9 perusahaan investasi multinasional akumulasi saham GOTO, ke mana arahnya?

INDOWORK.ID, JAKARTA: Sederet perusahaan investasi global terpantau telah mengakumulasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) pada pekan pertama Oktober 2024. Ada sembilan investor yang mengakumulasi saham GOTO dan satu yang melepas sebagian kepemilikannya. Ke mana arah aksi korporasi selanjutnya?
Melansir data Bloomberg, satu-satunya perusahaan investasi multinasional yang melepas kepemilikannya di GOTO pada awal bulan ini ialah JP Morgan Chase & Co sebanyak 502,75 juta saham. Dengan begitu, total volume kepemilikannya di GOTO saat ini sebanyak 1,006 miliar saham.
Meski demikian, langkah yang dilakukan JP Morgan tidak diikuti oleh kebanyakan perusahaan investasi lainnya. Malahan, Blackrock Inc tercatat membeli hingga 352,74 juta saham pada 7 Oktober 2024. Sehingga total saham GOTO yang didekapnya sebanyak 27,16 miliar.
Perusahaan investasi lain yang juga menambah porsi sahamnya di GOTO ialah State Street Corp sebanyak 248,53 juta saham pada 7 Oktober 2024. Dengan begitu total saham GOTO yang dimilikinya sebanyak 3,14 miliar saham.
Lainnya, Credit Agricole Group juga mengakumulasi 116,17 juta saham GOTO pada 4 Oktober lalu sehingga total saham yang dimiliki pada emiten teknologi ini sebesar 2,85 miliar saham. Begitu juga dengan Nomura Holdings Inc yang mengikuti aksi beli sebanyak 103,17 juta saham sehingga saat ini pihaknya mengenggam 143,92 juta saham GOTO.
Namun di tengah periode akumulasi ini belum cukup membuat saham GOTO bertenaga. Buktinya saja dalam sepekan atau lima hari belakangan sahamnya justru terkontraksi atau minus 11,94%. Meski begitu dalam sebulan belakangan, saham GOTO menghijau cukup kuat atau naik 11,32% ke level Rp 59 per saham.
Melansir RTI, sampai dengan 31 Agustus 2024 saham GOTO dimiliki oleh banyak pihak, di antaranya SVE GT Subco (SIngapore) Pte. Ltd sebanyak 7,58% atau 91,10 miliar saham, lalu Taobao China Holding Limited 7,37% atau 88,53 miliar saham.
Lalu PT Saham Anak Bangsa mendekap 2,24% atau 26,88 miliar saham dan William Tanuwijaya 1,05% atau 12,58 miliar saham. Adapun sebanyak 78,41% atau 942,02 miliar saham GOTO berada di tangan investor publik.
MENEBAK ARAH PERUSAHAAN
Secara keseluruhan, arah aksi korporasi GOTO setelah perubahan kepemilikan ini diprediksi akan lebih agresif dalam hal ekspansi dan inovasi. Namun, di sisi lain, GOTO juga perlu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas.
Hal itu memastikan setiap langkah strategis yang diambil dapat memberikan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham, termasuk para pemain global yang kini menjadi bagian dari kepemilikannya.
1. Ekspansi Bisnis dan Diversifikasi Produk
Dengan dukungan modal besar dari perusahaan investasi multinasional, GOTO dapat beralih pada strategi ekspansi lebih luas, baik secara horizontal maupun vertikal. Secara horizontal, perusahaan mungkin akan memperluas jangkauan layanan di pasar Asia Tenggara, mengingat banyaknya peluang yang belum tergarap di wilayah tersebut.
Selain itu, GOTO bisa masuk ke sektor-sektor lain seperti layanan keuangan (fintech) yang lebih dalam, atau sektor-sektor yang masih terhubung dengan teknologi digital, seperti edutech dan healthtech.
Secara vertikal, diversifikasi produk melalui pengembangan layanan baru bisa menjadi prioritas. Mengingat ekosistem yang sudah terbangun dengan kuat, GOTO mungkin akan memperkuat segmen layanan keuangan digital dengan memperluas kemitraan strategis dan mengakuisisi perusahaan startup yang bergerak di bidang pembayaran, pinjaman digital, atau investasi online.
Langkah ini akan memperkuat posisinya dalam ekosistem digital, yang pada akhirnya mendukung integrasi lebih erat antara layanan ride-hailing, e-commerce, dan fintech.
2. Merger dan Akuisisi
Dengan masuknya investor asing yang besar, ada peluang GOTO akan melakukan aksi merger atau akuisisi yang signifikan untuk mengkonsolidasikan posisinya dalam pasar regional.
