Figur Humaniora

Lomba Berbasis Bahasa Betawi di Festival Tunas Bahasa Ibu 2025

INDOWORK.ID, JAKARTA: Kantor Bahasa Provinsi Banten Kemendikdasmen menghadirkan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2025 untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta. Kegiatan bertajuk “Revitalisasi Bahasa Daerah Betawi” ini menjadi ruang kompetisi sekaligus upaya pelestarian bahasa daerah bagi siswa SD dan SMP. Acara berlangsung di Aula Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis, 20 November 2025.

Suasana pembukaan terasa kental dengan budaya Betawi. Musik gambang kromong dari Grup Kesenian Jali Putra mengiringi peserta dan tamu undangan. Usai penampilan seni, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Devyanti Asmalasari , menyampaikan pembuka acara.

Bahasa Daerah Terancam, Festival Jadi Upaya Pelestarian

Dalam laporannya, Devyanti menegaskan bahwa bahasa ibu memiliki peran esensial sebagai bahasa pertama yang diwariskan orang tua kepada anak. Namun saat ini, banyak bahasa daerah mengalami ancaman kepunahan akibat minimalnya pewarisan kepada generasi muda.

“Bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang diajarkan orang tua kepada anak. Saat ini banyak bahasa daerah terancam punah karena rendahnya sikap positif penuturnya dan minimalnya pewarisan kepada generasi berikutnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa revitalisasi Bahasa Betawi dilakukan melalui rangkaian program mulai dari penyusunan modul terbuka, bimbingan teknis bagi guru, pengimbasan ke sekolah, hingga penyelenggaraan festival sebagai wadah unjuk hasil pembelajaran.

Tahun ini, FTBI Bahasa Betawi mencatat jumlah peserta terbanyak, yaitu 260 siswa , yang berasal dari tiga daerah di Banten (Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang) serta seluruh wilayah DKI Jakarta.

Tujuh Jenis Lomba Bahasa Betawi

FTBI 2025 menghadirkan tujuh cabang lomba, yakni:

  1. Mendongeng (ngebuleng)
  2. Menulis dan membaca puisi (nulis ama baca puisi)
  3. Menulis cerpen (nulis cerita pendek)
  4. Pidato (tesuir)
  5. Menyanyikan lagu daerah (syair)
  6. Komedi tunggal (gesah)
  7. Berbalas pantun
Pidato tingkat SD
Pidato tingkat SMP

Dari seluruh cabang lomba, penilaian dilakukan oleh 21 juri yang terdiri atas akademisi, praktisi, sastrawan, dan budayawan Betawi. Para peserta tampil memukau dengan karakter masing-masing, ada yang lucu, kreatif, ekspresif, hingga fasih menggunakan dialek Betawi, baik dari tingkat SD maupun SMP.

 

Dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah

Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dora Amalia , menegaskan bahwa pelindungan bahasa daerah merupakan mandat pemerintah daerah, sementara Badan Bahasa bertugas mendampingi dan memperkuat program awal.

“Bahasa hanya dapat lestari jika digunakan. Lomba hanyalah insentif, tetapi yang utama adalah terbentuknya sikap positif untuk menggunakan bahasa daerah di rumah dan lingkungan,” ujar Dora.

Dua provinsi, Banten dan DKI Jakarta disebut memiliki komitmen besar terhadap pelestarian bahasa Betawi, salah satunya melalui kolaborasi lintas lembaga dan sekolah.

Pemprov DKI Jakarta Siap Kolaborasi

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana , menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan visi Jakarta sebagai kota global yang tetap dihapuskan pada budaya lokal.

“Penggunaan bahasa Betawi di kalangan anak-anak semakin terpinggirkan. Festival ini menjadi ruang kreasi sekaligus penguatan karakter bagi peserta didik,” kata Nahdiana.

Ia juga menegaskan bahwa pengiriman lokal Bahasa Betawi di sekolah-sekolah Jakarta menjadikan FTBI sebagai kegiatan yang sangat relevan. Pemprov DKI termasuk siap memperluas kolaborasi untuk program serupa di masa mendatang. Kemudian, acara dibuka secara simbolis oleh Nahdiana melalui pembacaan pantun dan pernyataan resmi.

Momentum Menguatkan Identitas Budaya Betawi

Dengan dibukanya Festival Tunas Bahasa Ibu 2025, seluruh cabang lomba langsung dimulai. Para peserta dari Banten dan DKI Jakarta berlomba menunjukkan kemampuan berbahasa Betawi lewat ragam penampilan yang penuh kreativitas.

Melalui ajang ini, pemerintah pusat dan daerah berharap pelestarian bahasa daerah tidak berhenti di panggung festival, tetapi tumbuh di lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan sehari-hari. FTBI 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat kembali identitas budaya Betawi di tengah pesatnya arus modernisasi Jakarta.



Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *