Bisnis Headline

Mari Menjadi a Happy Investor, Pahami Fundamental



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Secara fundamental, dalam harga saham bermain dua variabel. Variabel itu berperan sebagai pengungkit sekaligus penekan. Variabel itu adalah laba riil perusahaan dan valuasi. Lahirlah konsep price earning ratio (PER).

Earning adalah kondisi riil perusahaan. Sederhananya kita comot EPS sebagai indikator. Valuasi adalah suasana psikologis pemodal. Persepsi. Ekspekstasi. Valuasi juga dipengaruhi oleh, misalnya, likuiditas yang tersedia di pasar keuangan. Ketika ekonomi banjir stimulus, valuasi akan naik. Bisa dimengerti kenapa dalam keadaan ekonomi nyaris mandeg, harga saham justeru naik.

Dikotomi laba dan valuasi ini, saya kira, juga menjelaskan kenapa saham yang earningnya naik harga sahamnya turun. Atau sebaliknya. Ketika emosi investor “dibakar” optimisme yang berlebihan terhadap prospek startups tekonologi, mereka cenderung melupakan earning. Lalu acuan valuasi begeser menggunakan pertumbuhan. Menggiring startups bakar duit untuk mengejar pertumbuhan at all cost. Strategi yang justeru mengorbankan kemampuan menghasilkan laba.

TERSULUT EMOSI

Hasan Zein Mahmud

Emosi yang sengaja disulut oleh para investor – yang masuk duluan – kini nampaknya mulai reda. Kinerja bottom line membaik, akan tetapi valuasinya gembos.  Rata-rata harga saham mengalami koreksi.

Dalam pandangan saya, turunnya IHSG saat ini didominasi oleh faktor valuasi. Kita sedang menunggu publikasi kinerja 2Q22. Saya masih optimistis, kinerja keuangan rata-rata 2Q tidak lebih buruk dari 1Q.

Karena saya memilih saham berdasar perkiraan laba riil yang mampu dihasilkan perusahaan, penurunan IHSG yang diseret oleh turunnya valuasi, bagi saya tak menggelisahkan.

Mari kendalikan TATA. Kontrol tamak. Kendalikan (rasa) takut. Mari menjadi a happy investor…

Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, investor ritel

Berita Lainnya