INDOWORK.ID, JAKARTA: Diskusi buku Transformasi dan Ruwat-Citra, Korporasi, Organisasi Nirlaba, Destinasi Wisata karya Sigit Pramono yang digelar oleh Universitas Prasetya Mulya, Ikatan Alumni Prasetya Mulya dan IICD, menjadi ajang reuni dan saling melengkapi gagasan.

Djisman Simandjuntak mengatakan bahwa
“Tantangan yang kita belum punya jawaban,
Ruwat Citra sangat original dan perlu didaftarkan sebagai hak cipta,” kata Djisman Simandjuntak,
Alumni Prasetya Sigit Pramono yang sukses bisnis dan menulis buku yang perlu dibaca beberapa kali untuk memahami esensinya.
Eddy Sutrisman, Ketua Alumni Prasetiya Mulya. “Semua orang punya kesibukan tapi ketika memiliki komitmen yang kuat maka disempatkan,” katanya.
Prama berubah menjadi Prasmul, itu jugabagian dari membangun branding. Prama begitu asing, tapi ketika menyebut Prasmul
orang bijak belajar dari pengalaman, orang yang beruntung adalah orang yang belajar dari pengalaman orang lain.
Rektor Universitas Prasetya Mulya Hasan Wirayuda mengatakan 300 lebih etnik, maka jika ditampung semua salam tak bisa melanjutkan acara karena hanya menjawab salam. Menulis buku bukanlah hal yang mudah, tetapi dibutuhkan kejernihan pikiran dan kerendahan hati. “Ini warisan intelektual alumni Prasmul,” kata Hasan.
Sigit memastikan pengalaman dan pemikirannya bukan mejadi kenangan pribadi tetapi bermanfaat bagi banyak orang. Ia tidak berhenti pada teori manajemen, tetapi mengaitkannya dengan tradisi Jawa dengan cara ruwat citra. Ini memiliki makna yang mendalam.
Alumni tidak hanya sukses secara profesional tetapi juga menulis. Kecerdasan sejati adalah, menurut Albert Einstein.


Leave a reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *