Oase

RELOKASI IBU KOTA – Dari Jaman Mesir Kuno hingga Awal Abad ke-21 (4)



single-image
Gambar Kota Baghdad Era Abbasiyah (Sumber: republika.co.id)

INDOWORK, JAKARTA: Kekaisaran Romawi mulai mencapai puncak kejayaannya pada sekitar 117 M. Pada jaman itu, kekaisaraan tersebut menjadi kekuatan politik-militer,  dan sosial-budaya serta ekonomi yang paling berpengaruh di kawasan Eropah Barat.

Bahkan, pada 285 M, kekaisaran telah tumbuh terlalu besar untuk dikuasai oleh pemerintah pusat di Roma, sehingga Kaisar Diokletianus –yang memerintah pada  284-305 M — memekarkannya menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Romawi Timur.

Kekaisaran Romawi dimulai ketika Augustus Caesar (27 SM-14 M) menjadi kaisar pertama Roma. Kekaisaran Romawi Barat  meredup  ketika kaisar Romawi, Romulus Augustulus (475-476 M) digulingkan oleh Raja Jerman,  Odoacer yang berkuasa antara 476 hingga 493 M. Sementara itu, Kekaisaran Romawi Timur terus berlanjut sebagai Kekaisaran Bizantium sampai kematian Konstantin XI (memerintah 1449-1453 M), sampai dengan  jatuhnya Konstantinopel ke  Utsmaniyah Turki, pada tahun 1453 M.

Pengaruh Kekaisaran Romawi pada peradaban Barat sangat  Warisan kebudayaannya berkontribusi secara signifikan  pada hampir setiap aspek kebudayaan Barat, bahkan kebudayaan global.

MERELOKASI  IBUKOTA EMPAT KALI

Menurut catatan sejarah, sepanjang 1426 tahun perjalananya, Kekaisaran Romawi memiliki empat ibu kota, yaitu  Roma, Konstantinopel, Milan dan Ravenna. Meskipun demikian, hanya ada dua ibu kota yang paling terkenal, yaitu Roma dan Konstatinopel.

Pada abad ke 4 Masehi, Kaisar Konstantinus menyatakan Konstantinopel sebagai ibukota baru Roma karena lebih dekat dengan rute perdagangan Kekaisaran yang lebih berharga dan jauh lebih kecil risiko invasi dari Semenanjung Italia saat itu.

Ibukota Roma kemudian bergeser beberapa kali antara Roma dan Konstantinopel, dengan Kekaisaran akhirnya terpecah menjadi dua entitas yang terpisah menjelang akhir abad ini.

Menjelang akhir abad ke-5, ibu kota kemudian dipindahkan ke Milan untuk menangani ancaman di Eropa Utara secara lebih efisien dan akhirnya ke Ravenna karena fakta bahwa itu adalah salah satu kota paling berbenteng di Eropa pada saat itu.

Ibu Kota Roma, pada Jaman Kekaisaran Romawi

ROMA

Asal usul  kota Roma tak diketahui secara pasti. Namun menurut legenda, kota  Roma didirikan oleh Romulus pada tahun 713 SM. Meski pun demikian, para sejarawan menduga kota tersebut sudah ada jauh sebelum tahun itu. Sebab, sekitar abad ke-8 seb. M, terdapat banyak pemukiman di dataran Latium. Roma berkembang karena  berada di jalur rute perdagangan garam yang melintasi sungai Tiber dalam perjalanan ke pantai. Kota itu dibangun di atas tujuh bukit yang erletak di pinggir sungai Tiber. Secara tradisional diyakini bahwa penguasa awal Roma adalah raja, mungkin berasal dari orang yang dikenal sebagai bangsa Etruria, yang diusir  sekitar 500 SM.

Dalam perkembangan kemudian, kota Roma dijadikan pusat dari kekaisaran Romawi. Para penguasanya menjadi Kaisar setelah pemerintahan Augustus, yang wafat pada tahun 14 sebelum Masehi. Ekspansi berlanjut sampai Roma memerintah sebagian besar Eropa bagian barat dan selatan, Afrika Utara, dan sebagian Timur Tengah. Karena itu, Roma menjadi titik fokus dari budaya yang kaya dan mewah di mana sejumlah besar dihabiskan untuk bangunan. Kota itu membengkak berisi mungkin satu juta orang yang bergantung pada impor biji-bijian dan saluran air untuk air. Periode ini memastikan Roma akan tampil dalam menceritakan kembali sejarah selama ribuan tahun.

MILAN (MEDIOLANUM)

Kota Milan didirikan sekitar 400 SM oleh Insubres, populasi Galia yang hidup di sisi utara Sungai Po. Bangsa Romawi menaklukkan pemukiman pada 196 SM, dan menamainya Mediolanum, yang berarti ‘tempat suci’. Karena lokasinya yang strategis antara rute komersial yang penting, serta topografi yang memungkinkan orang Romawi untuk mempertahankan diri dari suku-suku Jerman.

Roma menguasai Gallia Cisalpina (provinsi Romawi) dari Mediolanum. Pada 15 SM, Kaisar Augustus mendeklarasikan ibukota kota wilayah Transpadania.

Menjelang abad ketiga, Milan menjadi ibu kota Italia Utara. Ketika Kekaisaran Romawi dimekarkan  menjadi Timur dan Barat, Kaisar Maximianus menjadikan Milan sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi Barat.

Pada tahun 313 M,  sebuah perjanjian yang disebut Edict of Milan ditandatangani. Melaui perjanjian tersebut, Kaisar Romawi Barat Constantine I menjadikan Kekristenan sebagai agama resmi.

Sepanjang abad ke-4 M, wilayah Kekaisaran Romawi di  Italia Utara selalu diancam oleh orang barbar dari Danube dan Pegunungan Alpen. Setelah penaklukan   oleh Visigoths pada tahun 402 M, ibu kota Kekaisaraan Romawi Barat dipindahkan dari Mediolanum ke Ravenna.

Pada 452 M, giliran orang Hun yang menaklukkan kota Milan. Semenjak itu,  kekuatan suku-suku Jerman mulai merongrong  Kekaisaran Romawi Barat. Puncaknya, pada musim panas 569 M orang Lombard, suku Teutonik menaklukkan menaklukkan kota Mila. Sebuah penaklukan yang menjadi awal dari penaklukan total dan runtuhnya  Kekaisaran Romawi Barat

RAVENNA

Pada awalnya Ravenna adalah ibu kota Provinsi Ravenna, dalam regione Emilia-Romagna di Italia Utara. Kota ini dijadikan ibu kota Kekaisaran Romawi Barat, relokasi dari ibu kota Milan yang ditaklukkan oleh Visigoths. Ravenna  berperan sebagai ibu kota sejak tahun 402 M sampai runtuhnya kekaisaran itu pada tahun 476 M.

Setelah jatuh Kekaisaran Romawi jatuh, kota Ravenna kemudian dijadikan sebagai ibukota Kerajaan Ostrogothic sampai ditaklukkan kembali oleh Kekaisaran Bizantium pada tahun 540 M. Setelah itu, kota ini ditetapkan sebagai  pusat dari Kekaisaran Bizantium. Pada tahun 751 M, Kota  Ravenna diinvasi oleh Lombard pada 751, sehingga dijadikan sebagai ibukota Kerajaan Lombard.

Meskipun merupakan sebuah kota yang terletak di pedalaman, Ravenna terhubung ke Laut Adriatik oleh Kanal Candiano. Kota ini dikenal karena  arsitektur Romawi dan Bizantiumnya yang terpelihara dengan baik, dengan delapan bangunan  yang belakangan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

KONSTANTINOPEL

Kaisar Constantine melembagakan dua perubahan yang mempengaruhi Roma pada abad keempat. Pertama, ia masuk Kristen dan mulai membangun karya yang didedikasikan untuk sembahan  barunya. Ia mengubah bentuk dan fungsi kota dan meletakkan fondasi untuk periode kedua setelah kekaisaran Romawi menghilang.

Kedua, ia juga membangun ibukota untuk  Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel. Memang, setelah Konstantinus, tidak ada kaisar yang menjadikan Roma, sebagai ibukota  permanen.

Kekaisaran Romawi Timur atau  Kekaisaran Bizantium adalah kelanjutan dari Kekaisaran Romawi di timur. Ibu kotanya adalah Konstantinopel (kini, Istanbul). Kota ini  selamat dari fragmentasi dan kejatuhan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 M..

Selama sebagian besar masa keberadaannya, Kekaisaran Romawi Timur memiliki sistem   sosial-ekonomi dan budaya yang kuar. Hal ini dimungkinkan karena kekaisaran tersebut memiliki sistem politk dan kekuatan militer yang tangguh, bahkan tertangguh di seluruh kawasan Eropa. Baik

Sesungguhnya “Kekaisaran Bizantium” adalah istilah historiografis yang dibuat setelah akhir kerajaan. Seluruh warganya terus menyebut kerajaan mereka sebagai Kekaisaran Romawi. Mereka juga nganggap diri mereka sebagai orang Romawi. Yang membedakan mereka dari orang Romawi Barat adalah  warisan Yunani, Kristen Ortodoks, dan koneksi regional mereka.

Seiring waktu, budaya Kekaisaran Romawi Timur berubah. Bahasa Yunani menggantikan bahasa Latin sebagai bahasa kekaisaran. Kekristenan (gereja Ortodoks) menjadi sangat menonjol  dalam kehidupan sehari-hari, meskipun masa lalu budaya pagan Romawi masih memberikan pengaruh.

Kota Konstatinopel bertahan sebagai ibu kota dari Kekaisaran Romawi Timur  selama seribu tahun berikutnya, sampai akhir jatuh ke kekuasaan  Ottoman, Turki pada tahun 1453. Sejak itu, nama kota berganti menjadi Istambul, dan berlaku hingga sekarang. (bersambung)

Berita Lainnya