Mudik ke Banten, Memecah Kemacetan Menuju Merak

INDOWORK.ID, SERANG: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan kesiapan Jalan Nasional dan Jalan Tol Tangerang-Merak untuk mendukung Lebaran 2023, kata Direktur Pembangunan Jalan Ditjen Bina Marga, Satrio Sugeng Prayitno saat mendampingi Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI, Jumat (14/04/2023) di Banten.

Untuk memecah kemacetan saat arus mudik menuju Pelabuhan Merak, Kementerian Perhubungan membuka alternatif Pelabuhan Ciwandan yang khusus untuk kendaraan berat. “Akses Jalan Nasional menuju Pelabuhan Ciwandan dalam kondisi mantap dan sudah fungsional. Sedangkan progres pembangunan Holding Cilegon – Pasauran sebesar 45% yang diharapkan bisa membantu aktivitas di Pelabuhan Merak,” jelas Satrio.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendanaan Sekretariat BPJT, Sri Sadono mengatakan bahwa kesiapan Jalan Tol Tangerang-Merak tepatnya di Ex Gerbang Tol Balaraja Timur KM 36 telah tersedia Parking Bay yang bisa memuat 40 truk. Begitu juga di Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) 46 telah ditambahkan tempat parkir seluas 5.000 m2 yang bisa memuat 70 kendaraan kecil dan 40 kendaraan besar. Selain itu sejumlah toilet portable juga telah ditambahkan untuk mencegah antrian panjang para pemudik di rest area.

Untuk mengantisipasi kemacetan di Merak, PUPR menyiapkan alternatif untuk kendaraan berat dialihkan ke Tol Cilegon Timur menuju Pelabuhan Ciwandan. “Alternatif lainnya akan dilakukan perlambatan [delay system] di Gerbang Tol Cikupa,” jelas Sri.

8 TITIK POSKO

Dalam bagian lain, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten Rakhman Taufik menambahkan bahwa BPJN Banten telah menyiapkan 8 titik posko yang semuanya dilengkapi dengan alat berat dan material sebagai tindakan reaktif untuk antisipasi kejadian bencana alam.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI sekaligus Ketua Tim Kunker Reses Robert Rouw mengatakan bahwa Komisi V DPR RI turun ke lapangan untuk memastikan kesiapan dan adanya pelayanan infrastruktur dan transportasi kepada masyarakat dalam menghadapi mudik Lebaran 2023. Mereka melihat apa yang diharapkan sudah sesuai tetapi untuk mengantisipasi lonjakan pemudik. “Kami berharap agar para stakeholders terkait selalu berkoordinasi dengan baik. Jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, agar disediakan alternatifnya lainnya“ tegas Robert Rouw.

Sementara itu Direktur Teknik dan Operasi Astra Infra Toll Road Adhi Resza memastikan bahwa H-7 sampai H+7 kendaraan berat dilarang melintas di Jalan Tol Tangerang – Merak. Sedangkan diskon untuk tarif tol sebesar 20 persen akan berlaku di Jalan Tol Cikupa-Merak mulai 16-18 April dan 27-29 April 2023. (HAL/Bib/Mar/PUPR)
Mudik is a tradition that many Indonesian people look forward to every year. Traveling to their hometowns during Lebaran, also known as Eid al-Fitr, is a way for people to spend quality time with their families and to pay respect to their ancestors. However, mudik can also be a chaotic time, with people flocking en masse to certain cities from all over the country.

This year, mudik is made easier for travelers from Central and East Java. Thanks to the local government of Banten province, transportation services are now available for mudik going to Merak regency. The newly implemented program was well-received by the public, and many people are anticipating a decrease in traffic congestions in the area.

The transportation service provided by the Banten provincial government is aimed at providing efficient and convenient transportation to mudik-ers to Merak. It includes a bus monitoring system and a bus channel, making it easier for people to choose their desired destination. The bus operations have been made to provide convenience and reduce the time spent in traffic. Moreover, the buses have also been ensured to run properly, with the drivers being given thorough and proper trainings.

Not only do these efforts reduce the impact of traffic and mudik-induced traffic congestions, they also improve the overall mudik experience. The stressed caused by traffic can now be eliminated, especially for those who are traveling with children. The government also made sure that the trip is affordable and have arranged for discounted fares for families, making it easier for them to mudik.

The Banten Provincial Government’s efforts to improve the traditional ritual of mudik to Merak is commendable. The services provided for mudik-ers gives them a chance to enjoy their travels without having to worry about the hassles of traffic. It is an important step to ensure that people from various areas who intend to go home can do so without any worries. The implementation of this program is also proof that the government recognizes the importance of family and traditions for the people of Indonesia.

Telkom Bagi Dividen Jumbo, Peluang atau Jebakan?

INDOWORK.ID, JAKARTA: PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) akan membagi dividen jumbo. Itu berita bursa pagi ini. Tentang dividen dan peluang jebakan dividen akan saya celotehi lain kesempatan. Kali ini saya ingin mengutip beberapa data menarik di sektor penunjang telekomunikasi untuk bahan penerawangan lebih jauh

Anda mungkin – seperti saya – tercengang mengetahui bahwa jumlah pelanggan telekomunikasi Indonesia lebih besar dari jumlah penduduk. Banyak orang Indonesia memiliki lebih dari satu gawai. Boleh jadi mereka mengkombinasikan keunggulan dari masing masing provider. Jutaan anak muda kecanduan games , nonton dan pamer diri. Tentu ada sebagian (kecil) memanfaatkannya untuk belajar.

SMS boleh jadi mulai terhapus, jumlah panggilan mendatar, bahkan menurun. Tapi lalu lintas data terus naik. Dan akan terus naik. Boleh jadi dengan tingkat kenaikan yang makin tinggi. Perkiraan saya akan terus naik dalam jangka waktu yang sulit diukur.

Namun kenaikan volume trafik data tersebut tidak paralel dengan kenaikan pendapatan. Karena “perang tarif”. Persaingan empat operator – Tsel, ISAT, EXCL dan FREN – mencekik leher. Untung tidak sampai pada tingkat bakar duit.

Di tengah persaingan itu, tahun lalu, pendapatan internet masih naik lebih 17%. Mendekati angka Rp 150 triliun. Tahun ini dan tahun depan perkiraan saya akan terjadi lonjakan tajam. Tahun politik adalah tahun komunikasi. Tahun telekomunikasi.

Di sektor infrastruktur penunjang – khususnya menara – persaingan tak setajam operator seluler. Tiga pemain utama di BEI adalah TBIG, TOWR dan MTEL.

Saya sudah melepas semua saham TLKM saya tahun lalu, ketika harga mendaki di atas Rp4.500 per saham. Sebagai gantinya saya “mengerami” MTEL. Berharap menetas telur emas.

Padahal MTEL merupakan saham yang harganya paling “memble” dari tiga pemasok jasa menara. Sejak IPO di Rp800 satu setengah tahun lalu, harganya hanya pernah menyentuh Rp810, beberapa saat. Pernah turun ke bottom Rp640. Nyaris selalu di bawah harga IPO. Sama sekali tak menarik bagi para traders.

JANGKA PANJANG

Tapi saya rutin memungut lot demi lot – bila ada peluru – setiap harga turun di bawah Rp700. Penerawangan saya melihat beberapa peluang dalam jangka panjang:

Pertama, tenacy ratio yang masih sangat rendah dibandingkan TBIG dan TOWR merupakan kelemahan sekaligus keunggulan. Kalau tenancy ratio MTEL mendekati angka dua pesaing itu, maka laba MTEL akan naik berlipat lipat. Pencapaian itu merupakan tolok ukur KPI kualitas manajemen.

Kedua, nilai buku menara – dalam neraca – MTEL sangat rendah dibandingkan TOWR, terutama TBIG. Hidden asset!

Ketiga, dalam industri yang padat modal ini, MTEL memliki keunggulan bukan cuma dalam jumlah menara – yang menempatkan MTEL debagai leader – tapi juga gearing ratio yang sangat rendah. DER MTEL per akhir 2022 tercatat 66%. Bandingkan dengan TBIG 239% dan TOWR 355%. Bila kebutuhan eskpansi datang, MTEL akan jauh lebih mudah merespons. Tentu kualitas manajemen, sekali lagi, menentukan.

Keempat, kombinasi antara menara dan fiberisasi membuat MTEL lebih leluasa memenuhi spesifikasi kebutuhan tenants. Juga dalam menyongsong berkembangnya 5G.

Kelima, sebaran menara MTEL – mayoritas di luar pulau Jawa – punya nilai tambah dalam jangka panjang. Kebijakan pemerintah Jokowi yang dengan sungguh sungguh meratakan sentra pertumbuhan ekonomi ke luar Jawa akan jadi pengungkit luar biasa.

Di belakang pelangi merah terbentang langit biru.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id
On October 1st, 2019, PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) announced the highest dividend distribution in its history, with the largest portion of the total dividends being distributed to individual shareholders. In the middle of persisting telco industry competition and discussion about potential corporate income tax for 2020, Telkom’s decision plated a high expectation in the market.

The industry responded positively, with the headline that Telkom has declared a jumbo dividend of almost 12.5 percent of its share price. Stock prices started trending up, setting up a positive outlook for the company. The company stated that the large dividends were a show of confidence in its business and prospects, and that it was aiming to improve shareholder value.

Despite the optimism, analysts were quick to point out that while the higher dividends were certainly good news, they could also be viewed with caution. Some argued that a high dividend payout could be seen as a sign of weakness, with the company’s cash reserves running low and looking to that dividend to fill the gap. A more fundamental concern among investors was that while the dividends were high, they were also non-sustainable, meaning that this could be the only dividend that Telkom will be able to hand out this year.

In conclusion, while Telkom’s jumbo dividends represent a potential for investors, there is also a potential for investors to be misled should Telkom’s financial situation not improve. In such a case, investors should be mindful of their expectations, and do their due diligence before purchasing or selling stock in the company.

MUDIK LEBARAN 2023: Jalan Tol Solo-Yogyakarta Urai Kemacetan di Pertigaan Kartasura

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Jalan Tol Solo-Yogyakarta akan dibuka secara fungsional untuk mendukung arus mudik Lebaran 2023.

Jalur sepanjang 6 kilometer itu akan dipakai untuk memecah kemacetan yang biasanya terjadi di pertigaan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Meski demikian, pemudik sudah dapat menghindari tujuh lampu lalu lintas yang jadi beban (kemacetan) di ruas jalan nasional Kartasura ke Klaten

Selama masa operasional terbatas itu, pengguna jalan tidak dikenai biaya.

Menurut sumber dari laman resmi pemerintah, pada arus mudik dan arus balik nantinya akan ada pos pantau selepas exit tol fungsional di daerah Sawit. Kemudian, akan ada pos gabungan di daerah Sanggung.

Untuk jam operasional tol fungsional tersebut dimulai pukul 06.00-17.00 WIB. Ruas jalan tol tersebut akan dibuka satu arah bagi pemudik dengan kendaraan roda empat.

Aturan lain yang juga harus diperhatikan adalah hanya kendaraan kecil yang boleh melintas dengan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam. Dengan kecepatan itu, pengemudi hanya butuh 15 menit untuk melintasi ruas itu.

Ruas jalan tol fungsional itu melintasi dua kecamatan, yakni Banyudono dan Sawit di Boyolali, Jateng. Letaknya di sisi selatan Gerbang Tol Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Ujung jalan tol bakal berlokasi di Desa Ketangguhan, Kecamatan Sawit.

Sedangkan waktu pengoperasian yaitu antara 15 April-24 April 2023 untuk arus mudik. Lalu, 25 April 2023 hingga 1 Mei 2023 untuk arus balik. Namun hal tersebut berlaku situasional. Namun, bila diperlukan, bisa diperpanjang.

Dari aspek teknis, seluruh ruas jalan tol fungsional telah dibeton. Namun, ketebalannya berbeda. Jalan sepanjang 3,5 km dibeton dengan ketebalan 30 sentimeter, sedangkan 2,5 km lainnya baru dibeton dengan ketebalan 10 cm.

Menuju akses Jalan Tol Solo-Yogyakarta

Akan tetapi, perpindahan ketebalan jalan akan tetap terasa mulus. Pihaknya telah menghaluskan beton pada transisi jalan itu. Jalan tol fungsional itu cenderung lurus. Bagian jalan yang betonnya tebal terasa lebih mulus ketika dilintasi.

Itu berbeda dengan sisi jalan yang pembetonannya lebih tipis. Guncangannya masih terasa. Kondisi jalanan juga cukup berdebu. Pembatas jalan hanya berupa rambu tolo-tolo atau tiang sederhana.

Meski sementara, pengoperasian jalan tol diyakini bakal menghemat waktu pemudik. Ujung jalan tol akan mempertemukan pengemudi dengan jalan arteri nasional di Boyolali. Daerah itu berbatasan dengan Sukoharjo dan Klaten.

Pendemo Blokir Jalan Tol Jatikarya Lagi, Tutup Tol Hingga Pukul 22.00 WIB

INDOWORK.ID, JAKARTA: Pemblokiran jalan kembali terjadi untuk kesekian kali di Jalan Tol Jatikarya. Akibatnya, antrian kendaraan tidak dapat dielakkan. Alhasil pengguna mencari jalur alternatif lewat jalan kampung di sekitarnya.

Kemacetan mulai terjadi mengular di akses keluar pintu tol Cisalak, karena banyak pengguna jalan yang dialihkan ke jalur lain.

Salah seorang pengguna jalan bernama Wijaya mengatakan tidak punya pilihan lain untuk melanjutkan perjalanan selain masuk ke gerbang tol arah Depok, kemudian keluar di akses keluar terdekat.

“Akhirnya kami memilih keluar di Cisalak tapi ternyata stuck juga, antriannya panjang…” ujarnya kesal. Dari Cisalak kemudian pengguna jalan mengalihkan rute ke jalan alternatif di Harjamukti.

“Sampai di Harjamukti ini kami juga mengalami kemacetan karena jalannya kecil. Lagi pula banyak perempatan yang mengharuskan mobil antri. Rebutan sama pengendara motor yang gak mau ngakah,” ketusnya kesal.

Dari sana kemudian Google Maps mengarahkan Wijaya sampai tembus ke Jalan Alternatif Transyogi Cibubur. Ternyata kemacetan masih menghalangi jalan pukang, padahal sudah lewat dua jam perjalanan dari Jakarta.

Para petugas patroli jalan raya berga di pintu tol yang diblokade

Petugas Patroli Jalan Raya berseragam Waskita Toll Road saat ditanya oleh pengguna jalan mengatakan bahwa pengguna jalan disarankan menggunakan jalan alternatif, jangan menunggu sampai blokade jalan dibuka.

“Pengguna jalan salahkan mencari jalan alternatif lain, jangan menunggu di garis tunggu, karena akan mengakibatkan kemacetan sampai di Jalan Tol Jagorawi,” teriaknya menggunakan TOA pengeras suara.

Penulis memantau para pendemo berhenti pada pukul 22.00 WIB. Jalan baru dibuka kembali untuk publik. Aksi unjuk rasa sendiri sudah dimulai sejak pukul 19.15 WIB.

Terlihat di sana petugas kepolisian tengah membersihkan material yang digunakan massa dalam aksi unjuk rasa. Mulai dari spanduk hingga bedeng yang didirikan di tengah jalan.

Kabar dari petugas di lapangan Demo yang berulang ini membuat Polda Metro Jaya turun tangan. Bahkan katanya pendemo akan diancam masuk ke rendah pidana bila terus mendemo.

Demo yang berujung blokir jalan ini sudah berlangsung berulang kali. Perkaranya adalah karena pemerintah belum mencairkan uang ganti rugi atas tanah karena pihak BPN belum memberikan rekomendasi pembayaran. Hal itu karena tanah yang diakui masyarakat masih dalam proses sengketa.

Mudik Lebaran, Tersedia Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Rest Area

INDOWORK.ID, JAKARTA: Menyambut mudik Lebaran 2023, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terus meningkatkan layanan, termasuk fasilitas di Tempat Istirahat dan Pelayanan/TIP (Rest Area) di Jalan Tol.

Untuk mengantisipasi semakin banyaknya pemudik yang menggunakan kendaraan listrik yakni dengan menyediakan charging point atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di rest area jalan tol.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, pada mudik Lebaran 2023 ini para BUJT bersama mitra terkait telah menyiapkan SPKLU di 14 titik rest area jalan tol.

Sebagai regulator penyelenggaraan layanan jalan tol menyambut positif inisiatif BUJT bersama mitra terkait.  “Charging point atau SPKLU ini merupakan bagian dari upaya Kementerian PUPR untuk mendorong terbentuknya ekosistem mobil hemat energi dan ramah lingkungan yang lebih baik,” tegas Endra.

Endra menambahkan bahwa saat ini SPKLU yang tersedia berjumlah 14 unit yang tersebar di beberapa ruas tol, yakni ruas tol Jakarta – Merak di rest area KM 13A, ruas tol Trans Jawa (Jakarta – Cikampek – Semarang –  Solo – Surabaya hingga Probolinggo) yang terletak di rest area KM 6B, KM 208B, KM 389B, KM 456B, KM 519B, KM 616B, KM 207A, KM 379A, KM 519A, KM 626A, dan rest area KM 695A. Sedangkan dua titik SPLKU lainnya berada di ruas tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) pada Rest Area KM 10A arah Bogor dan rest area KM 21B arah Jakarta.

SPKLU sudah tersedia juga di kota-kota besar di Pulau Jawa yang menjadi destinasi para pemudik. Dengan demikian diharapkan para pemudik dapat merasa lebih aman, nyaman dan tenang berkendara mobil listrik.

MENINGKAT SIGNIFIKAN

Penyediaan SPKLU ini dilakukan mengingat jumlah mobil listrik yang telah meningkat cukup signifikan di Indonesia. Berdasarkan laporan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik di Indonesia sebanyak 15.437 unit sepanjang 2022. Jumlahnya melesat 383,46% dibandingkan setahun sebelumnya yang sebesar 3.193 unit.

Sebagai informasi tambahan, pada mudik Lebaran 2023, Kementerian PUPR telah menyiapkan jalan tol sepanjang 2.624 km dengan 70 ruas jalan tol yang dikelola oleh 49 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali.

Endra juga mengatakan bahwa untuk mendukung kelancaran dan kenyamanan untum para pemudik, Kementerian PUPR menyiapkan 127 TIP (rest area) untuk arus mudik tahun 2023.

Untuk mudik Lebaran 2023, Kementerian PUPR juga menyiapkan 11 ruas yang akan difungsionalkan selama Mudik Lebaran 2023, yaitu 7 ruas tol baru di Jawa dan 4 ruas tol baru di Sumatera dengan total panjang 222 km.

Pada 11 ruas tersebut akan kami siapkan Rest Area sementara dengan fasilitas toilet, mobile BBM dan juga gardu makanan-minuman secara sederhana. PUPR juga akan menyiapkan Rest Area sementara di jalan tol Cikampek-Palimanan KM 81 A dan B. “Mudah-mudahan dapat menampung kebutuhan para pemudik untuk rehat sejenak dalam berkendara di jalan tol,” tutup Jubir Endra. (Jay/PUPR)
As the 2020 Lebaran holiday quickly approaches, the Indonesian government is taking a positive step in the direction of sustainability and technological advancement by providing charging stations for electric vehicles at several rest areas throughout the country. This initiative is part of a larger effort to reduce emissions by encouraging people to switch to electric vehicles to facilitate their mudik lebaran travel.

The charging stations, which can power up many electric vehicles within an hour, are being set up in various rest areas around major cities. This is not only convenient for people making long trips but can also provide much-needed access to charging facilities by those who don’t live in urban centers.

The decision to set up charging stations at rest areas is part of the government’s plan to reduce the country’s dependence on fossil fuels and transition to electrical energy. It is a welcome step in the right direction as it not only helps reduce air pollution but also encourages citizens to travel with eco-friendly vehicles.

The charging stations have been well-received by many of the people planning to travel for Lebaran, as it allows them to conveniently power up their vehicles along their route. Furthermore, it is also expected to provide a substantial boost to the country’s electric vehicle industry, which is likely to spur further development of this budding sector.

Overall, the timely introduction of electric vehicle charging stations at rest areas is a smart move by the Indonesian government and will likely have lasting positive impacts not only in the short term but in the long run as well.

Hunian Konsep TOD Cocok Untuk Kelas Milenial

INDOWORK.ID, JAKARTA: Hunian berkonsep Transit-Oriented Development (TOD) atau Kawasan Berorientasi Transit sesuai dengan gaya hidup kaum muda atau milenial. Biasanya konsep tersebut dibangun di kota-besar yang mengakami polemik kemacetan.
Bahkan, ketika Jokowi meresmikkan hunian tersebut di Margonda, Presiden langsung memerintahkan agar dibangun tidak di Jakarta dan sekitarnya saja, tapi di kota-kota yang mengalami kemacetan.
Tentu, jika sasaran strategisnya adalah milenial, hunian harus memiliki ruangan dan kamar yang sangat bagus. Hunian tersebut juga dilengkapi fasilitas pendukung yang memadai. Keuntungan dari konsep TOD adalah akses yang cepat ke moda transportasi seperti kereta api.
Dengan integrasi ke jalur kereta komuter KRL, para generasi milenial dapat melepas ketergantungan terhadap penggunaan kendaraan pribadi dan turut mengurangi kemacetan khususnya di Jabodetabek.
Hunian milenial ini ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Mengambil contoh hunian di Depok ini mendapatkan subsidi dengan FLPP sekitar Rp200 juta, dan nonsubsidi di sekitar Rp300 juta dan Rp500 juta.
Wilayah perkotaan cenderung semakin padat sehingga menimbulkan tantangan untuk mengatur transportasi dan hunian bagi masyarakat.
Sebagai data penguat, sebagian besar penduduk di Indonesia belum memiliki rumah. Sebanyak 58 persen penduduk Indonesia di bawah 40 tahun dan 81 juta generasi milenial dengan status yang berbeda belum dapat fasilitas rumah.
Oleh karena itu,pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR berinisiasi untuk mengkoordinasikan seluruh BUMN, Perumnas, Adhi Karya, dan lainnya, dan tentu PT Kereta Api sebagai pengelola moda kereta.

Nowadays, a shift of lifestyle and trends creates massive influence, especially on the millennials’ living choices. Concepts for living spaces for them take a form of TOD (Transit Oriented Development). The centralized facility, accessible transportation, and complete lifestyle facilities create a new way to live and start a trend that appeals those in that certain age bracket.

TOD is a life style concept born through an effort of combining the desire of a sustainable and greener life with an abundance of city transportation and modern and unique facilities in one location. This concept reduces the need to traverse from one place to another as the essential elements are already around and enables people to enjoy the day as freely as possible with complete convenience.

Such concept is ideal for millennials who want to lead a life in line with the changing trend. They could enjoy the beauty of the city, coziness of living away from the hustle, and exciting opportunities for boosting their creativity and developing their unexplored passion. They could explore the facility around that are carefully selected to ensure maximum utilization and encourage self-development in millennials.

The concept is presented in a form of a vertical village which combines the comfort of condominium and convenience of shopping mall coupled with a comprehensive and easily accessible city transportation. The concept is ideal for millennials to live, work, and play, hence promote balanced and efficient lifestyle in a novel way.

In conclusion, TOD is a concept that combines all the things millennials love in a life style design. It combines the convenience of transportation, livable cities, and sustainable environment without taking away the modern comforts of condominium and shopping mall. This is the trend adopted by millennials and is the future of living in cities.

Mobil Listrik, China Paling Agresif

INDOWORK.ID, JAKARTA: China menjadi negara yang paling agresif dalam mengembangkan industri mobil listrik (electrical vehicle – EV). Bahkan, tingkat kemajuan China di bidang tersebut sudah ditunjukkan melalui jumlah produksi mobil listrik yang mencapai 1,36 juta unit per tahun.

Hal tersebut menunjukkan bahwa China menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia yang memiliki kemampuan untuk memproduksi mobil listrik berskala besar.

PASAR TERBESAR

Tak hanya itu, China juga menjadi pasar mobil listrik terbesar di dunia dengan memiliki total populasi mobil listrik mencapai 7,2 juta unit hingga tahun 2019, di mana sekitar 47% dari jumlah tersebut beredar di pasar domestik China.

Hal ini menunjukkan bahwa negara tersebut memang sangat serius dalam mengembangkan pasar dan industri mobil listrik.

Untuk mendorong pengembangan produk mobil listrik tersebut, pemerintah China bahkan menganggarkan dana sekitar US$60 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk mendanai riset, pengembangan, dan strategi pembangunan mobil listrik hingga tahun 2035.

Selain itu, baik pemerintah pusat maupun provinsi juga menyediakan fasilitas subsidi dan insentif bagi pengembangan mobil listrik, termasuk diskon tertinggi hingga US$3.600 per unit untuk konsumen.

Tak hanya itu, pemerintah juga menyediakan fasilitas pengisian listrik yang memadai dengan menyediakan sedikitnya 120.000 stasiun pengisian listrik, serta 4,8 juta fasilitas mini untuk pengisian baterai. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah China sangat serius dalam mendukung pengembangan mobil listrik dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
China is the world’s largest consumer of electricity and is one of the countries exerting the most effort in the advancement of electric mobility. The country is the top producer of electric vehicles, beating out the United States by a significant amount in 2020. According to the International Energy Agency, 59% of all electric cars sold in 2020 were produced in China.

