Headline Humaniora

Banjir Sumatra: Rakyat Menderita, Menteri Pamer Citra


  • 9 December 2025
  • 8 min read
Banjir Sumatra: Rakyat Menderita, Menteri Pamer Citra

INDOWORK.ID, JAKARTA: Saya sepakat dengan ustadz Ahmad Masykur bahwa banjir di Sumatra yang meliputi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, bukanlah musibah. Lho kok bisa? “Ini bukan bencana alam tapi kejahatan lingkungan,” katanya.

Anak Betawi lulusan dari pascasarjana Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, tersebut mengatakan bagi mereka yang berpendapat bahwa hal itu sebagai musibah berarti menyalahkan Allah. Musibah itu seperti gunung meletus. Hujan yang turun merupakan rakmat tetapi karena turunnya di hutan dan tak ada pohon itulah yang menyebabkan banjir.

Begitulah yang terjadi Sumatra. Banjir disebabkan oleh deforestasi dan pembalakan liar menjadi penyebab banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah di Pulau Sumatra mencuat. Video gelondongan kayu terseret arus banjir di sana viral di media sosial dan menjadi buah bibir masyarakat.

Kementerian Kehutanan menemukan lima lokasi penebangan hutan yang tidak sesuai aturan. Kelimanya diduga jadi pemicu banjir Sumatra. Dirjen Penegakan Hukum Kehutanan Dwi Januanto Nugroho mengatakan dari hasil analisis awal, selain curah hujan ekstrem ada indikasi kerusakan lingkungan di hulu daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru dan Sibuluan.

Ia menyebut hilangnya tutupan hutan di lereng dan hulu DAS diduga menurunkan kemampuan tanah menyerap air, sehingga hujan ekstrem lebih cepat berubah menjadi aliran permukaan (run-off) yang kuat dan memicu banjir dan longsor.

Dwi menjelaskan kayu-kayu gelondongan yang terbawa arus juga menunjukkan dugaan adanya aktivitas pembukaan lahan dan penebangan yang tidak sesuai ketentuan.

“Kami melihat pola yang jelas: di mana ada kerusakan hutan di hulu akibat aktivitas ilegal. Di situ potensi bencana di hilir meningkat drastis,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/12).

Saat ini  terdapat 12 subjek hukum mulai dari korporasi maupun perorangan yang diduga memiliki keterkaitan dengan gangguan tutupan hutan di wilayah hulu.

Sejak 4 Desember 2025 lalu telah memasang papan larangan di lima lokasi yang terindikasi, yakni 2 titik pada area konsesi PT TPL dan 3 titik pada lokasi PHAT atas nama JAM, AR, dan DP. Dwi mengatakan sejalan dengan penindakan di lapangan, Kemen LH juga akan memeriksa 12 subjek hukum tersebut pada Selasa (9/12).

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut terdapat sejumlah bekas gergaji pada kayu-kayu gelondongan tersebut. Ia mengatakan temuan bekas gergaji itu nantinya akan menjadi fokus penyelidikan.

Listyo mengatakan saat ini petugas telah dikerahkan untuk menyusuri aliran sungai dari hulu hingga hilir untuk melihat lokasi asal kayu tersebut.

“Dari temuan tim di lapangan ada berbagai jenis kayu, namun kita dapati ada beberapa yang ada bekas potongan dari chainsaw ya. Itu yang akan kita dalami,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (4 Desember 2025).

Sementara itu, Polda Sumatera Utara akan membentuk tim gabungan menelusuri asal kayu gelondongan yang ikut terbawa arus banjir di sejumlah wilayah terdampak. Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol. Whisnu Hermawan mengatakan tim ini akan melibatkan unsur kepolisian, Kementerian Lingkungan Hidup, serta pemerintah daerah.

“Karena tim akan dibentuk baik dari Kepolisian, Kementerian Lingkungan Hidup, dan dari Pemda. Karena tim akan terus bekerja dari siang dan malam memastikan terkait dengan bencana alam ini,” ujar Whisnu, Sabtu (6/12).

Whisnu menyampaikan tim gabungan nantinya juga akan melakukan investigasi menyeluruh guna mengetahui penyebab munculnya kayu-kayu gelondongan, termasuk dugaan aktivitas pembalakan liar.

“Terkait investigasi kami masih butuh waktu melakukan penyelidikan. Jadi ini tim yang akan melakukan penelusuran terkait sebab musabab terjadinya bencana alam ini. Jadi tunggu waktunya,” ujar dia, tulis CNN Indonesia, Senin, 8. Desember 2025.

KASUS ZULKIFLI HASAN

Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan diketahui terlihat langsung meninjau lokasi banjir di Lubuk Minturun kota Padang Sumatera Barat akhir pekan lalu. Zulhas juga sempat membagikan kegiatannya tersebut di akun media sosial pribadinya. Namun tindakan yang dilakukan Zulkifli Hasan tidak disambut baik oleh pengguna media sosial. Banyak dari pengguna media sosial yang menilai aksi dari Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut pencitraan.

Lantas aksi seperti apa yang dilakukan oleh Zulkifli Hasan hingga membuatnya menuai cibiran dari pengguna media sosial? Berikut ini rangkuman 5 Aksi Zulkifli Hasan yang menuai kritik netizen seperti dilansir dari akun instagram pribadinya.

Panggul Beras Dalam kegiatannya saat itu, Zulkfli Hasan yang menggunakan kemeja putih dan celana hitam serta sepatu bots karet orange itu juga terlihat memanggul satu karung beras untuk diberikan kepada korban. Beras berukuran kecil yang dipanggul oleh Zulkifli Hasan tersebut sempat diberikan langsung kepada korban bencana di sana.

Aksi Zulhas itu malah menuai kritik publik. Banyak yang menilai apa yang dilakukannya sebagai bentuk pencitraan di tengah bencana alam. ”Beras sekarung mau dibawa kemana pak? Kan ada ajudan looo,” sindir netizen. Bantu bersihkan endapan lumpur di rumah warga.

Dalam akun TikTok @zulhas-menkopangan, terlihat dirinya bersama dengan sejumlah anggota kepolisian membersihkan endapan lumpur yang menempel di lantai rumah warga. Dengan menggunakan sekop semen, Menko bidang Pangan ini beberapa kali menyerok endapan lumpur yang mengeras sisa banjir bandang. Namun sayangnya lagi-lagi tindakannya menuai sinis pengguna media sosial. ”Bro di level menteri itu bukan kaya gitu cara kerjanya. Buat kebijakan untuk mencegah ke depannya dan kebijakan menanggulangi bencana yang sudah terjadi!!,” sindir netizen. ”udah deh pencitraannya Zul, IT’S NOT FUNNY,” komentar lainnya.

Mendengar jeritan warga Dalam akun Instagram miliknya, dan akun TikTok, Zulhas sempat terlihat mencoba menenangkan salah satu ibu yang menjadi korban bencana banjir di sana. Wanita tersebut sempat menangis histeris melihat rumahnya yang rata dengan tanah akibat musibah tersebut.

Menahan tangisnya saat medengar cerita dari warga yang menyebut mertuanya menjadi korban bencana banjir. ”Mertua kena juga? Ya Allah, turut berduka cita ya. Pemerintah InsyaAllah akan bantu,” kata dia. Baca Juga : Korban Tewas Bencana Sumatera jadi 961 Orang, 293 Lainnya Masih Hilang Dan lagi, aksi Zulhas tersebut masih mendapat nyinyiran dari pengguna media sosial. Mereka menyebut aksi sang menko seperti settingan. ”Kamera dimana ya bun? Sangat dramatis, sinetron ini judulnya apa?,” sindir netizen.

”bapak jangan pura-pura respect sok jadi pahlawan kesiangan, asli kesel banget pak gue sama lo,” komentar lainnya. Berikan bantuan langsung dari kantong pribadi Dalam kesempatan itu juga, Zulkifli Hasan memberikan bantuan langsung dari kantong pribadinya sendiri untuk salah satu ibu rumah tangga yang usahanya terdampak dan dua orang pria lainnya. Ketum PAN itu juga langsung meninstruksikan asistennya untuk mendata total lima orang tersebut.

”Nah ibu kan usahanya habis, nanti pemerintah akan bantu. Tapi sebelum pemerintah saya nanti pribadi akan membantu. Nanti saya pribadi bantu modal usaha ya biar semangat lagi usahanya. Nanti kamu catat nanti saya bantu ya dua sama ibu tiga tadi lima ya,” kata dia. Meski melakukan insiatif sendiri untuk membantu memberikan bantuan modal kepada beberapa warga yang menjadi korban. Namun lagi-lagi usahanya itu tidak diapresiasi publik. ”Karena kadernya artis semua akhirnya ketluaran bisa akting ya pak,” sindir netizen seperti ditulis oleh  VIVA.co.id pada hari Kamis, 4 Desember 2025 – 07:00 WIB

KASUS RAJA ANTHONY

Dia bukan sarjana kehutanan tetapi sarjana ketuhanan, Tri Agus, tulis seorang aktivis.Simak riwayat pendidikan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dari pesantren hingga meraih gelar Ph.D di Australia yang menjadi sorotan publik di sini.

Raja Juli Antoni sedang disorot masyarakat Indonesia setelah bencana banjir bandang dan tanah longsor melumpuhkan Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Riwayat pendidikan Raja Juli dianggap tidak sesuai dengan posisinya saat ini.

Setelah banyaknya pohon yang terseret saat banjir bandang di Sumatera akhir November lalu, banyak yang meyakini jika bencana tersebut salah satu penyebabnya adalah penebangan hutan.

Namun, diundang Komisi IV DPR RI untuk hadir di rapat kerja 4 Desember 2025, banyak desakan dari anggota DPR agar Raja Juli mundur dari jabatannya saat ini.

Saya pesan Pak Menteri kalau Pak Menteri enggak mampu, mundur saja. Pak Menteri nggak paham tentang kehutanan,” ujar Usman Husin, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB).

Desakan mundur juga datang dari netizen di media sosial. Mereka bahkan menyebut jika riwayat pendidikan Raja Juli yang tidak sesuai dengan posisinya saat ini turut memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan-keputusannya.

Gue masih ingat kata2 @prabowo tentang, “kita harus menuju ke arah merit (kemampuan) system. Prestasi!” Tapi, @RajaJuliAntoni ini tidak ada pendidikan dan pengalaman di bidang kehutanan waktu diangkat jadi Menteri. Sulit dipercaya,” cuit akun aktor Fedi Nuril @realfedinuril.

Raja Juli Antoni, Ph.D., lahir di Pekanbaru, Riau pada 13 Juli 1977. Ia adalah seorang politikus yang berasal dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setelah sebelumnya ada di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga 2014.

Saat ini Raja Juli menjabat sebagai Menteri Kehutanan sejak 20 Oktober 2024, setelah sebelumnya dipercaya sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional sekaligus pernah merangkap tugas sebagai Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dalam struktur partai, Raja Juli Antoni telah lama menjadi tokoh sentral sebagai Sekretaris Jenderal PSI.

Raja Juli Antoni berasal dari keluarga yang memiliki pengaruh kuat di lingkungan sosial dan keagamaan Riau. Ayahnya, Raja Ramli Ibrahim, merupakan tokoh masyarakat Lubuk Jambi dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau.

  • Kasus Bahlil Ribut dengan Muhaimin
  • Prabowo telat tahu banjir
  • Luhut dan teman-teman penyebab banjir
  • Pemilik kebun sawit di Sumatra
  • Solusi



Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *