INDOWORK.ID, JAKARTA: Pembangunan ruas Jalan Tol Padang-Pekanbaru, Seksi Pekanbaru-Bangkinang sampai Maret 2021 sudah mencapai 61 persen dari total panjang 40 km. Sepanjang 17 Km dari total ruas jalan yang sudah rampung siap dilalui kendaraan atau sudah rigid.
Sisanya akan terus diburukan penyelesaiannya bersamaan dengan pembentukan badan jalan tol. Proses pembebasan lahan tol Pekanbaru-Bangkinang sampai periode yang sama sudah mencapai 22 Km dari total kebutuhan lahan sepanjang 40 Km.
Total lahan yang bisa dikontruksi saat ini sudah mencapai 29 Km. Artinya, pembangunan jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang masih menyisakan 11 Km lagi yang harus digesa sampai akhir tahun ini. “Insya Allah, seluruh 40 Km ruas jalan tol Seksi Pekanbaru-Bangkinang akan selesai pada akhir tahun 2021,” kata Project Director Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang, Bambang Eko, Senin (22/3/2021).
Pembangunan ruas tol Seksi Pekanbaru-Bangkinang awalnya terlambat karena lamanya turun persetujuan lahan dari Gubernur Riau. PT Hutama Karya bersama kontraktornya dapat mengendalikan kendala tersebut dan pembangunan dapat dikerjakan.
Ruas tol Seksi Pekanbaru-Bangkinang sebenarnya masih memiliki lanjutan ke Bangkinang-Pangkalan. Namun, pekerjaan disini sangat sulit mendapatkan konfirmasi progres dari kontraktornya.
Jika ruas tol Bangkinang-Pangkalan selesai, masyarakat bisa menikmati tol Padang-Pekanbaru menjadi dua tahap. Melalui Jalan Bypass Padang ke Sicincin dan Pangkalan-Pekanbaru. Sementara itu, Jalan Tol Seksi Kapalo Hilalang-Payakumbuh masih harus diburukan pengadaan anggaran dan pekerjaan kontruksinya sampai tahun 2024.
Pembangunan ruas tol seksi Kapalo Hilalang-Payakumbuh harus diperjuangkan lagi ke pusat. Setidaknya, sebelum Jokowi berakhir masa pemerintahannya, sudah keluar Perpres tentang penempatan modal negara di ruas tol seksi Kapalo Hilalang-Payakumbuh itu. “Mengapa perlu Perpres? Sebab belum tentu presiden berikutnya memberikan perhatian yang sama untuk tol Padang-Pekanbaru,” ujar seorang sumber.
Posisi ruas tol Padang-Pekanbaru masih menempati prioritas ketiga dalam pembangunan tol Sumatera. Tetapi jika pendekatan dan lobi Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mangkus (bernas,red) ke pusat, maka posisi prioritas itu bisa menjadi yang pertama. “Jadi kata kuncinya, lobi pusat,” kata sumber yang enggan ditulis jatidirinya itu. (Liputan: Awaluddin Awe)
Undang Investor, Indosat Ooredoo Jual Lebih 4.200 Menara