Perusahaan bisa menargetkan startup yang sedang berkembang di bidang teknologi transportasi, logistik, dan e-commerce yang beroperasi di luar Indonesia, khususnya di negara-negara tetangga seperti Filipina, Thailand, atau Vietnam. Akuisisi ini dapat memperkuat kapasitas bisnis GOTO dan memperluas penetrasinya ke pasar regional.
Dalam konteks lokal, GOTO mungkin juga mempertimbangkan untuk mengakuisisi pemain-pemain lokal yang lebih kecil namun memiliki teknologi yang bisa melengkapi ekosistemnya. Ini akan membantu memperkuat posisinya sebagai pemain dominan dalam layanan teknologi di Indonesia dan mengatasi ancaman dari kompetitor lokal maupun internasional.
3. Buyback Saham untuk Menstabilkan Harga
Jika perubahan kepemilikan menimbulkan fluktuasi harga saham yang signifikan, GOTO bisa melakukan aksi buyback (pembelian kembali saham) sebagai upaya untuk menstabilkan harga saham.
Buyback saham sering digunakan sebagai sinyal kepercayaan dari manajemen terhadap fundamental perusahaan, serta untuk mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
Aksi buyback ini juga bisa memperbaiki persepsi pasar terhadap GOTO, terutama jika saham mereka mengalami penurunan tajam di bursa. Dalam jangka panjang, langkah ini dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap kesehatan finansial perusahaan dan memperbaiki likuiditas saham.
4. Penguatan Tata Kelola dan Transparansi
Dengan masuknya pemain global yang lebih berpengalaman, perusahaan akan mendapatkan tekanan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan (corporate governance). Perusahaan investasi multinasional cenderung memiliki standar tata kelola yang ketat, dan masuknya mereka ke dalam struktur kepemilikan GOTO kemungkinan besar akan mendorong GOTO untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kualitas pelaporan keuangan mereka.
Ini juga termasuk penguatan manajemen risiko, mengingat perusahaan-perusahaan teknologi di Asia Tenggara, termasuk GOTO, menghadapi risiko-risiko unik terkait regulasi, keamanan data, dan persaingan. Manajemen risiko yang lebih baik akan memastikan bahwa GOTO dapat tumbuh secara berkelanjutan sambil memitigasi dampak dari ancaman-ancaman yang ada.
5. IPO atau Dual Listing di Bursa Saham Global
Setelah adanya perubahan kepemilikan ini, GOTO mungkin mempertimbangkan untuk melakukan dual listing di bursa saham internasional, seperti Nasdaq atau New York Stock Exchange (NYSE). Ini akan memberi perusahaan akses ke basis investor yang lebih luas dan modal internasional, serta meningkatkan profil globalnya.
Dual listing ini juga bisa meningkatkan likuiditas saham dan memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal penggalangan dana untuk ekspansi jangka panjang. Selain itu, hal ini akan membuka pintu bagi GOTO untuk bersaing lebih efektif dengan perusahaan teknologi global lainnya yang sudah lebih dulu terdaftar di bursa saham internasional.
6. Penguatan Inovasi Teknologi dan Investasi R&D
Salah satu hal yang bisa diharapkan dari akumulasi saham oleh investor multinasional fokus pada inovasi teknologi. GOTO kemungkinan akan meningkatkan investasi di bidang penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan inovasi yang dapat mempertahankan daya saingnya.
Investasi ini mungkin diarahkan untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI), big data, dan blockchain yang dapat meningkatkan efisiensi operasional, personalisasi layanan, dan keamanan transaksi.
Selain itu, GOTO bisa mulai mengeksplorasi teknologi baru seperti Web3 atau Internet of Things (IoT) yang berpotensi memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pengguna. Dalam lingkungan persaingan yang ketat, inovasi teknologi akan menjadi faktor kunci bagi keberlanjutan GOTO sebagai salah satu pemain utama di pasar.
7. Kolaborasi Strategis dengan Perusahaan Global
Selain aksi korporasi di atas, GOTO kemungkinan akan mencari kemitraan strategis dengan perusahaan teknologi global. Kolaborasi ini bisa dilakukan dalam bentuk joint venture atau kemitraan bisnis yang memanfaatkan teknologi dan sumber daya global untuk memperkuat produk dan layanan GOTO.
Dengan semakin banyaknya investor asing dalam struktur kepemilikan GOTO, peluang untuk kolaborasi lintas batas akan terbuka lebar, terutama untuk memperkuat daya saing di pasar yang lebih luas.
Leave a reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *