Bisnis Headline

Sri Mulyani Effect: IHSG Runtuh Usai Reshuffle Kabinet

Sesaat setelah pergantian kabinet, pasar langsung memberikan reaksi yang signifikan. Pelaku pasar menaruh perhatian besar pada perubahan kabinet. Berharap kebijakan pemerintah dapat memperbaiki perekonomian. 

Presiden RI Prabowo Subianto melaksanakan reshuffle pada Kabinet Merah Putih, selama pemerintahan baru berjalan sekira 10 bulan. Pergantian sejumlah menteri strategi, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani dari kursi Menteri Keuangan. Purbaya Yudhi Sadewa diangkat menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Merah Putih. Pergantian ini langsung memicu gejolak pasar.

Ketua Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pasar Modal (LP3M) “INVESTA”, Hari Prabowo , menyebut bahwa kemunculan gejolak pasar menjadi bagian dari “Sri Mulyani Effect”. Hari menyebut pelaku pasar menaruh perhatian besar pada posisi Menteri Keuangan. Respon spontan terlihat dari indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang langsung anjlok dalam kurun waktu tiga hari setelah diumumkannya reshuffle.

“Pasar tidak bisa ditipu. Respon spontanitas itu hadir karena pelaku pasar melihat posisi Menteri Keuangan yang sangat strategis,” ujarnya

Hari menyebut Sri Mulyani menjadi sosok berkelas dunia yang masih dipandang investor karena rekam jejaknya. Dia pernah menjadi Direktur Bank Dunia dan kiprahnya di tiga era pemerintahan sejak kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo, hingga Prabowo Subianto.

“Pengumuman reshuffle yang tiba-tiba ini menimbulkan tanda tanya besar,” tegas Hari dalam Channel Youtube miliknya

Hari menilai bahwa masyarakat dan pasar saat ini sedang menunggu langkah konkret dari Menteri Keuangan yang baru Purbaya Yudhi Sadewa. Tidak lama setelah dilantik, Yudhi Sadewa memberikan pernyataan yang menyebutkan bahwa Kementerian Keuangan menargetkan pertumbuhan ekonomi 7-8 persen. Pernyataan ini dinilai terlalu optimis dan ambisius.

“Sebagian orang yang melihatnya terlalu optimis, bahkan menimbulkan keraguan. Tapi sebagai rencana tentu sah-sah saja, tinggal kita lihat realisasinya,” ujar Hari.

Hari juga turut menyoroti gaya pejabat baru yang sempat menuai kritik publik. Menurutnya, ucapan pejabat sangat sensitif dan dapat mempengaruhi persepsi pasar. Ia menyebut bahwa pasar ingin melihat aksi, bukan sekadar ucapan.

Meski IHSG sempat anjlok, Hari mencatat adanya rebound pada hari kedua, terutama di saham perbankan besar seperti Mandiri, BRI, BNI, dan BCA yang menguat hingga 3-4 persen. Hal ini bisa menjadi tanda positif jika diikuti kebijakan yang jelas.

“Kalau action-nya bagus dan logis, dukungan pasti datang dari pelaku pasar. Tapi jika dianggap berisiko, investor bisa memilih menunggu atau mencari instrumen lain yang lebih aman,” ujar Hari.

Setelah pengumuman reshuffle, Hari menyebut bahwa investor kini menunggu kepastian arah kebijakan Menteri Keuangan baru, Yudhi Sadewa.

“Pasar modal tetap jadi harapan untuk penghimpunan dana dan investasi. Yang terpenting adalah kredibilitas dan konsistensi kebijakan,” tutupnya.

Munculnya gejolak pasar setelah diumumkannya reshuffle Menteri Keuangan, jadi pengingat bahwa setiap keputusan politik memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian. Membuktikan visi dan janji melalui kebijakan yang terukur menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan oleh Menteri Keuangan yang baru.


Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *