Investasi Sequoia Capital, Raib Dalam Semalam

INDOWORK.ID, JAKARTA: Sequoia Capital melakukan investasi senilai USD18 miliar, dengan membeli saham seri B pada FTX, the so called high-flying Bahama-based cryptocurrency exchange pada Juli 2021.

Dalam 2 bulan nilainya naik menjadi USD25 miliar. Konon beberapa saat sebelum keruntuhan FTX, nilai investasi Sequoia Capital, bernilai USD32 miliar

Jumlah itu raib dalam semalam.

SC secara resmi menghapusbukukan nilai investasinya di FTX. “Marked down to zero the value of its stake”. Beberapa menit lalu saya membaca di Watcher. Guru tentang Temasek Singapura, yang mengikuti langkah SC menghapusbukukan investasinya di Bursa Kripto tersebut nilai investasi sebesar USD275 juta.

Sequoia Capital merupakan sebuah firma kapital bersama yang didirikan oleh Don Valentine tahun 1972. Rekannya meliputi Don Valentine, Randy L. Ditzler, Greg McAdoo, Pierre Lamond, Michael Moritz, Doug Leone, Gauvrav Garg, Michael Goguen, Mark Stevens, Jim Goetz, Sameer Gandhi, Roelof Botha, dan Mark Kvamme.

BURSA FILANTROPIS

Dua pengelola dana di atas hanya sebagian kecil dari barisan pengelola dana yang melakukan investasi di FTX. Betapa hebatnya si jenius – SBF – mampu menyihir begitu banyak pengelola dana kelas dunia. Atau mereka terpukau pada tag line FTX yang memang menyentuh nurani manusia: Earn to give. Bursa filantropis!

Skandalkah?

Kedermawanan pun ternyata bisa menjadi topeng. Menjadi kedok. Lebih berbahaya dari kedermawanan untuk tujuan pamer dan sombong. Kehilangan uang, boleh jadi, sesuatu yang buruk. Tapi kehilangan kepercayaan – terhadap sikap dermawan – tentu lebih buruk.

Sambil menyimak lebih lanjut, saya ingin mengemukakan pendapat saya. Bisnis kripto memiliki tiga titik lemah yang perlu dipertimbangkan. Tidak ada pengawas, tidak ada underlying asset dan tak banyak manfaatnya secara makro.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Fenomena Mobil Kembar Angkat Produksi Otomotif Indonesia Jadi 1 Juta Unit

INDOWORK.ID, JAKARTA: Proyek kolaborasi pertama Toyota dan Daihatsu di Indonesia ini ingin mengulang kesuksesan proyek mobil Toyota Kijang pada 1977 sebagai kendaraan niaga sederhana.

Apalagi setelah krisis moneter, Toyota Indonesia melihat ada celah kosong di pasar otomotif, sejak mobil terpopuler saat itu. Toyota Kijang, harga jualnya melonjak tiga kali lipat menjadi Rp120 jutaan per unit, sehingga menimbulkan kesan di masyarakat bahwa Toyota Kijang sebagai mobil mahal. 

Avanza dan Xenia menjadi alternatif di tengah naiknya harga mobil Kijang

Dengan demikian, secara konsep produk, baik Toyota maupun Daihatsu sepakat bahwa kolaborasi keduanya adalah membuat mobil yang lebih kecil dari Kijang, supaya harga jualnya dapat lebih murah dan relatif mudah diserap oleh konsumen yang masih terdampak krismon.  

Akibat krismon, lahir ruang kosong di segmen mobil keluarga setelah harga jual Toyota Kijang meroket, meski di pasaran terdapat model Daihatsu Zebra, Suzuki Carry, dan Mitsubishi T120.  Namun, seluruh model itu berkonsep minibus yang cenderung dianggap sebagai kendaraan niaga, karena persepsi konsumen tentang mobil keluarga adalah seperti Toyota Kijang yang memiliki ruang mesin di depan (bonnet).

Karena itulah, konsep mobil keluarga kami saat itu adalah mobil penumpang yang tidak pernah sebagai mobil niaga. Toyota berpendapat pasar mobil keluarga dengan bonnet ini sangat besar dan sayang jika tidak diisi.

Setelah melalui kegiatan pengembangan produk serta serangkaian riset dan survei, baik di Jepang maupun di Indonesia, pada 11 Desember 2003, PT Toyota-Astra Motor (TAM) dan PT Astra Daihatsu Motor memperkenalkan mobil kembar pertamanya: Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia ke pasar otomotif nasional dengan dukungan penuh induk usahanya PT Astra International Tbk. 

PT Astra International Tbk.  melalui PT Toyota-Astra Motor (TAM) dan PT Astra Daihatsu Motor memprakarsai mobil kembar

All New Toyota Avanza dipasarkan dalam dua tipe, yaitu 1.3 E dan 1.3 G. Sedangkan Daihatsu Xenia memiliki tipe lebih banyak—tiga tipe—yakni 1.0 Mi, 1.0 Li, dan 1.3 Xi. Semua tipe mobil low multipurpose vehicle (MPV) itu hanya tersedia dalam transmisi manual 5 kecepatan dan belum ada tipe transmisi otomatis. Toyota Avanza mengusung mesin berkapasitas DOHC 1.300 cc berkode K3-DE, sedangkan Daihatsu Xenia membawa dua tipe, yakni mesin DOHC 1.000 cc (EJ-DE) untuk Xenia tipe 1.0 Mi dan 1.0 Li dan mesin berkode K3-DE DOHC 1.300 cc untuk Xenia tipe 1.3 Xi.

Generasi pertama Toyota Avanza tipe 1.3E dijual Rp89,5 juta (on-the-road Jakarta) dan tipe 1.3G dijual Rp99,5 juta. Sementara harga jual Daihatsu Xenia lebih murah yakni Rp77 juta hingga Rp88 juta. Strategi harga jual itu ditetapkan di bawah harga psikologis pasar Rp100 juta, karena pasar otomotif masih terpengaruh dampak krismon.  

Johnny Darmawan

Johnny Darmawan, Presiden Direktur TAM periode 2002-2014, mengatakan proyek mobil kembar ini dapat direalisasikan karena Toyota Motor Corporation (TMC) memiliki saham mayoritas di Daihatsu Motor Co. Ltd, induk usaha PT Astra Daihatsu Motor.  Apalagi secara konsep produk, kedua mobil ini berbeda positioning. Toyota Avanza dikomunikasikan sebagai mobil keluarga berharga jual murah yang bergaya (prestise), sedangkan Daihatsu Xenia diposisikan lebih pada sisi fungsionalitas. 

Dengan harga jual di bawah Rp100 juta per unit, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia mendapat respons positif di pasar terutama segmen first buyer atau segmen pengguna sepeda motor yang ingin naik kelas menjadi pengguna mobil.  

Di tahun pertama, Toyota Indonesia menargetkan volume penjualan mobil kembar ini sebesar 2.400 unit per bulan. Seiring pemulihan kondisi ekonomi nasional, termasuk pasar otomotif, jumlah permintaan terhadap mobil kembar ini semakin tinggi dari target awal, terutama Toyota Avanza. Volume penjualan mencapai 17.000 unit per bulan pada 2012 setelah generasi keduanya lahir pada 2011. 

Popularitas mobil kembar ini makin meningkat setelah generasi keduanya dirilis ke pasar pada 2011, meski harga jualnya lebih mahal dibandingkan generasi pertama (2004).  Toyota Avanza generasi kedua memiliki tipe baru dengan varian mesin 1.500 cc, dengan harga jual naik mulai Rp144 juta hingga Rp180 juta per unit. Sementara, Daihatsu Xenia generasi baru dilepas ke pasar dengan kisaran harga mulai Rp127 juta-Rp157 juta per unit.  

Pada periode 2012-2013, penjualan kedua mobil kembar ini mencapai puncak dengan menembus volume total 286.000 unit per tahun. Toyota Avanza mencatat prestasi sebagai mobil paling cepat dan pertama yang mencapai penjualan satu juta unit di pasar otomotif Indonesia. Avanza hanya butuh waktu 9 tahun untuk mencapai volume penjualan satu juta unit, jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan Toyota Kijang yang membutuhkan waktu 26 tahun untuk mencapai penjualan satu juta unit. 

Berdasarkan data PT Astra International Tbk, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) generasi kedua Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia tersebut mencapai 78-79 persen.  Pemasok komponen lapis pertama atau tier 1 mobil kembar ini melibatkan 150 perusahaan dan tier 2 sekitar 850 pabrikan, sehingga total terdapat 1.000 perusahaan komponen yang terlibat dalam proses produksi mobil segmen Low MPV ini. Di Grup Astra saja, mata rantai produksi mobil kembar ini terkait dengan sekitar 55.000 pekerja. 

Masa puncak mobil kembar Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia pada 2012-2013 itu mendorong pasar otomotif nasional bertumbuh lebih cepat. Untuk pertama kali dalam sejarah industri otomotif Indonesia, volume penjualan mobil di pasar domestik menembus angka satu juta unit—tepatnya 1,116 juta unit—dan rekor itu terjadi pada 2012. Maka, sejak 2012 sampai 2019, volume penjualan pasar domestik otomotif selalu berada di level satu juta unit, sehingga Indonesia masuk kelompok bergengsi industri otomotif global sebagai negara “one million units club”. 

Keberhasilan mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia membuat pabrikan lain ikutan memproduksi mobil kembar.  

Tercatat beberapa pabrikan bekerja sama untuk membuat mobil kembar meski hasilnya tidak sesukses Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia, karena capaian volume penjualan rendah sehingga kegiatan produksi pun dihentikan (kecuali Toyota Rush dan Daihatsu Terios). Mereka antara lain adalah:

  1. Mitsubishi Xpander dan Nissan Livina (baru berjalan awal 2019) 
  2. Suzuki APV-Mitsubishi Maven (pemasaran Maven dihentikan pada 2011)
  3. Suzuki Ertiga-Mazda VX-1 (pemasaran VX-1 dihentikan  pada 2017)
  4. Suzuki Carry-Mitsubishi T120SS (proyek dihentikan pada 2019)

Menurut Johnny Darmawan, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia membuat pasar domestik tumbuh tinggi hingga mampu mencapai 1 juta unit. Pada saat posisi pasar domestik menyentuh satu juta unit, Indonesia semakin dilirik principal untuk dijadikan sebagai pusat produksi bagi pasar kawasan Asia. 

“Pasar Indonesia tembus satu juta unit dan ini diakui oleh Toyota Jepang. Kata mereka, ini karena mobil kembar dan lain-lain, sehingga Toyota pun berani mengekspor Avanza ke pasar Asia Tenggara (Asean) hingga merambah ke-56 negara di dunia termasuk ke Timur Tengah dan Amerika Latin. Kondisi ini membuka mata principal, bukan hanya Toyota, tapi Jepang melihat Indonesia karena pasarnya sudah pecah satu juta unit,” kata Johnny pada awal 2021.

Sejak masuk “one million units club”, principal otomotif dunia—terutama asal Jepang—semakin melirik Indonesia. Pada level ini, tingkat kepercayaan principal begitu tinggi sehingga mereka juga mendukung proyek mobil low-cost and green car (LCGC) yang dibuat pemerintah pada 2013, meski mobil tersebut harus memiliki persyaratan seperti harus bekerja sama dengan pemerintah, memiliki nama dan merek Indonesia, kapasitas mesin ditetapkan pemerintah Indonesia, dan sebagainya. 

“Kalau dulu kita [Indonesia] yang meminta-minta, maka sekarang mereka (principal) yang melihat Indonesia. Ini perjalanan yang cukup menyenangkan,” menurut Johnny. 

Terjebak Fokus Pada Asset, Cenderung Alami Stagnasi Usaha

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Saat ini berbagai perusahaan terbaik di dunia lebih memfokuskan diri pada pengembangan intangibles demi memastikan keberhasilan perubahan perusahaan yang istimewa (distinctive) dan keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang (sustainable).

Sedangkan perusahaan yang terjebak hanya berfokus pada tangible asset (harta-harta fisik) cenderung mengalami stagnasi usaha. Makin banyak perusahaan yang berubah dari perusahaan yang sebelumnya berorientasikan pada produk berdasarkan tangible assets menjadi perusahaan yang berorientasikan pada intangible assets-nya.

KEKUATAN INTANGIBLES

Tantangannya sekarang adalah bagaimana perusahaan-perusahaan dapat mengakselerasi proses pengembangan intangible assets miliknya. Motivasinya macam-macam.

Bisa karena untuk mengejar ketertinggalannya dibanding perusahaan pesaing, untuk melejit agar keunggulannya selama ini tidak dikejar atau bahkan disalip perusahaan pesaing, untuk kepentingan internal perusahaan yang senantiasa tumbuh tinggi, dan berbagai motif lainnya.

Mengapa demikian? Sebab, bagai mana pun kesuksesan sebuah bisnis tergantung tempat dan waktu. Dalam konteks Indonesia, misalnya. Negara ini, siap atau tidak, harus menghadapi era liberalisasi perdagangan atau pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN yang akan berlaku akhir tahun 2015. Persaingan bisnis di kawasan regional setelah itu bisa dipastikan menjadi semakin sengit.

Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia ditantang untuk sanggup mengakselerasi kekuatan intangibles miliknya sebagai pembentuk keunggulan dan pembeda perusahaan tersebut dibanding perusahaan lain, termasuk dari perusahaan-perusahaan dari negara lain. Perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak memiliki banyak waktu untuk itu.

Dengan kata lain, mereka harus mampu segera melakukan leverage atau mengungkil intangible assets perusahaan. Apabila di satu sisi bobot intangible assets perusahaan bisa segera ditambah oleh SDM perusahaan (yang juga diakselerasi dari sisi kuantitas, kualitas, dan perilakunya), maka otomatis di sisi lain rencana jangka panjang perusahaan bisa pula direalisasikan dalam tempo singkat.

Dengan kata lain, jika upaya leverage atau melipatgandakan intangible assets perusahaan bisa diakselerasi oleh SDM perusahaan (yang secara bersamaan kualitasnya juga ditingkatkan berlipatganda), maka visi perusahaan itu berpeluang besar dapat segera digapai.

TANTANGAN INDUSTRI

WIKA harus melipatgandakan leveraging intangible asset-nya, Bukan hanya untuk mencapai Visi 2020 WIKA. Akan tetapi,  karena tantangan yang dihadapi WIKA dalam industri konstruksi nasional semakin menantang sekarang ini.

Indonesia merupakan pasar konstruksi terbesar di kawasan ASEAN. Indonesia menguasai 33,16% pangsa pasar konstruksi di kawasan ASEAN. Diikuti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Total investasi di bidang konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai US$97,7 miliar (tahun 2013). Pasar konstruksi Indonesia

Di samping nilainya yang besar dan menggiurkan, pasar konstruksi di ASEAN mengalami pertumbuhan sangat pesat. Akan tetapi, ini juga menimbulkan tantangan.

Sebab, nantinya perusahaan konstruksi nasional tidak hanya berkompetisi dengan sesama perusahaan konstruksi nasional, tetapi juga harus bersaing dengan perusahaan konstruksi dari kawasan ASEAN dan juga dari luar ASEAN, seiring dengan diberlakukannya liberalisasi perdagangan di antara sesama negara ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN akhir 2015. Artinya, pasar konstruksi Indonesia juga menjadi incaran kontraktor regional dan internasional.

Apalagi usaha jasa konstruksi dikenal sebagai kegiatan usaha yang sangat tersegmentasi. Saat ini jumlah perusahaan jasa konstruksi nasional diperkirakan sebanyak 165.000 kontraktor dan hanya 10% atau sekitar 1.500 perusahaan merupakan kontraktor besar.

Sayangnya, di antara perusahaan kontraktor nasional sebanyak itu, dapat dikatakan tidak ada yang merupakan kontraktor spesialis. Semuanya merupakan kontraktor umum (general contractor).

Artinya, persaingan yang bakal dihadapi perusahaan kontraktor nasional akan makin sengit apabila kontraktor-kontraktor spesialis dari luar berdatangan melakukan penetrasi pasar konstruksi di Indonesia. Oleh sebab itu, Direksi WIKA berpandangan bahwa yang memiliki bisnis inti di bidang jasa konstruksi.

Dan sekarang mengembangkan bisnisnya harus mempunyai diferensiasi yang betul-betul unggul. Bukan hanya berbeda, tetapi unggul. Itu menjadi kunci WIKA untuk bisa bersaing.

Kunci Sukses: Diferensiasi Unggul dan Mampu Bersaing

INFRASTRUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Letak diferensiasi Wijaya Karya (WIKA) dibanding kontraktor lain letaknya ada pada intangible assets yang dimiliki BUMN itu.

Untuk bisa meraup peluang pasar yang besar dan sekaligus bisa menghadapi tantangan yang semakin berat di industri konstruksi nasional. Kunci sukses WIKA adalah memiliki diferensiasi yang unggul dan bersaing.

Menurut Rhenald Kasali, intangible assets mempunyai sejumlah elemen yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu intangibles internal dan intangibles eksternal.

Intangibles internal berada di dalam perusahaan melekat pada setiap pegawai. Misalnya, budaya perusahaan dan nilai-nilai perusahaan, skill, system, knowledge, dan sinergi perusahaan.

Sedangkan intangibles eksternal berada di luar perusahaan yang melekat pada setiap pemberi kerja dan stakeholdersperusahaan tersebut. Contohnya, brand image, reputasi, goodwill, dan sebagainya.

Rhenald Kasali menambahkan, karakteristik dari intangibles, antara lain adalah tidak mudah diperoleh dalam waktu singkat, sekali diperoleh dapat terus dikembangkan pada area-area baru, melekat pada sumber daya manusia (pegawai dan pemberi kerja), tidak dapat begitu saja dibajak dan dirampas melalui pembajakan karyawan, memerlukan kanal informasi dengan bahasa yang dipahami bersama orang-orang di dalam perusahaan.

PENGARUH POSITIF

Menilik sejarah pertumbuhan WIKA dari masa ke masa, maka disimpulkan terdapat pengaruh positif dari intangibles terhadap pertumbuhan perusahaan. Evolusi pertumbuhan WIKA didukung oleh inovasi intangible assets WIKA.

Kondisi awal WIKA adalah sebagai pemborong pekerjaan instalasi kelistrikan tahun 1960-an. Berkat inovasi intangible assets seperti dalam hal ketrampilan atau keahlian, budaya disiplin, tata nilai, intrapreneuring, teknologi dan knowledge, bisnis WIKA bergerak lebih maju lagi.

WIKA sekarang memiliki sayap-sayap usaha baru. Usaha ini dikenal disiplin dan menggarap proyek-proyek konstruksi unggulan, memperoleh kepercayaan dari mitra Jepang, Tiongkok, dan banyak negara lainnya. Teknologi yang diterapkan selalu update, bisa melakukan diversifikasi di luar usaha konstruksi. Dan mampu memperoleh keprcayaan dari pihak internasional seperti dari Aljazair dan Uni Emirat Arab.

Peran penting intangible assets terhadap pertumbuhan bisnis WIKA tergambar betul dalam kemampuan WIKA di bidang kelistrikan. Pada tahun 1960-an, WIKA hanya melakukan pekerjaan memasang instalasi listrik di perumahan, pabrik, dan bangunan gedung bertingkat.

Kapabilitas itu kemudian meningkat, sanggup mengerjakan pemasangan distribusi tegangan menengah dan gardu distribusi listrik. Kini WIKA sudah melakukan konstruksi dan EPC pembangkit listrik.

Bahkan, kini WIKA juga telah berinvestasi membangun pembangkit listrik dengan skema build, operate, and transfer(BOT).

BANYAK INOVASI

Dari sisi internal, inovasi di bidang manajemen milik WIKA yang begitu berharga dapat dipilah dalam beberapa bidang, yaitu intangible assets berupa knowledge management, sistem manajemen WIKA (SMW), sistem informasi WIKA, dan sinergi WIKA.

Peranan knowledge management (KM) menjadi begitu sentral bagi WIKA karena pada dasarnya rencana jangka panjang (RJP) yang rutin dibuat sejatinya merupakan cerminan dari strategi yang berorientasi-kan pada pengetahuan (knowledge). Di-mulai pada tahun 2004, RJP secara tegas menempatkan knowledge management sebagai elemen untuk mendukung rencana perusahaan menjadi organisasi pembelajaran pada tahun 2010.

Fokus WIKA dalam KM adalah Knowledge Sharing dengan icon/ tag line “Sharing Everyday”. Proses pemetaan dan pendistribusian knowledge dilakukan melalui media KM online dan offline.

Untuk menunjang efektivitas sharing dan komunikasi, KM WIKA dilengkapi dengan branding KM dengan identitas yang menarik. Program pokok lainnya adalah membukukan pengetahuan yang sudah terimplementasi WIKA.

Contohnya adalah pedoman pekerjaan beton, pedoman pekerjaan pembesian, pedoman pekerjaan bekisting, dan pedoman manajamen proyek. Buku-buku ini ditulis oleh pegawai WIKA yang dipandu oleh atasannya.

Bahkan, karena KM merupakan intangibles yang strategis bagi WIKA, maka dikembangkan Sistem KM WIKA yang mengatur aliran informasi dan komunikasi. Untuk meningkatkan utilisasi pengetahuan dan kemauan untuk berbagi pengetahuan, maka manajemen WIKA juga memberikan reward kepada karyawan yang menggunakan dan atau membagi pengetahuannya kepada masyarakat WIKA.

Penghargaan tersebut (knowledge award, inspirator, dan penghargaan karya inovasi) diberikan oleh pemimpin WIKA kepada yang bersangkutan dan disaksikan oleh seluruh pegawai WIKA pada upacara hari ulang tahun WIKA. Intangible asset WIKA yang juga tak kalah pentingnya adalah sistem manajemen WIKA (SMW).

Di WIKA, sistem manajemen WIKA (SMW) dirancang dan diinovasi secara berkesinambungan dan menyeluruh dengan mempertimbangkan harapan stakeholders dan ditransformasikan menjadi pemenuhan stakeholders, berpedoman kepada kriteria Malcom Balridge Criteria for Performance Excellence (MBCfPE).

Begini Cerita Awal Prakarsa Mobil Nasional

INDOWORK.ID, JAKARTA: Dengan konsep besar membangun industri otomotif nasional, pada 1996 pemerintah Indonesia menggulirkan “Program Mobil Nasional” lewat Keputusan Presiden (Keppres) No. 2 Tahun 1996 tentang Mobil Nasional. Keppres yang diteken oleh Presiden Soeharto itu menunjuk PT Timor Putra Nasional milik Hutomo Mandala Putra—anak bungsu Presiden Soeharto, sebagai pelaksana program mobil nasional tersebut. 

Mobil Timor menjadi pelopor mobil nasional

Untuk mendukung program mobil nasional, terutama dalam hal akses dan transfer teknologi serta pengetahuan pemasaran, dibentuklah PT KIA-Timor Motors dengan susunan kepemilikan saham sebagai berikut: Kia Motors (Korea Selatan) memiliki saham sebesar 30 persen, PT Timor Putra Nasional (35 persen), dan PT Indauda Putra Nasional (35 persen), seperti dikutip dari Bulletin of Indonesia Economic Studies: Dawn of Industrialisation? The Indonesia Automotive Industry (Natsuda, Otsuka, dan Thoburn: 30 Maret 2015).

Sebagai pelaksana tunggal kebijakan mobil nasional, PT Timor mendapat keistimewaan dengan diizinkan mengimpor 40 ribu unit mobil KIA Sephia dari Korea Selatan ke Indonesia yang kemudian diganti emblemnya dengan merek Timor, beroleh fasilitas istimewa berupa pembebasan bea masuk alias bea masuk nol persen.  Untuk mendapat fasilitas istimewa itu, PT Timor harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keppres mobil nasional, yakni dalam tiga tahun Timor secara bertahap harus memenuhi kandungan lokal mobilnya sebesar 60 persen. 

Sebelum “Program Mobil Nasional” dari pemerintah dirilis, beberapa pihak swasta sudah merintis program serupa. Tercatat ada 20 merek “mobil nasional” seperti proyek Maleo yang digagas oleh BJ Habibie dengan menggandeng rumah desain Millard Design Australia, proyek Perkasa, Kancil, dan proyek Astra International

Proyek Mobil Astra 

Pada 1995 PT Astra International Tbk memulai program mobil nasional dengan mencari mitra yang sanggup membuat studi kelayakan, desain, dan produksinya. Ada dua tim yang bertugas melakukan perburuan. Pertama, mencari mitra dari Jepang dan kedua mencari mitra dari non-Jepang. Setelah melalui tender, desainer dari Jepang dipilih sebagai pemenang karena mampu merealisasikan mobil Astra dalam tempo 4 tahun 6 bulan atau lebih cepat satu tahun dari proposal yang diajukan oleh desainer non-Jepang.

Sekitar 30 insinyur Indonesia dibuatkan kantor di Tokyo, Jepang, untuk mewujudkan cita-cita tersebut, bekerja sama dengan para insinyur Jepang. Setiap dua pekan para petinggi Astra bergiliran berkunjung ke kantor Tokyo untuk memantau dan dan mengikuti perkembangan proyek (Bambang Trisulo dkk, 2003: 9). Sayangnya, proyek mobil Astra ini terpaksa dihentikan karena Indonesia mengalami krisis moneter 1998 yang menyebabkan pasar otomotif dalam negeri anjlok 85 persen. 

Saham Sumber Global Energy Menarik Perhatian

INDOWORK.ID, JAKARTA: Saham satu ini menarik perhatian dan mengejutkan. Saham PT Sumber Global Energy (SGER).
Mengejutkan karena gerakan harganya yang berfluktuasi sangat tajam dan tak menentu. Melakukan IPO Juli 2020 pada harga Rp 108, harga sahamnya pernah mencapai lebih dari Rp 1.800. Jumat minggu lalu sahamnya naik lebih dari 25% dan Menyentuh ARA di 850. Hari ini, di awal sesi, melonjak ke 1.060, lalu terjun ke 820 dan ditutup di teritori hijau, 870.
Menarik, karena pada saat harga batubara mengalami penurunan lumayan tajam selama seminggu terakhir, dan pada saat harga saham produsen utama batubara mengalami penurunan yang lumayan tajam, saham SGER malah naik tajam.
Kita simak perkembangan harga saham beberapa produsen batubara seminggu terakhir. PTBA turun 18,12%, ITMG turun 14,86%, ADRO turun 8,62%, UNTR turun 8,23% dan ABMM turun 18,77%. Sementara saham SGER selama periode yang sama naik 31,82%! Menarik. Mencuri perhatian. Menggelitik naluri investor.

ALASAN LOGIS

Saya berusaha mencari alasan logis, sebelum memutuskan apakah saya akan masuk atau tidak.
Kinerja keuangan SGER selama smester 1, tahun ini (1H22) memang mengalami lonjakan luar biasa. Sebagai contoh, laba bersih 1H22 naik hampir 1500% dibandingkan 1H21. Laba per saham terbang dari Rp 20 periode 1H21 menjadi Rp 250 periode 1H22. Tapi kinerja ciamik itu sudah menjadi informasi publik lumayan lama. Tentu sudah priced in.
Penjualan memang meningkat tajam 1H22. Demikian juga dengan perluasan pasar. Termasuk mulai mengirim batubara ke Belanda dan Polandia. Tapi produsen batubara juga, rata-rata, mengalami peningkatan penjualan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang marketing dan penjualan produk energi, kenaikan penjualan SGER tentu berasal dari kenaikan penjualan para produsen.
SGER memang mulai menjual nikel sejak awal 2022, dan mencatat kenaikan signifikan selama 2Q22. Namun nilainya masih terlalu kecil dibandingkan penjualan batubara.
Perusahaan juga mengaukisisi BUMD Jawa Barat – PT. Jabar Bersih Lestari – pengelolaan akhir sampah menjadi energi. Bukti upaya konkrit perusahaan untuk melakukan diversifikasi ke EBT. Tapi jujur, saya belum melihat peluang ekonomis dari pengambil-alihan tersebut.

CERITA BERSAMBUNG

O ya, SGER juga ikut ambil bagian dalam riset ekstraksi dan oksidasi logam tanah jarang. Boleh jadi potensial. Namun kegiatan itu – untuk sampai pada kelayakan ekonomis – masih membutuhkan cerita bersambung.
Satu faktor saja yang cukup meyakinkan saya. Sebagai perusahaan perantara, SGER memang lebih mampu mempertahankan marjin laba pada saat harga produk mengalami penurunan. Dengan marjin laba yang relatif stabil, perluasan pasar dan peningkatan penjualan memang berarti peningkatan laba.
Testing the water. Saya akan sendok beberapa puluh lot!
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Akhirnya Inflasi AS Agak Menjinak

INDOWORK.ID, JAKARTA: Oktober lalu, indeks harga konsumen “hanya” naik 7,7% YoY atau 0,4% MoM. Turun lumayan dibanding 8,2% bulan lalu. Inflasi inti – pangan dan energi dikeluarkan – tercatat 6,3% YoY atau 0,3% MoM. Angka angka itu lebih baik dari perkiraan pasar dan pakar

Bursa berpesta. DJIA lompat lebih dari 1.200 poin (naik 3,7%). S&P loncat 5,54%. Indeks teknologi, NASDAQ terkerek 7,35%. Rekor kenaikan harian, hampir tiga tahun terakhir.

IKUT MENARI

Bersama gendang Amerika, bursa dunia ikut menari. Indonesia kali ini membuntut di belakang. IHSG terkerek 1,76%. LQ 45 naik 2,15%.

Saham saham teknologi di BEI juga ikut berkibar. ARTO paling menonjol. Loncat galah ke ring ARA, setelah naik 24,73%. ARTO memang sudah mencatat laba sejak 3Q2021, walau dengan PER hampir 1500 x dan PBV lebih dari 9 x. GOTO melambung 11,7%, seakan melupakan berita PHK 1000 karyawan yang masih hangat. Seakan melupakan fakta masih merugi, walaupun dengan angka negatif yang makin mengecil.

Lalu BUKA. Naik 9,86%, mendekati 40% harga IPO. Saya perkirakan BUKA belum mampu mencatatkan laba tahun ini. Pendatang baru kelompok Jarum, BELI mencatat kenaikan 7,56%

Seingat saya, The Fed baru akan bersidang lagi bulan depan. Perkiraan kenaikan FFR 75 basis point menurun tajam. Peluang naik 50 bp membesar. Sementara BI akan bersidang minggu depan. Saya perkirakan BI cukup percaya diri untuk menahan tingkat bunga, 7DRR, hingga RDG bulan Desember. Atau bahkan hingga akhir tahun.

Bila benar, terbuka peluang “tradisi Desember” berlanjut. Tidak pernah menutup bulan Desember dengan penurunan IHSG, selama 10 tahun terakhir.

Di bursa saham window dressing lebih menggairahkan ketimbang widow undressing.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Adaro, Wujudkan Masyarakat Pascatambang Mandiri

INDOWORK.ID, JAKARTA: Masyarakat di sekitar tambang merupakan bagian yang terpenting dalam operasional bisnis PT Adaro Energy Tbk. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Adaro berkontribusi pada pengembangan masyarakat yang meliputi lima bidang: ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, dan lingkungan.

Misi Adaro yakni ingin mewujudkan masyarakat pascatambang yang mandiri melalui berbagai usaha lokal yang potensial di antaranya pertanian, perikanan, dan perdagangan.

Adaro menyediakan konsultan untuk meningkatkan produktivitas para petani karet dan peternak ikan. Dan membuka akses pemasaran bagi produk-produk mereka, membina Usaha Kecil Menengah (UKM) setempat. Dan membangun infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan usaha. Penerima manfaat program ini berjumlah 44 desa di sekitar wilayah operasi Adaro.

PENDIDIKAN PENTING

Tokoh anti-apartheid dan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela mengatakan “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.” Pernyataan ini menunjukkan betapa pendidikan memegang peranan sangat penting bagi kehidupan seseorang.

Adaro memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kualitas pendidikan masyarakat. Sejak awal beroperasi, Adaro telah memberikan beasiswa kepada 1.342 mahasiswa hingga mereka menyelesaikan pendidikan S1.

Sejak 2010 hingga 2016 Adaro telah memberikan beasiswa penuh kepada 97 mahasiswa yang meliputi SPP, biaya hidup dan biaya penelitian melalui program Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Tiga puluh enam dari mereka telah menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan gelar kesarjanaan dari IPB.

Total sebanyak 3.000 siswa tingkat sekolah dasar hingga universitas Strata 1 dan Pasca Sarjana mendapat beasiswa dari Adaro. Peningkatan kualitas pendidikan usia dini juga menjadi fokus Adaro.

PAUD HINGGA BEA SISWA

Melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN), Adaro berupaya berperan aktif dalam penyediaan kesempatan bagi anak-anak yang sedang dalam masa golden age (0-6 tahun) di wilayah sekitar tambang agar dapat mengikuti proses pendidikan yang bermutu dan menyenangkan.

Bekerja sama dengan Indonesia Heritage Foundation (IHF), secara bertahap hingga 2016 YABN menerapkan konsep “Pendidikan Holistik Berbasis Karakter” (PHBK) di 20 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terpilih di Kabupaten Tabalong, Balangan, Barito Timur dan HSU melalui program Peningkatan Kompetensi Guru PAUD yang dianggap masih sangat lemah dan memerlukan dukungan.

Melalui program ini diharapkan jumlah anak-anak yang memperoleh pendidikan dengan konsep PHBK semakin meningkat, termasuk meningkatnya kualitas pengajar PAUD.

Upaya Adaro dalam membangun negeri akan terus berlanjut dengan rencana pembangunan 200 sekolah tambahan untuk peningkatan PAUD. Bagi siswa sekolah dasar dan menengah, Adaro melaksanakan Program Penguatan Sains (Adaro Science Education Enhancement Program) sejak 2010.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan kecintaan siswa terhadap sains dari tingkat SD dan SMP. Program ini sampai sekarang telah melibatkan ratusan guru dan ribuan siswa di berbagai level sekolah yang berasal dari Kabupaten Tabalong, Balangan, Barito Timur dan Hulu Sungai Utara.

Pada 2016, Implementasi Program Penguatan Sains dilaksanakan melalui pembentukan klub sains di sekolah-sekolah peserta program. Diharapkan melalui berbagai kegiatan klub sains anak-anak dapat mempelajari sains sekaligus melatih berbagai keterampilan ilmiah sejak dini, seperti keterampilan berpikir (berpikir kritis, berpikir kreatif, komunikasi, pemecahan masalah, dan membuat keputusan). Dan keterampilan ilmiah (kemampuan melakukan observasi, menginvestigasi, berhipotesis, menginterpretasi data, dan menganalisis data).

Hingga saat ini, Adaro telah membantu hampir 10.000 murid melalui program beasiswa, memberikan pelatihan kepada lebih dari 3.000 guru dan memperbaiki infrastruktur dari 89 sekolah.

KESEHATAN DAN PELATIHAN

Masalah kesehatan masyarakat juga menjadi fokus Adaro dalam melaksanakan program CSR. Adaro menjalankan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk meningkatkan sanitasi masyarakat.

Melalui program ini, Adaro memberikan pelatihan kepada 63 fasilitator STBM yang terdiri dari para relawan, sanitarian dan anggota TNI. Hasilnya, 645 toilet baru berhasil dibangun oleh masyarakat setempat.

Sebelumnya, sebagian masyarakat masih memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat. Namun berkat program ini, masyarakat beserta keluarganya terbantu untuk menerapkan pola hidup sehat.

Masyarakat sekitar tambang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari setiap aktivitas Adaro. Kearifan lokal menjadi hal yang sangat dihargai sehingga Adaro memberikan dukungan untuk pengembangan dan pelestarian budaya lokal melalui berbagai kegiatan. Di antaranya festival budaya masyarakat Tabalong yang disebut Tabalong Etnic Festival.

Membangun kemandirian ekonomi masyarakat merupakan salah satu bentuk pengabdian Adaro untuk negeri. Melalui Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) Adaro memberikan pendidikan kewirausahaan untuk membangun jiwa kemandirian dan kewirausahaan para santri.

Program ini memberikan pelatihan, praktik kerja dan pengadaan sarana untuk sektor usaha tanaman hidroponik, keripik pisang, budidaya ikan, menjahit serta membuat kain sasirangan. Upaya ini akan terus berlanjut untuk menciptakan semangat positif dalam masyarakat melalui kewirausahaan santri.

Islam Menyerukan Ajak ke Arah Kebajikan

INDOWORK.ID, JAKARTA: Politik telah menyeret Islam menjadi sekadar identitas komunal. Menjadi daya pikat dan daya ikat kelompok. Islam direduksikan menjadi komoditas politik.

Lalu kita abai terhadap perbaikan akhlak. Abai dalam ikhtiar menyucikan hati. Abai untuk membersihkan diri dari semua penyakit hati: kesombongan, iri hati/dengki, keserakahan, bahil dan seterusnya.

Allah tujuh kali bersumpah – sumpah yang terbanyak dalam satu surah – sebelum dia menyeru manusia: “Sungguh beruntung orang yang menyucikan hatinya dan sungguh rugi orang yang mengotorinya” [QS 91 : 9 -10]

Yang menonjol kemudian adalah bendera dan simbol simbol eksklusif. Teriakan gegap gempita caci maki dan sumpah serapah. Sikap permusuhan. Bahkan pengrusakan dan kezaliman.

Islam yang dicontohkan sebagai agama yang lembut, santun, peduli, peka antarsesama, dermawan, rela berkorban, seakan sirna. Seakan tak pernah ada.

Lebih menakutkan ketika berkembang pendapat bahwa hidayah Allah hanya datang lewat legitimasi kelompok. Kunci surga ada di tangan kelompok. Meruncing budaya saling tuding. Saling mengkafirkan. Memberi vonis sesama sebagai penghuni neraka.

Islam menyerukan agar kita mengajak ke arah kebajikan. Memberi peringatan dengan baik dan lembut. Belasan kali Al Qur’an menegaskan bahwa Rasulullah hanya pemberi peringatan. Membawa berita, menjelaskan ajaran dan memberi peringatan. Tidak menghakimi!

BUKAN MENGHAKIMI

Kita wajib memberi peringatan, tapi tidak menghakimi. Kita tidak bertanggung-jawab terhadap moral dan akhlak orang lain. Itu hak Allah. Allah telah memproklamirkan dalam Al Quran bawa tugas Dia untuk mengadili perbuatan manusia. Kewenangan itu tidak pernah didelegasikan kepada manusia, hatta kepada para nabi dan rasul sekalipun.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Technical Correction Pada Pasar Bullish dan Bearish

INDOOWORK.ID, JAKARTA: Pasar keuangan saat ini adalah pasar PHP (yang nggak tahu kepanjangannya, tanya sama teman trader saham). Yang jelas bukan Perempuan Harapan Pria.

Pasar minggu lalu ditutup “wah”. Indeks saham Amerika naik rata rata di atas 1%, Eropa rata rata di atas 2%. Di Asia HangSeng bahkan naik lebih dari 5%. Komoditas – energi, logam, pangan – juga rata rata melambung.

Akankah BEI, ikut melayang? Saya cuma ingin memberi warning tentang budaya PHP. Pada pasar bullish ada technical correction. Saham turun di tengah trend naik. Nah di pasar bearish juga ada technical correction. Harga saham naik di tengah trend turun.

Minggu lalu, S&P turun 5,25%. Para traders nampaknya ingin “memberi muka” dengan menutup minggu dengan angka positif. Jangan lupa VIX masih tetap tinggi

THE FED LEBIH JINAK

Lha Jay Powell juga terus mendemonstrasikan PHP. Minggu lalu ada kalimat hawkish, yang saya kutip pada celoteh sebelumnya.

Lalu ada pernyataan bahwa The Fed akan lebih jinak setelah membaca mixed jobs data. Tapi tiba tiba ada klarifikasi baru. “He clarified that the bank would not stop until it controlled inflation.”

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id