Bisnis Headline Humaniora

Bedah Buku Sigit Pramono, Saling Melengkapi Gagasan

INDOWORK.ID, JAKARTA: Diskusi buku Transformasi dan Ruwat-Citra, Korporasi, Organisasi Nirlaba, Destinasi Wisata karya Sigit Pramono yang digelar oleh Universitas Prasetya Mulya, Ikatan Alumni Prasetya Mulya dan IICD, menjadi ajang reuni dan saling melengkapi gagasan.

Sigit mengatakan bahwa ia mengajar di ISI Jogjakarta. Buku ditulis dengan gaya naratif yang dibagi dalam dua bagian yaitu Teori. Rele
Sigit tidak mengatakan tidak sengaja menemukan kata ruwat-citra. Ini tradisi Jawa. Jika ada anak yang sakit-sakitan maka anak diruwat. Namanya diganti menjadi yang lebih baik.
Dalam ruwatan modern dikatakan sebagai rebranding, mulai dari ganti logo
esensi dari transformasi mengacu para perubahan besar, bersifat fundamental,
ruwat, ruwatan, ruwat-citra
ruwat secara
TRANSFORMASI PERBANKAN
Bagian kedua menjelaskan pengalaman transfromasi BII dan BNI.
Awal melinium 2003 skandal L/C fiktif menyebab kerugian BNI hingga Rp1,3 triliun, erjadi kerugian nonfinansial, moral karyawan anjlok, reputasi dan citra bank hancur.
ruwat citra organisasi nirlaba Perbanas mengubah logo dan menggabungkan beberapa organisasi perbankan.
Ruwat citra organisasi nirlaba IICD.
IICD adalah Indonesian Institute for Corporate Directorship, sebuah organisasi nirlaba independen yang didirikan pada tahun 2000 untuk mengembangkan praktik tata kelola perusahaan (GCG) yang baik di Indonesia. IICD menyediakan berbagai kegiatan seperti pelatihan, penelitian, dan konsultasi untuk membantu direksi dan dewan komisaris meningkatkan kinerja perusahaan.
Abdullah Azwar Anas, strategic leadership (creating pubic value, mark mo
Danton Sihombing mengatakan bahwa brand ontology mulai dari being, becoming, existence.

Djisman Simandjuntak mengatakan bahwa

“Tantangan yang kita belum punya jawaban,

Ruwat Citra sangat original dan perlu didaftarkan sebagai hak cipta,” kata Djisman Simandjuntak,

Alumni Prasetya Sigit Pramono yang sukses bisnis dan menulis buku yang perlu dibaca beberapa kali untuk memahami esensinya.

 

Eddy Sutrisman, Ketua Alumni Prasetiya Mulya. “Semua orang punya kesibukan tapi ketika memiliki komitmen yang kuat maka disempatkan,” katanya.

Prama berubah menjadi Prasmul, itu jugabagian dari membangun branding. Prama begitu asing, tapi ketika menyebut Prasmul

orang bijak belajar dari pengalaman, orang yang beruntung adalah orang yang belajar dari pengalaman orang lain.

 

Rektor Universitas Prasetya Mulya Hasan Wirayuda mengatakan 300 lebih etnik, maka jika ditampung semua salam tak bisa melanjutkan acara karena hanya menjawab salam. Menulis buku bukanlah hal yang mudah, tetapi dibutuhkan kejernihan pikiran dan kerendahan hati. “Ini warisan intelektual alumni Prasmul,” kata Hasan.

Sigit memastikan pengalaman dan pemikirannya bukan mejadi kenangan pribadi tetapi bermanfaat bagi banyak orang. Ia tidak berhenti pada teori manajemen, tetapi mengaitkannya dengan tradisi Jawa dengan cara ruwat citra. Ini memiliki makna yang mendalam.

Alumni tidak hanya sukses secara profesional tetapi juga menulis. Kecerdasan sejati adalah,  menurut Albert Einstein.

 

 


Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *