Bisnis Headline

Shalat di Masjid Panglima Kinta Ipoh dan Menikmati Ais Cendul Deen CT Corner



single-image

INDOWORK.ID, IPOH: Menikmati Malaysia dengan kulinernya yang beragam adalah keharusan. Itulah yang saya lakukan selama 4 hari tiga malam di negara jiran tersebut setelah menjelajahi Negara Bagian Perak dan Penang.

Setelah menikmati nasi kandar yang terkenal yaitu Rumah Tumpangan dan Kedai Kopi Yong Suan, Ipoh, saya melanjutkan perjalanan untuk menunaikan shalat dzuhur di Masjid Panglima Kinta Ipoh.

MASJID PANGLIMA KINTA

Masjid Panglima Kinta Ipoh diwartakan sebagai bangunan warisan Negeri Perak. Masjid Panglima Kinta telah dibina pada 1898 oleh Datoh Panglima Kinta Muhamad Yusuff bin Lassam. Dalam tahun itu juga istrinya yang bernama Saaidah bt. Chik meninggal di Ipoh dan Masjid ini dibangun untuk memperingati isteri tercinta.

Masjid ini telah direnovasi dengan menelan kos sebanyak $15,000. Setelah beberapa tahun, terdapat  penambahan kawasan perkuburan untuk ahli keluarga Panglima Kinta dan sebuah madrasah untuk kelas pengajian di dalam kawasan masjid tersebut.

DI TEPI SUNGAI KINTA

Beberapa tahun kemudian, penambahan tempat berwudhu, balai lintang dan rumah untuk pegawai masjid dibangun. Kompleks masjid ini di atas tanah seluas 45,000 kaki persegi bersisian dengan sungai kinta. Masjid ini telah ditetapkan sebagai bagunan warisan pada 2012 oleh Jabatan Warisan Negara.

Panglima Kinta ialah ketua kawasan Kinta (“Lord of Kinta”) dan merupakan satu dari delapan  orang besar. Panggilan penuh bagi Datoh Panglima Kinta ialah ‘Orang Kaya-Kaya Panglima Kinta Seri Amar Bangsa DiRaja’. Kini tugas Panglima Kinta ialah sebagai mata dan telinga dan sebagai penasihat Sultan mengenai agama Islam dan adat istiadat Melayu.

Masjid ini menerapkan rekabentuk Kolonial British yang dicampur dengan Motif Moghul dan Neoclassical (rekabentuk dari Rom dan Greek). Masjid ini mempunyai sebuah kubah yang diapit oleh dua menara masjid. Masjid Panglima Kinta ini dibina dengan menggunakan batu bata dan plaster. Masjid ini mempunyai porch yang kini telah dibangun untuk penambahan ruang shalat.

AIS CENDOL DEEN CT CORNER

Setelah menunaikan shalat, saya berjalan kaki ke wisata mural di Jalan Datuk Omar Onn, Ipoh. Sayang sekali wisata itu terbengkalai.

Selanjtnya saya ingin mencoba cendol yang terkenal di Ipoh yaitu Ais Cendol Super di Deen CT Corner yang merupakan bagian dari Gerai Makanan Rahman Corner yang berlokasi diJaln Raja Musa Aziz. Ternyata rasanya standar saja. “Lebih enak cendol yang di Lenteng Agung,” kata saya kepada istri dan anak yang menyertai liburan kali ini.

Hanya saja cendol dicampur dengan kacang merah dan harganya cuma RM3. Para pengunjung ramai datag ke sini dan ketika saya menikmatinya bersamaan dengan warga Malaysia keturunan India. Ah, cendol yang bikin penasaran.

Jauh-jauh saya berjalan kaki untuk menikmati cendol kegendaris tersebut, akhirnya rasa penasaran pun tertunaikan.

Perjalanan saya lanjutkan ke hotel Weil dengan berjalan kaki. Setelah istirahat sejenak, saya panggil taksi menuju Stasiun Train Ipoh menuju Penang. Setelah tiba di Penang dan naik taksi ke tempat menginap di Kodrington House, sebuah apartemen yang baru berlokasi strategis.

 

 

 

Berita Lainnya