Headline Industri Otomotif

Otomotif Bermula Abad 18, ICE Dipatenkan



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Produk otomotif di dunia bermula pada abad ke-18, ketika motor pembakaran dalam atau yang disebut internal combustion engine (ICE) dipatenkan kali pertama.

Pada 1885, insinyur mesin Jerman Karl Benz merancang dan membangun mobil praktis pertama di dunia yang didukung motor pembakaran dalam. Pada 29 Januari 1886, Benz menerima paten pertama untuk mobil berbahan bakar gas dengan rupa kendaraan roda tiga.

Benz membangun mobil roda empat pertamanya pada 1891. Benz & Cie, perusahaan yang dimulai oleh penemunya, menjadi produsen mobil terbesar di dunia pada 1900. Karl Benz adalah penemu pertama yang mengintegrasikan motor pembakaran dalam dengan sasis konfigurasi A.

Kendaraan dengan motor pembakaran dalam itu kemudian terus berkembang hingga kini. Teknologinya tidak berhenti, meski dengan prinsip utama yang sama yaitu bahan bakar yang bercampur dengan oksigen dalam ruang bakar atau silinder.

Selain menggunakan bahan bakar bensin atau solar, produk otomotif juga dapat menggunakan bahan bakar terbarukan atau alternatif seperti gas alam, propana, biodiesel, atau etanol. Namun, dapat juga dikombinasikan dengan powertrainlistrik hybrid untuk menghemat konsumsi bahan bakarnya atau bisa pula menggunakan listrik hybrid plug-in untuk memperluas jarak tempuh kendaraan listrik hybrid.

Sistem Mesin ICE

Secara garis besar, sistem mesin ICE memiliki gas buang atau emisi dari hasil pembakarannya. Pembakaran adalah proses kimia dasar pelepasan energi dari pembakaran campuran bahan bakar (bensin) dan udara.

Dalam teknologi ICE, pengapian dan pembakaran bahan bakar terjadi di dalam ruang bakar mesin. Komponennya terdiri dari silinder tetap dan piston yang bisa bergerak translasi bolak-balik pada silinder tersebut.

Bahan bakar (bensin) dan udara dihisap oleh piston dan masuk bercampur pada ruang bakar. Energi dihasilkan dari pembakaran campuran tersebut diubah menjadi energi mekanis yang mendorong piston dan selanjutnya memutar poros engkol.

Pada akhirnya melalui sistem roda gigi di power train atau rantai putaran ini menggerakkan roda kendaraan. Ada dua jenis mesin ICE yang populer saat ini: motor bakar cetus api dan motor bakar nyala kompresi (diesel).

Dalam perkembangannya, karena berbagai kelebihannya, sebagian besar yang diproduksi untuk kendaraan roda empat khususnya adalah mesin siklus empat langkah, yang berarti empat langkah piston diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus.

Siklus mencakup empat proses yang berbeda: langkah hisap (intake), kompresi, pembakaran dan dorong, dan buang. Di masyarakat umum mesin dengan siklus empat langkah ini populer disebut dengan mesin 4 Tak.

Mesin ICE di Tanah Air

Jenis mesin ICE bisa dikatakan paling populer di dunia termasuk di Indonesia. Sejumlah pabrikan otomotif dunia melakukan investasi besar untuk pembuatan mesin di Tanah Air.

Seperti yang dilakukan Toyota Indonesia melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), yang memiliki sejumlah pabrik perakitan dan motor penggerak. Saat ini TMMIN memiliki beberapa pabrik di Karawang, Jawa Barat, termasuk pabrik mesin dan perakitan kendaraan.

Pabrik mesin penggerak TMMIN ini memproduksi dua tipe motor bakar, yakni bensin (kode TR) dan etanol (R-NR) yang seluruhnya dipasarkan untuk pasar domestik dan ekspor. Di pabrik perakitan Karawang, TMMIN memproduksi lima model kendaraan, yaitu Toyota Fortuner, Kijang Innova, Sienta, Vios, dan Yaris. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 250.000 unit per tahun.

Selain Toyota, Mitsubishi Motors Corporation juga melakukan investasi untuk memproduksi mesin ICE berbahan bakar bensin, tepatnya untuk mesin 1.500 cc MIVEC di Cikarang, Jawa Barat. Mesin ini digunakan pada Small MPV Mitsubishi Xpander dan Nissan Livina. Pabrik motor penggerak ini dioperasikan secara resmi pada akhir Desember 2020.

Suzuki dan Honda

Merek Suzuki yang diageni oleh Indomobil Group juga tidak mau ketinggalan. Pabrikan otomotif yang telah berusia 50 tahun lebih di Tanah Air ini memiliki pabrik untuk memproduksi motor penggerak ICE untuk line-up produk yang dijualnya.

Selain memproduksi mesin mobil Suzuki Ertiga dengan kode K14B/1.400 cc. Suzuki Indonesia juga memproduksi motor penggerak Karimun Wagon R (K10B/1.000 cc) dan transmisi mobil yang menyasar pasar domestik dan ekspor. Di masa mendatang, pabrik ini diproyeksikan menjadi basis produksi model-model baru mobil Suzuki.

Apalagi pabrik yang sama sudah dilengkapi teknologi robotic dan fasilitas forging untuk membuat gear, yang masih sangat jarang dimiliki oleh produsen mobil di Indonesia.

Tingginya potensi pasar mobil dengan mesin ICE juga menarik perhatian pabrikan Jepang lainnya seperti Honda. Melalui PT Honda Prospect Motor (HPM) di Karawang, Jawa Barat, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrikan perakitan dan produksi sejumlah model kendaraannya.

Seperti Honda Jazz kini digantikan City Hatchback, Mobilio, Brio, dan CR-V. Saat mulai beroperasi pada 2003, kapasitas produksi pabrik Honda Karawang sekitar 30 unit per hari, tapi ditingkatkan sehingga pabrik ini mempunyai kapasitas produksi maksimum hingga 210 unit per hari.

Berita Lainnya