Bisnis Headline

Cerita INPEX, dari Perusahaan Energi Jepang hingga Media Saumlaki

INDOWORK, SAUMLAKI: Perusahaan energi asal Jepang, INPEX Corporation, memiliki komitmen dalam meningkatkan kualitas wartawan di Indonesia. Ia memulai dari Saumlaki, Kabupaten Tanimbar Kepulauan, Maluku, dengan menggelar uji kompetensi wartawan (UKW).

INPEX, tidak berjalan sendiri. SKK Migas, KKKS Wilayah Maluku bersinergi dengan Lembaga Pers Dokter Soetomo (LPDS) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). “Kami terbang dari Makassar ke Jakarta, terus ke Ambon dan pagi-lagi sekali harus bangun untuk terbang ke Saumlaki,” kata Kristanto Hartadi, Direktur Eksekutif LPDS, Senin, 27 Oktober 2925.

Kristanto tampak lelah. Rambutnya yang hampir seluruhnya putih, mencerminkan usianya tidak lagi muda. Betul, pria kelahiran 30 Oktober 1963, tersebut telah melewati usia 62 tahun. Namun semangatnya muda. Memberikan materi Ragam Bahasa Jurnalistik pada workshop menjelang UKW, ia dapat menyembunyikan kelelahannya.

Sedikitnya 33 wartawan mengikuti pelatihan jurnalistik tersebut. Mereka akan mengikuti UKW jenjang muda, madya, dan utama. Para pengajar dan penguji dari LPDS yaitu Kristantanto Hartadi, Lahyanto Nadie, Lestantya Ravisavitra Baskoro, Maria. Dian Andriana, Priyambodo RH, dan Sri Mustika memberikan pembekalan tentang jurnalistik mulai dari teknik wawancara, nilai berita, kode etik jurnalistik, teknik menulis hingga pentingnya meningkatkan kompetensi wartawan.

Ketua PWI Maluku Alex Sariwating tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Dalam sambutan pada acara pembukaan, ia berkata bahwa peluang untuk meningkatkan kompetensi ada di depan mata. Itulah sebabnya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. “Kalau dalam prosesnya ada riak-riak kecil, itu sih soal biasa,” katanya.

Alex mengatakan hal itu karena ada beberapa wartawan yang tak dapat mengikuti UKW akan menggelar demo.

TAHAPAN PENTING

UKW bertujuan untuk meningkatkan kompetensi wartawan. Mereka perlu memahami mekanisme kerja jurnalistik yang baik. Selain meningkatkan pengetahuan tentang jurnalisme, para wartawan juga mendapatkan pembekalan tentang perkembangan industri pertambangan.

Dalam perkembangan terakhir, Kementerian ESDM menginginkan percepatan proyek-proyek pertambangan yang strategis. Menyambut kebijakan pemerintah tersebut,INPEX kembali melanjutkan tahapan penting dalam mega proyek gas Abadi LNG di Blok Masela, Indonesia, dengan menggelar tender.

Tender tersebut ditujukan untuk mencari kontraktor yang dapat melakukan survei geofisika dan geoteknik yang ditingkatkan, baik di darat maupun wilayah pesisir.

Salah satu fokus utama survei ini adalah mendeteksi bom yang belum meledak (unexploded ordnance) di sekitar lokasi proyek, sekitar 150–180 km lepas pantai Saumlaki, Maluku (LAut Arafura).

Proyek Abadi LNG yang berada di bawah kontrak kerja sama produksi (PSC) di wilayah timur Indonesia tersebut, ditargetkan akan memanfaatkan cadangan gas yang mencapai triliunan kaki kubik.

Gas tersebut nantinya akan disalurkan melalui pipa ke fasilitas LNG baru berkapasitas 9,5 juta ton per tahun di Pulau Yamdena, yang masuk dalam Kepulauan Tanimbar.

Selain itu, proyek ini juga akan menyuplai 150 juta kaki kubik gas per hari untuk kebutuhan pasar domestik Indonesia.

Perusahaan yang terlibat di mega proyek tersebut adalah Inpex Masela Ltd (65%). PT Pertamina Hulu Energi Masela (20%) dan Petronas Sdn.Bhd (12%)

Menurut CEO Inpex, Takayuki Ueda, yang diwawancarai pada Juni 2025, perusahaan berencana mengambil keputusan investasi final (FID) pada 2027, dengan target produksi dimulai awal 2030-an.

Hingga saat ini, Inpex sedang mengevaluasi penawaran untuk pekerjaan desain rekayasa awal (front-end engineering and design/FEED) yang mencakup berbagai aspek proyek, seperti fasilitas pencairan gas di darat dan kapal FPSO (Floating Production, Storage and Offloading).

Selain itu, perusahaan juga sedang mencari konsultan untuk menghitung biaya modal proyek secara lebih akurat.

Begitulah cerita UKW yang didukung oleh INPEX. Penuh warna. Ada wartawan yang demo, ada pula warga yang penuh harap agar INPEX segera berproduksi. “Saya ingin melamar pekerjaan,” kata Abdullah, pria yang menjadi marbot Masjid Agung Saumlaki.

 


Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *