Bisnis Headline

Apakah Persamaan dan Perbedaan Antara Pemilu dan Indeks Harga Saham?

Share on:

INDOWORK.ID, JAKARTA: Indeks harga saham ada yang dihitung dengan rata-rata harga, seperti Dow Jones Industrial Average, Nikkei 200 dll. Ada yang dihitung berdasar equally weighted, tiap saham dalam indeks dihitung dengan bobot yang sama. Salah satu segmen S&P, dihitung dengan cara ini.

Di Indonesia, praktis semua indeks dihitung dengan market-cap weighted. Artinya, saham-saham anggota indeks yang memiliki kapitalisasi pasar besar akan lebih menentukan perhitungan indeks. Ambil contoh IHSG. Saham BBCA, BBRI, TLKM – plus yang baru AMMN – dst, akan sangat dominan dalam perhitungan indeks.

Itu sebabnya kalau IHSG hendak digoreng – misalnya untuk tujuan window dressing – maka saham saham berkapitalisasi besar itu, yang akan menjadi menu utama dalam panci penggorengan.

To some extend. treatment serupa berlaku dalam politik. Popularitas menempatkan orang di ranking atas. Apakah populeritas sejajar dengan kualitas? Tralala trilili. Silakan jawab menggunakan realitas Indonesia.

LEBIH PARAH

Di saham, popularitas cenderung membuat harganya overvalued. Di politik, pengamatan awam saya, lebih parah. Dalam investasi ada ujar ujar yang menyeru agar kita tidak jatuh cinta pada saham dalam portfolio. Dalam politik, populeritas menentukan loyalitas. Pupuk “cinta” terhadap partai atau tokoh.

Dalam saham tidak ada yang yang mau memeluk saham yang mengakibatkan kerugian berkali-kali. Lebih mudah mengakui kesalahan. Dalam politik orang dengan senang hati holding on to losser. Right or wrong is my jagoooooo. Di saham perbedaan pilihan bisa didiskusikan sambil ngopi ketawa ketiwi. Di politik, perbedaan jago pujaan sering menyulut perbantahan – bahkan antar suami isteri…

 


Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *