Headline Jalan

Dari Ismail Marzuki Hingga Tutty Alawiyah, Anies Resmikan Nama Kampung dan Jalan



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Gubernur DKI Jakarta Anies Rasid Baswedan tampak girang ketika mendapatkan pantun dari Ketua Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan Abdul Syukur.

Memadu kasih di Setu Babakan

Sambil makan kue rengginang

Terima kasih kami ucapkan

Pak Anies Baswedan selalu dikenang

Pernyataan Bang Dudung, panggilan akrab Abdul Syukur, disampaikan dalam pidato di hadapan Anies Baswedan saat meresmikan nama kawasan di PBB dan perubahan 22 nama jalan di wilayah Jakarta. Pantun itu merupakan ungkapan terima kasihnya kepada Anies.

Anies mengatakan proses penamaan ini memakan waktu yang relatif lama karena dipersiapkan secara matang.

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana beberapa kali rapat dengan Forum Jibang PBB mematangkan program tersebut. “Saya senang Forum Jibang bekerja efektif, meskipun dengan perdebatan sengit,” kata Iwan.

Bagi Anies, setiap pekerjaan yang dilakukannya harus dipersiapkan secara matang sehingga hasilnya optimal. “Ini seperti main bulutangkis bukan layaknya bermain sepak bola,” kata Anies beranalogi.

Menurut gubernur yang digadang-gadang menjadi calon Presiden pada 2024 itu, terpenting adalah angkanya tercapai meskipun prosesnya panjang. Kalau main sepakbola yang penting waktunya habis 2 kali 45 menit, berapa pun skor akhirnya,” kata Anies, di Setu Babakan, Srengsengsawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin, 20 Juni 2022.

BERSYUKUR DAN BANGGA

KH Solihin Harasyi, Imron Yunus dan Anies Baswedan
KH Solihin Harasyi, Imron Yunus, dan Anies Baswedan

Menurut Dudung, segala yang telah diupayakan untuk memberikan nama jalan dan nama tempat dengan nama tokoh dan pahlawan ini membuat masyarakat Betawi bersyukur dan berbahagia. Tokoh-tokoh yang namanya diabadikan menjadi nama jalan, semasa hidupnya telah berjasa dilingkungan masing-masing dan bahkan hingga tingkat nasional dan internasional.

Nama jalan ini menjadi pengingat bukan hanya bagi keluarga dan kaum Betawi, akan tetapi juga bagi masyarakat luas. “Ini bukti nyata ada tokoh yang berjuang dan berjasa dalam membangun kampungnya dan kota Jakarta tercinta,” kata jenderal yang berprofesi sebagai dokter itu.

Pemberian nama jalan ini merupakan jejak permanen dan menjadi hikmah bagi generasi berikutnya. Semoga apa yang dilakukan oleh bapak Gubernur menjadi inspirasi bagi pemimpin lainnya yang dampak positifnya dapat dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat Betawi secara luas.

Pemberian nama jalan bukanlah sekadar seremonial. Namun merupakan implementasi Perda nomor 4 tahun 2015.

Anies mengatakan tokoh Betawi yang kini dijadikan sebagai nama jalan memiliki peran bagi Jakarta di masa lalu. Dia bersyukur peresmian 22 nama jalan itu bisa dilakukan.

Sementara itu, Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Beky Mardani mengapresiasi adanya pergantian nama jalan di Jakarta. Hal itu mengingatkan kembali peranan besar dalam menjaga autentikasi budaya Betawi.

Beky mencontohkan tiga nama tokoh Betawi yang sudah dijadikan nama jalan di Jakarta. Di antaranya Nuri Surinuri alias Mpok Nori, Muhammad Bokir alias Haji Bokir dan Bang Pitung.

“Pengembalian ingatan publik atas peran para tokoh-tokoh tersebut, seolah menyambung tali sejarah yang putus,” tambahnya.

PROSES DISKUSI FORUM JIBANG

Anggota Forum Jibang yang mengusulkan nama-nama jalan tokoh Betawi
Anggota Forum Jibang Indra Sutisna, Rusdi Saleh, Apriansyah, Rudi Saputra, Lahyanto Nadie, Yoyo Mukhtar

Di Perkampungan Budaya Betawi resmi mendapatkan nama-nama baru untuk setiap zona yaitu Kampung Muhammad Husni Thamrin, Kampung Ismail Marzuki, Kampung Abdurrahman Saleh, dan Kampung KH Noer Ali.

Proses penamaan itu cukup dinamis dan dalam setiap rapat Forum Jibang PBB Setu Babakan. Meskipun tegang tetap penuh canda dan tawa. “Bukan Betawi namanye kalau nggak penuh humor meskipun dalam rapat yang sangat serius,” kata Rusdi Saleh, penyiar legenderis di TVRI pada 1970-1980-an.

LKB berharap momentum penggantian nama jalan tersebut, menjadi motivasi untuk melanjutkan perjuangan para tokoh Betawi dalam berbagai bidang.

Generasi yang akan datang tetap berbangga terhadap orang terdahulu maupun tokohnya dan konsisten menjaga nilai-nilia perjuangan mereka. “Ini kebanggaan kita sebagai kaum Betawi,” ujar Beky.

Papan nama Jalan Haji Bokir bin Djiun sudah terpasang dari simpang Jalan Raya Bogor atau pertigaan Hek hingga persimpangan lampu merah Tamini Square.

Sementara, papan nama Jalan Mpok Nori juga telah terpasang menggantikan plang nama Jalan Raya Bambu Apus, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung.

Sedangkan Jalan Bang Pitung berada tepat di lampu merah Rawa Belong, perbatasan Jakarta Barat dengan Jakarta Selatan. Semula namanya bernama Jalan Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Nama jalan dari tokoh Betawi tersebar di lima wilayah kota Jakarta dan kabupaten kepulauan Seribu.

“Dengan mengucap bismillahirrohmannirrohim, pada hari ini Senin, 20 Juni 2022, penetapan nama jalan itu zona dengan nama tokoh Betawi dan nama tokoh asal Jakarta di Provinsi DKI Jakarta secara resmi ditetapkan,” kata Anies dalam upacara peresmian nama jalan tokoh Betawi di Kantor Unit Pengelola Perkampungan Budaya Betawi, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2022).

ASPIRASI DAN PERJUANGAN

Dailami  Firdaus, Anggota DPD RI, merasa bersyukur nama ibundanya, Tutty Alawiyah, diabadikan menjadi nama jalan. “Kami sudah berkomunikasi cukup lama untuk memperjuangkan ini,” kata Bang Dai, panggilan akrabnya.

Perjuangan aspirasi masyarakat yang ada di daerah Buncit, Jakarta Selatan, mengusulkan ke pihak Pemerintah Provinsi. Jumlahnya mencapai ribuan. Aspirasi dan perjuangan keluarga besar Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), As Syafiiyah dan keluarga besar alhamdulillah membuahkan hasil.

“Kami belajar dari usulan almarhumah ibunda untuk nama Jalan KH Abdullah Sjafiie. Saat peresmian Gubernur DKI Jakarta Periode 1967-1977 Bang Ali Sadikin hadir,” kata Bang Dai.

HADIAH BUKU

Anies meneirma buku Betawi Megapolitan Merawat Jakarta Palang Pintu Indonesia
Anies menerima buku Betawi Megapolitan Merawat Jakarta Palang Pintu Indonesia

Seusai acara Anies mendapatkan hadiah buku dari anggota Forum Jibang PBB yang berjudul Betawi Megapolitan Merawat Jakarta Palang Pintu Indonesia karya Yahya Andi Saputra yang diterbitkan oleh Pustaka Kaji, Jakarta. “Abang tanda tangan dong, khusus buat saya,” kata Anies.

Anies memberikan sambutan dalam buku tersebut menyatakan bahwa karya ini akan menjadi jejak permanen dan membawa hikmah kebaikan untuk melestarikan nilai-nilai kehidupan budaya Betawi.

Buku ini mengisahkan masa lalu dari sebuah etnis yang bernama Betawi, penduduk inti Kota Jakarta yang ditakdirkan sejarah menjadi ibu kota negara.  Ramai orang berwacana pemindahan ibu kota ke tempat lain, akan tetapi peran Jakarta sebagai kota Kebangkitan Nasional, Kota Proklamasi, kota yang diciptakannya Indonesia, tidak pernah dapat tergantikan.

“Betawilah yang merawat Jakarta karena ia begitu memahami makna kebhinekaan bahkan menjadi perekat bagi terciptanya NKRI,” kata Yahya, sang penulis yang kini jenggotnya telah memutih.

 

 

 

 

Berita Lainnya