As part of its commitment to a more sustainable future, China is set to continue its aggressive push towards electric mobility by introducing several massive projects around the country. The country is investing heavily in infrastructure such as public charging networks, as well as offering subsidies for electric vehicles. This has seen the number of electric vehicles on the road in the country soar to an estimated 1.2 million in 2020, a dramatic increase from just 345,084 in 2018.

China’s efforts to promote electric vehicles include their push to create an ecosystem of fast-charging networks across the country. With this, the country can also ensure that electric vehicles are accessible to every corner of the country. This is being done through local automakers and key players such as State Grid and China Southern Power Grid.

Apart from this, the government is also setting up designated zones in selected cities to encourage the use of electric vehicles. This includes special tax incentives, awards and subsidies. As of 2021, the government has allocated the equivalent of US$ 2.7 billion in the form of subsidies for electric vehicles. This is expected to further increase the adoption of electric vehicles in the country.

Overall, China is setting a great example for other countries by showing just how much can be achieved in terms of electric mobility with the right measures and support. A clear example of this is the fact that the number of electric vehicles in the country is expected to reach 5 million by 2025. This is an inspiring development that more countries should strive to emulate.

Strategi China dalam Industri Otomotif Global, Untung Besar di Pasar Domestik

INDOWORK.CO.ID, JAKARTA: Pemain utama otomotif global hari ini adalah China. Dari sisi produksi, setiap tahun negeri ini bisa memproduksi 23-25 juta unit. Besaran pasar otomotif yang diserap pun sama besarnya, sehingga tak satu pun produsen otomotif global yang berpaling dari pasar China.

China berhasil bermetamorfosis sebagai negara industri yang cukup besar.

STRATEGI CHINA

Salah satu penopang utama China adalah industri otomotif di dalam negeri yang menyabet keuntungan besar dari pasar domestiknya (UNIDO’s Global Vaue Chain Project, 2005).

China berhasil mengembangkan strategi kebijakan yang menciptakan pasar besar sekaligus dengan industrialisasi sektor otomotif lokal. Berbekal pasar domestik yang besar, sejak 2005 pemerintah China mengharuskan produsen asing menggandeng produsen lokal.

Pemerintah China sukses meyakinkan investor asing untuk menepis ketakutan kehilangan pangsa pasar domestik. Banyak perusahaan otomotif multinasional tetap mempertimbangkan empuknya pasar domestik China.

Dengan perbandingan atau residensi 24 mobil per 1.000 orang jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang telah mencapai 700 unit per 1.000 orang dan rerata dunia 120 unit per 1.000 orang, pasar domestik China masih cukup potensial. Buktinya, produsen sekelas Volkswagen maupun General Motors tetap menguasai pangsa pasar.

Ujung-ujungnya, para produsen multinasional itu pun tak bisa mengelak. Mereka tetap melakukan produksi bersama dengan produsen lokal, termasuk ketika banyak pemanufaktur lokal China yang bahkan menghasilkan item hampir serupa dengan model dan spesifikasi produk mereka.

Para produsen asing lebih banyak memikirkan prospek pasar domestik China serta kesempatan meraih basis produksi yang murah ketimbang menolak bekerja sama dengan produsen lokal. “Berinvestasi di China memang berisiko, namun lebih berisiko lagi jika tidak berinvestasi di sana,” demikian ungkap Jian Sun, Periset A.T Kearney yang berbasis di Shanghai, China, memandang pola pikir produsen asing di China.

MEREK LOKAL

Alhasil, pemerintah China juga tak kehilangan kesempatan baik di negeri sendiri, beberapa merek lokal pun mampu meraih pangsa pasar seperti Geely dan Chery dari segmen mobil penumpang.

Bahkan sewaktu diteliti, Chery yang merupakan perusahaan milik pemerintah dapat menjual sekitar 180.000 unit per tahun. Sedangkan Geely (anak usaha Pemerintah Provinsi Zhejiang) meraih pertumbuhan penjualan 100%.

China berhasil membawa produsen lokal ikut menikmati kue otomotif. Mobil penumpang buatan lokal bahkan menciptakan pertumbuhan 53% tiap tahun, dua kali lipat dari pertumbuhan produsen asing asal Jepang yang hanya bertumbuh sekitar 24%.

Kondisi pasar di China akhir-akhir ini menunjukkan terjadinya perubahan model dan spesifikasi mobil seiring dengan terangkatnya produksi dari pabrikan lokal. Bahkan, dari sekitar 100 produsen mobil terdaftar, terdapat sekitar 104 model baru yang diluncurkan tiap tahunnya.

Kebijakan ekstrim China dalam mendongkrak kemampuan industri otomotif berlanjut hingga sekarang. Setelah sukses menggaet dana investasi dari para raksasa otomotif dunia dan membangun pasar domestik yang gemuk, tingkat pertumbuhan negeri Tirai Bambu itu dalam satu dekade terakhir sungguh mengesankan, walau pada saat terakhir tanda-tanda perlambatan sudah mulai terlihat.

Dari seluruh pabrikan otomotif di China, total produksi mencapai 25,22 juta unit pada 2020. Sedangkan total penjualan domestik sebesar 26,87 juta unit, menjadikan China sebagai pasar otomotif terbesar di dunia.
China’s success in the global automotive industry is no small feat. In recent years, the country has increased its share of the global automotive market, due largely to its robust strategies, both domestically and internationally.

Domestically, China’s strategy in the automotive industry has been two-fold. On the one hand, the country has strived to ensure the success of its own industry by way of high levels of investments in research and development. This has allowed Chinese companies to produce cars of comparable quality and affordability to international brands.

At the same time, China has also taken steps to further open up its domestic markets, by reducing trade barriers and allowing domestic and international competitors to operate on equal footing in the country. This has boosted competition among companies and given Chinese automakers an opportunity to access technology and markets that would otherwise remain closed to them.

The focus on R&D, coupled with the liberalization of the domestic market, has enabled China to become one of the world’s leading automotive market. In 2018, the country became the world’s largest automobile producer, surpassing the United States and Japan. This also had a significant beneficial effect on the Chinese economy, which is now one of the largest markets for car sales.

In addition to its domestic strategies, China has also taken steps to expand its presence in the global automotive market. The country has, for example, established joint ventures with large automakers such as Volvo and made investments in Tesla, which is expected to bring forth a surge in electric vehicle issues.

These strategic moves have, in turn, allowed China to make significant strides in the global automotive market. Last year, the country was able to produce more than 25 million vehicles, accounting for approximately one-quarter of the world’s total production.

In conclusion, China’s strategies within the global automotive industry have been largely successful, proving incredibly beneficial both domestically and internationally. High levels of investments in R&D, combined with the liberalization of the domestic market and strategies within the international market, has enabled the country to become one of the leading car markets within the world, currently accounting for one-quarter of global production.

Industri Otomotif, Di Seluruh Dunia Negara Hadir, Bagaimana di Indonesia?

INDOWORK..ID, JAKARTA: Industri otomotif merupakan salah satu subsektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian sebuah negara. Itulah sebabnya di seluruh dunia, negara akan hadir dengan membuat kebijakan yang berpihak bagi pertumbuhan dan perkembangan industri tersebut.

International Labour Organization (ILO) merilis data bahwa saat ini industri otomotif menjadi gantungan hidup 14 juta orang yang bekerja secara langsung di pabrik (ILO, 2020:8). Kontribusi ini belum menghitung rantai produksi dari hulu ke hilir yang melibatkan mulai dari industri hulu, pemasok komponen, IKM, hingga jaringan penjualan.

PERAN STRATEGIS

Di Indonesia, berdasarkan informasi Kementerian Perindustrian, industri otomotif menyerap sedikitnya 1,5 juta pekerja. Para pekerja tersebut terlibat di berbagai jenjang rantai pasok hingga tenaga penjualan.

Sedangkan kontribusi ekonomi sektor otomotif bagi perekonomian nasional pun cukup signifikan. Sektor otomotif yang masuk dalam rumpun industri manufaktur itu, menyumbang sedikitnya 3%-4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Belum lagi menghitung kontribusi positif terhadap neraca dagang. Seperti dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019, total nilai ekspor otomotif mencapai US$4,3 miliar, sedangkan pada saat bersamaan nilai impor mencapai US$2,3 miliar. Alhasil, subsektor otomotif menyumbang surplus neraca dagang mencapai US$2 miliar.

Peran strategis industri otomotif inilah yang membuat tiap negara berlomba menguatkan produksi lokal masing-masing. Tiap negara merancang seluruh kebijakan investasi yang longgar agar dapat menggaet investor besar, selain memberikan berbagai kemudahan fiskal maupun insentif untuk menggenjot produksi lokal.

Singkatnya, kemandirian dan kemajuan industri otomotif nasional dapat mengurangi beban importasi sekaligus membuka peluang guna menangguk untung dari perdagangan internasional.

Tak heran jika setiap negara di dunia berkompetisi ketat di dalam sektor otomotif. Kini, sejumlah negara berkembang di kawasan Asia Tenggara/Asean pun ikut berlomba menuju swasembada produk otomotif. Terlebih untuk kancah Asia, selain negara berkembang, negara industri unggulan seperti India dan Tiongkok masih terus mengincar ceruk pasar besar otomotif dunia.

Hal ini terlihat jelas, pada materi-materi yang dibahas pada Automotive Forum pada 2017. Dalam forum tersebut, terungkap kebijakan masing-masing negara di kawasan Asia Pasifik yang pro secara ekstra terhadap pengembangan industri otomotif.
The automotive industry has been booming around the world in recent years—and Indonesia is no exception. This Southeast Asian nation is rising to the challenge of competing with the world’s top automotive giants, with a large and thriving landscape of manufacturers, suppliers, and dealers.

From luxury carmakers to electric vehicle manufacturers, Indonesia has a diverse automotive landscape. Local car company Astra International began manufacturing cars in 1975, with the help of foreign partners like Suzuki and Honda; this partnership led to the introduction of well-known brands such as Toyota, Daihatsu, and Mitsubishi. Since then, Astra International has grown significantly, becoming one of the largest automotive companies in Southeast Asia.

Meanwhile, electric vehicle production in Indonesia has taken off in recent years. As more consumers embrace sustainable transportation, manufacturers in Indonesia are investing in the electric vehicle sector in a big way. Companies like Toyota and Honda have both made major investments in electric car factories in Indonesia, while other electric vehicle manufacturers like LYNX and GoJek are also joining the electric car market.

In addition to traditional car and electric vehicle production, Indonesia also has a thriving aftermarket industry. This includes companies that provide components and spare parts, as well as service providers. The availability of these services helps keep Indonesian cars running and makes the country a great place for car owners who want to customize or repair their vehicles.

The automotive industry in Indonesia has come a long way in the past few decades, and the country is now a major player in the global auto market. With a diverse range of manufacturers, suppliers, and service providers, Indonesia is well-positioned to continue its success for years to come.

Spouse Program Rotary Jakarta Digelar di Setu Babakan

INDOWORK.ID, JAKARTA: Spouse Program Rotary District Conference Jakarta 2023 digelar pada Sabtu, 13 Mei, di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. “Perhelatan ini pasti berbeda dan berkesan karena Jakarta banget dan penuh edukasi tentang budaya Betawi,” kata Lusia Effendi, pengurus Rotary District 3410.

Aktivitas dalam kegiatan itu terbagi dalam tiga bidang yaitu budaya, pendidikan, dan ekonomi. “Selain mengenal budaya Betawi, kami akan mempelajari sejarah, tarian dan masakann bersama seniman,” katanya, Rabu, 12 April 2023 saat bertemu dengan Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi.

Untuk bidang ekonomi, katanya, Rotary akan membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masyarakat Betawi dengan membeli prodiuk berupa batik, kerajinan dan makanan.

Lusia datang bersama pengurus lainnya yaitu Yvonne Pangemanan, Meinar Simangunsong, Aulia, Yanti, dan Brigitta Natali. Sementara itu tuan rumah dari Forum Jibang adalah Rusdi Saleh, Sibroh Malisi, Indra Sutisna, Roosyana Hasbullah, Yahya Andi Saputra, Yoyo Muchtar,  Lahyanto Nadie, dan Apriyansyah.

PEMIMPIN PERUSAHAAN DAN PROFESIONAL

Rotary Jakarta dan Forum Jibang PBB

Menurut Yvonne, Rotary adalah organisasi nirlaba internasional yang tersebar di 200 negara. Anggotanya terdiri dari para pemimpin perusahaan dan profesional. “Tujuan Rotary adalah untuk memberikan layanan kepada masyarakat dan menyebarkan kedamaian dan kemitraan antara bisnis, profesional dan komunitas kami,” kata wanita lulusan Universias Padjadjaran, Bandung, tersebut.

Rotary Club Internasional District 3410 telah berdiri selama lebih dari 50 tahun dan terlibat aktif dalam pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kesehatan, program pendidikan, kebudayaan, dan perdamaian.

Meinar menjelaskan bahwa program itu akan dihadiri oleh Nur Asia Sandiaga, istri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Acaranya a.l. ngobrol bareng tokoh Betawi, workshop pembuatan kerak telor dan kembang goyang. “Mereka yang hadir adalah pasangan Rotarians, pertukaran budaya dari Norwegia, Filandia, Kanada, dan Prancis.”

HADIAH BUKU

Lusia Effendi dan Lahyanto Nadie

Di akhir pertemuan Yahya Andi Saputra membeirkan buku karyanya yang berjudul Betawi Megapolitan, Merawat Jakarta Palang Pintu Indonesia kepada Lusia. Buku tersebut diserahkan oleh Lahyanto Nadie,  Chariman Pustaka Kaji yang menerbitkan buku tersebut.

Perempuann yang energetik itu pun girang bukan kepalang. Kemudian ia berpantun:

Saya datang dari Kelapa Gading

Berkunjung ke Setu Babakan

Sekarang kita dapat bersanding

Ini semua karena kehendak Tuhan

The Rotary Jakarta Spouse Program was held on Setu Babakan on Monday, April 1, 2019. The program was attended by 68 participants, comprised of 42 spouses of Rotary Jakarta members as well as invited guests, to celebrate culture and friendship.

The program began with an opening ceremony that included singing of the national anthem and a presentation by the Rotary Jakarta Ambassador. After which, the participants were engaged in a series of activities that ranged from a sing-along of traditional folk songs to a taste-testing of traditional Indonesian cuisine.

In addition to the cultural activities, the program included seminars on health and wellness. The seminars focused on the important roles that spouses of Rotarians can play in cultivating healthy relationships and healthy lifestyles. Educating participants on proper nutrition, physical activity habits, and stress management techniques, the seminars provided participants insight into the importance of healthy habits and practices.

The highlight of the program was a silent auction that attracted many participants who contributed to the local community. The silent auction raised more than USD $5,000, which will be donated to local charities and initiatives.

In closing, the Rotary Jakarta Spouse Program was a great way to foster friendship, exchange cultural experiences, and support the local community. The program was an important reminder that the strength of a community is in celebrating togetherness and solidarity.