis oleh Anggun Gunawan, Peneliti dan Dosen di Politeknik Negeri Media Kreatif

 

Maen Pukulan Betawi, Buat Datengin Anak Cucu Kompeni

 INDOWORK.ID, JAKARTA: Jangan ngaku anak Betawi kalau kagak tau maén pukulan. “Di balé baca Quran, di pelataran maén pukulan” itu udé jadi semboyan orang Betawi.
Mangkéyé waktu diajak Bang Lahyanto Nadie pasang kudé kudé buat maén pukulan, ayé siap ajé. Ada teman senior yang nemenin. Lapangan Banteng jadi seksinyé.
Engkong kité dulu maén pukulan buat jaga diri, buat bikin badan sehat, biar adé otot. Namanya juga laki, musti berotot. Dulu maén pukulan buat bela nyang lemah, rakyat yang ketindes amé penjajah, amé VoC, Kumpeni.
Sekarang maén pukulan buat olahraga, jaga diri juga. Maén pukulan itu pan seni juga, warisan leluhur nyang musti dijagé, dijadiin tontonan Palang Pintu, nyambut tamu tamu amé orang nyang mau kawin caré Betawi. Sama buat ngedatengin turis juga.

JAMAN UDEH BEROBAH

Itu dié. Pan jaman udah berobah, mangkényé semue nyang adé dulu, diubah fungsinyé Dulu kumpeni musuh, sekarang udah pada pegi. Tinggal anak cucu mereka, yang ada cerité sejarah sama engkong mereka.
Penjajah Kumpeni udah pada pulang. Jepang juga. Tanah Betawi amé negeri Indonesia udah merdeka. Mangkényé pegimané supaya kemerdekaan dijage sebaék-baéknya. Supayé anak cucu idupnya kagak blangsak kayak jaman engkong engkong kité dulu.
Kompeni ninggalin banyak bangunan bagus, besejarah, yang sekarang musti dirawat, dijadiin tontonan. Buat ngingetin sejarah juga.
Nyang jelek jelek dilupain ajé. Nyang baék baék buat pelajaran. Penjajahan ‘kan lamé sebab kita masi bodo, kagak besatu, kita lemah. Itu aje ambil hikmahnyé.
Ke depan kita musti bikin kuat, kompak, kagak jalan kendiri kendiri. Nambah kepinteran.
Selaén bangun kota di deket laut, nyang sekarang jadi Kota Tua, Kompeni juga bangun kota di tengah Jakarté, nyang sekarang ada di puteran Monas. Lapangan Banteng (‘Buffelsveld’), Gedung Pos (‘Post en Telegrraf’), Gedung Kesenian Jakarta (‘Batavia Schouwburg’), bangunan Kementrian Keuangan (‘Paleis Te Weltevreden’ atawa ‘Witte Huis’ alias gedung putih) semua ada di tengah Jakarte. Sekarang disebutnye Weltevreden.
Weltevreden itu dulunya tempat mukim buat bangse Eropa di pinggiran Batavia, Hindia Belanda amé pusat pamerintahan Indie Belande di jaman Gubernur Jenderal Daendels (Herman Willem Daendels). Lokasinyé 10 kilometer dari Batavia lama ke selatan. Sekarang ya Monas itu, dari RSPAD Gatot Subroto (Gedung Stovia), Lapangan Banteng, ampe Museum Gajah.
“Aye inget waktu jaman jadi kenek bus di sini, “ kenang Bang Lahyanto Nadie, jurnalis senior alumni Bisnis Indonesia. Lapangan Banteng pada tahun 1980-an jadi terminal bus, pusat Jakarté. “Jualan koran, jadi kenék bus Saudaranta, aye alamin sembari sekolah, “ ceritanye.
Sebelonnya, di zaman Kumpeni, Lapangan Banteng itu utan rata banyak rumputnyé, nyang punyé Anthony Paviljoen, mangkenye dikasi nama Paviljoenved. Utan rumput milik Paviljoen dipaké buat piaré kebo, sapi, sama kambing. Di jaman Paviljoen dia bikin juga rumah rumah rehat (vila).

MILIK ANTHONY PAVILJOEN

Asep Kambali, sejarawan dan pendiri Komunitas Historia Indonesia, di masa lalu, kawasan milik Anthony Paviljoen masih utan. Macan, buayé, masing banyak di situ, katenyé. Mangkenye orang orang Eropé, bangsa kulit putih, bangun vila-vila di Jalan Pangeran Jayakarté, ke arah Ps. Baru, dié cerité lagi.

Nyang kité sebut Lapangan Banteng sekarang, dulunye itu lapangan kerbau (‘Buffelsveld’). Sebutan laennya “Champs de Mars”, lapangan nyang kebuka ame ijo.
‘Weltevreden’ alias “Well Pleased” nyang artinyé tempat yang resep. Bikin puas. Sempet dijadiin kebon tebu amé kopi, pakai tenaga orang mardijkers.
Dari sono, pada ngebangun pemukiman di Tenabang, Gondangdia, Nieuw-Gondangdia, ame Meester Coruelis, nyang sekarang disebut Jatinegara. Orang orang elit Belanda mukim di sané.
Beda amé nyang di Distrik Batavia (Kota Tua) nyang banyak ditinggalin penguasé VoC ame Betawi suséh, di Weltevreden alias Nieuw Batavia (Kota Baru) dijadiin tempat orang elit Eropa. Orang orang suséh jaoh dari jalanan.
Sekarang, kumpulan jurnalis senior ibukota mau ngidupin nostalgia Weltevreden. Kasi hormat amé orang orang yang bangun gedung bagus, buat ngingetin sejarah lamé Betawi.
Dipeloporin ame Bang Toto Irianto, senior di koran Pos Kota ame ayé, Dimas Supriyanto Martosuwito, Bang Lahyanto Nadie, ade pendiri dan pengurus laen; Marthen Selamet Susanto,  Hamzah Ali, Firdaus Baderi, Mohammad Fauzy, Christian Chang, Arief Soeharto, Endy Subiantoro, Muhammad Ashraf Ali, I Made Karmayoga, amé Goenawan Wibisono.

YAYASAN JAKARTA WELTEVREDEN

Para pendiri Jakarta Weltevreden dengan jurus Jalan Enam
Terus kité bikin Yayasan Weltevreden Jakarta. Bang Lahyanto Nadie, nyang asli Betawi kita jadiin Ketua Dewan Pengawas Yayasan Kota Jakarta Weltevreden.
Mangkényé di Lapangan Banténg, Kamis Siang, 22 Juni jam 2 siang taon 2022 (cakep banget angkényé!), barengan hajatan ngeraya’in harijadi Kota Jakarta ke 495, kita maén pukulan. Wakil Walikota Jakarta Pusat, Bang Irwandi amé Bang I Made Karmayoga, pejabat DKI, Kepala BKD di jaman Ko Ahok BTP, ikut hadir ngerayain. Pasang kudé kudé.
Jaman dulu maén pukulan buat ngelawan Kumpeni, sekarang buat ngundang anak cucu Kumpeni.
Bukan buat diajak berantem atawa bengkelai, tapi buat jalan jalan. Ngejongjon.
Pan kité udah pada damai. ***
Ditulis oleh Dimas Supriyanto, Founder Jakarta Weltevreden.

MORAL, ETIKA, ADAB, AKHLAK, TATA KRAMA Puan Maharani

 INDOWORK.ID, JAKARTA: Sesungguhnya di atas agama ada moral dan etika. Nilai moral dan etika masuk dalam tingkah laku dan perilaku setiap manusia.
Moral terkait pikiran dan batin yang ditetapkan untuk diri sendiri. Etika berkaitan dengan norma, kesopanan, dan tingkah laku kepada orang lain.
Kamu menipu, mencuri dan berbohong – tapi orang lain tidak tahu – itu terpulang kepada moralmu. Pergulatan batinmu. Nuranimu. Kamu sendiri yang merasakan dan menyikapinya.
Tapi menunjukan sikap dan berperilaku sopan itu berkaitan dengan orang lain. Orang banyak. Itulah etika.
Etika atau ethics yaitu segala tindakan yang harus dilakukan oleh manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
Etika adalah tata cara hidup yang baik, bagaimana seseorang berbuat baik, dan menginginkan hal-hal yang baik dalam hidupnya.

ETIKA BERPERILAKU

Orang tak menanyakan dan tak peduli apa agamamu, bangsamu, keluargamu, sekolahmu, jabatanmu. Etikamu dalam berperilaku menjelaskan.

Adab adalah nilai diri seorang manusia, tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah.
Adab, secara bahasa, memiliki arti kesopanan, kehalusan, dan kebaikan. Adab menunjukan dan mencerminkan kemajuan suatu kelompok dan bangsa. Tidak melanggar hukum dan menjaga ketertiban adalah bagian dari adab.
Akhlak ada di atas adab. Selain tidak melanggar hukum, tatlat aturan dan menjaga ketertiban, juga bersikap sopan, lembut, ramah dan memiliki rasa empati kepada orang lain.

MENYEMPURNAKAN AKHLAK

Dalam ajaran Islam, Nabi Muhamad SAW diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak.
Sedangkan rasa hormat adalah suatu sikap penghargaan atau penghormatan kepada pihak lain, baik karena jabatannya kedudukannya atau kewenangannya.
Rasa hormat sangat penting dalam kehidupan sehari hari untuk menjaga keseimbangan, keselarasan dan keharmonisan.
Bangsa Indonesia mengenal apa yang disebut Tata Krama yaitu aturan-aturan yang berlaku, baik tertulis, maupun tidak tertulis dalam pergaulan sesama manusia, masyarakat. Menjaga kesopanan dan ketertiban.
Dalam pergaulan Tata Krama harus dijaga. Gabungan dari moral dan etika adalah budi pekerti – yang berkaitan sangat erat dengan karakter manusia baik dalam sifat maupun perbuatan, yang dilakukan dengan kesadaran.
Orang Jawa punya pepatah :
Jangan hanya merasa bisa, melainkan harus bisa merasa.
Aja mung rumangsa bisa,
tapi kudu bisa rumangsa.
Meski sakti jangan membunuh
Meski cepat jangan mendahului
Meski pintar jangan memperdaya
Lamun sekti aja mateni
Lamun banter aja ndisiki
Lamun pinter aja minteri
Jangan mentang mentang punya kuasa, punya jabatan atau anak orang yang punya kuasa.
Adigang, Adigung, Adiguna. ***
Ditulis oleh wartawan senior Dimas Supriyanto, Founder Jakarta Weltevreden

Saya Menduga Megawati Pilih Puan Maharani binti Taufiq Kiemas untuk Calon Presiden Pemilu 2024

INDOWORK.ID, JAKARTA: Mencermati pidato Ketua Umum Partai Indonesia Demokrasi Perjuangan Megawati Soekarno Putri dalam Rakernas 2002, sebenarnya tak terlalu sulit menduga siapa calon presiden pesta demokrasi 2024 dari partai moncong putih itu. Lihat saja nanti, yang dicalonkan adalah anaknya sendiri, Puan Nakshatra Kusyala Devi Maharani binti Taufiq Kiemas.

Megawati merespons berbagai pertanyaan publik soal kapan partai banteng itu akan mengumumkan calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024.

Memang banyak yang bertanya kapan PDIP mengumumkan calon presiden. “Ya, sabarlah sedikit,” ujar Megawati dalam acara penutupan Rakernas PDIP di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Kamis, 23 Juni 2022.

MASIH DIUMPETIN

Puan Nakshatra Kusyala Devi Maharani

Politisi senior kelahiran 23 Januari 1947 itu, PDIP tidak ingin buru-buru karena Pilpres masih dua tahun lagi. “Boleh dong saya umpetin aja dulu,” tutur Mega.

Anak kedua Bung Karno itu menjelaskan, bahwa sosok pemimpin yang dicari partainya tidak hanya sekadar kuat secara elektoral. Namun lebih penting kuat secara ideologis dan memiliki kemampuan mengelola tata pemerintahan yang sangat luas.

Dalam pidatonya Mega juga marah kepada kader PDI Perjuangan yang nekat bermain di dua kaki. Secara tegas Megawati meminta kader tersebut keluar dari lingkaran banteng.

Teguran keras Megawati tersebut serius karena kader yang bermanuver dengan dua kaki akan merugikan partai itu sendiri.

Di kalangan internal PDIP, berkembang suara agar Puan Maharani maju dalam Pilpres 2024.Puan, lulusan Universitas Indonesia, mengungkapkan nama capres 2024 yang akan diusung partainya dipastikan sudah ada. Namun masih tersimpan di dalam hati sang ibunda tercinta.

“Ya sudah ada dong pastinya,” kata Puan, saat momen makan bakso bersama Megawati, seusai Rakernas II di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23 Juni 2022).

GANJAR BACA REKOMENDASI

Ganjar Pranowo

Ketika penutupan Rakernas PDIP, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membacakan rekomendasi rapat kerja tersebut. Poin terpenting tentang calon presiden yang disebut diserahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum PDIP, pemilik hak prerogatif.

Ganjar merupakan salah satu nama yang unggul dalam beberapa survei terakhir mengenai calon presiden. Elektabilitas alumnus Universitas Gajah Mada itu itu selalu berada di tiga besar. Nama Ganjar sudah disebut dalam rekomendasi calon presiden di Partai NasDem.

Tentu saja di kalangan internal PDIP tak semua mendukung mantan anggota DPR yang pernah disebut-sebut terkena kasus dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP)e-KTP tersebut.

Kabar teranyar menyebutkan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum menemukan bukti keterlibatan Ganjar. Menurut Ketua KPK Firli Bahuri, penyelidikan atau penyidikan terhadap seseorang yang diduga melakukan tindak pidana harus didukung dengan bukti-bukti yang cukup.

JOKOWI: KALAU ADA GANJAR

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berada di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sempat ditanya siapa yang akan dipilihnya, Puan atau Ganjar. Jokowi mengernyitkan kening lalu menyatakan, “Kalau Pak Ganjar ada di sini, saya akan jawab hehehe.”

Sebelum Rakernas, Jokowi bertemu dengan Megawati. Videonya mendadak viral di media sosial. Video yang diunggah Puan  menuai banyak kritik.

Bagaimana pun, Jokowi adalah Presiden RI, orang nomor satu di Indonesia yang harus dijaga marwah dan martabatnya. Namun dalam video itu, sebagaimana yang disebutkan oleh sejumlah warganet, Jokowi nampak terlihat seperti sedang melakukan konseling di ruangan bimbingan penyusuhan (BP).

HASTO SANTAI

Dalam video tersebut tampak Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.  Ia tampak tampil santai dan tidak menghindar wartawan ketika sibuk pada kasus-kasus korupsi yang membelit internal partainya.

Kasus korupsi yang paling populer adalah kader PDIP Harun Masiku yang lebih dari 2 tahun  menghilang. Nama Hasto Kristianto disebut dalam persidangan kasus suap pergantian antarwaktu yang melibatkan Harun Masiku sebagai penyuap, agar bisa menggantikan Riezky Aprilia.

2 TAHUN HARUN BURON

Dalam persidangan, pengacara PDIP Donny Tri Istiqomah menyebut Hasto mengetahui upaya pergantian ini. Terdakwa pemberi suap Saeful Bahri juga diketahui sebelumnya menjadi staf Hasto.

Mencermati perkembangan dari berbagai analisis politik dan penampilan Puan yang penuh percaya diri, saya menduga Megawati akan memilih anaknya itu sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024. “Kite liat aje nanti…” Begitu kata orang Betawi.

 

Inilah Cara Agar Kinerja Keuangan PT Timah Tbk Tetap Cemerlang

INDOWORK.ID, JAKARTA: Harga saham TINS “nyungsep” ke ARB (auto rejection bawah) di Rp1.615, Rabu, 22 Juni 2022.

Rupanya celoteh investor ritel Hasan Zein Mahmud – yang sama sekali tidak merupakan ajakan – cukup banyak diikuti oleh rekan pembaca celoteh. Akibatnya: nyangkut!  Lumayan banyak pertanyaan yang masuk ke Hasan: “Pak, cutloss atau simpan?”

Tentu Hasan tidak bisa menjawab. Kondisi finansial, motif dan tujuan investasi, serta keberanian memikul risiko setiap investor berbeda-beda. TINS merupakan saham dengan porsi nilai terbesar dalam portfolio saya. Akibatnya, nilai portfolio saya tergerus cukup besar.

Tapi Hasan tetap sabar menyimpan. Mohon dicatat, sekali lagi ini bukan ajakan “memegang bara”. Apalagi menahan timah panas.

TIGA ALASAN TURUN TAJAM

Ada cukup banyak alasan mengapa harga TINS turun tajam.

Pertama, harga timah memang turun tajam. Seperti Hasan tulis, pada celoteh sebelum ini, harga timah sudah kembali stabil di kisaran USD30,000-an per mt. Bandingkan dengan rekor tertingginya 20 Februari lalu, pada USD48,104 per mt.

Kedua, harga saham global memang sedang rontok. Termasuk IHSG yang terkikis 0,85% hari ini.

Ketiga, rencana pemerintah untuk menaikkan royalti timah, dari 3% flat ke tarif yang lebih progresif

Keempat, rencana larangan ekspor timah batangan dan program hilirisasi yang terlalu dini, ketika sektor hilir – teknologi, infrastruktur, sdm dan pasar – belum siap dan belum dipersiapkan.

Industri timah sendiri mengalami berbagai kendala. Target produksi timah nasional sebesar 70.000 ton – naik lebih dari 100% dari realisasi produksi tahun lalu – menurut pendapat saya, ambisius dan sulit tercapai. Untuk tidak mengatakan nyaris mustahil

Di internal PT Timah sendiri persoalan tak kalah rumit. Pertama, TINS menetapkan target yang juga sama muskilnya. Produksi 49.000 ton dan ASP USD 35,000. Harga rata rata, walau di luar kontrol perusahaan, terbuka peluang untuk tercapai. Mengingat peluang kesenjangan permintaan di atas pasokan hingga akhir tahun. Tapi produksi 49.000 ton, sungguh target yang sangat berani!

Persoalan klasik – yang hingga saat ini tak mampu diselesaikan oleh pemerintah, terutama pemerintah daerah – adalah petambang liar dan mitra produksi di lingkungan IUP PT Timah, yang menjual bijih timah, hasil produksinya. ke smelter lain

Kapasitas smelter TINS yang 50.000 ton per tahun, nyaris tak pernah memperoleh cukup pasokan bahan mentah. Akibatnya, biaya pengolahan per unit/ton menjadi mahal.

TAMBAHAN PEMASUKAN

Hasan Zein Mahmud
Hasan Zein Mahmud

Persoalan – yang sejatinya gampang diselesaikan kalau ada perhatian pemerintah – bila mampu diatasi, akan dapat membuat kinerja keuangan PT Timah tetap cemerlang.

Pemerintah perlu tambahan pemasukan, perlu didukung. Tapi membiarkan persoalan persoalan yang mengganggu dan jadi kendala, bukan ciri pemerintah yang bekerja. Kerja, kerja.

Optimis itu yang membuat HASAN tetap memegang saham TINS, bahkan menunggu peluru untuk menambah lot dalam portfolio

Sabar dijanjikan pahala tanpa batas. (joke mode on) sabar dalam investasi dijanjikan cuan tanpa batas, ha ha ha.