Headline INFRASTRUKTUR Jalan

PT Roatex Indonesia Toll System Tangani Teknologi MLFF Bersama BPJT



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: BPJT Kementerian PUPR dengan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) menandatangani kerjasama Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF). Penandatanganan dilaksanakan langsung oleh Kepala BPJT Danang Parikesit dengan Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), Peter Ong di Kantor BPJT Kementerian PUPR di Jakarta.

Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol terus melakukan suatu inovasi dalam peningkatan pelayanan yang maksimal bagi pengendara di Jalan Tol melalui Transformasi, Inovasi, dan Modernisasi (TIM) yang mengacu pada Teknologi Toll Road 4.0.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) mengumumkan proses pengadaan yang kompetitif untuk merancang, membangun, membiayai, menyelenggarakan, memelihara dan mentransfer Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Sistem Transaksi Tol Multi Lane Free Flow (Proyek MLFF) pada bulan Juli 2020.

Dalam hal ini Roatex Ltd. Sebagai pemrakarsa proyek, telah ditentukan oleh Menteri PUPR sebagai pemenang lelang melalui Surat Menteri PUPR Nomor : PB.02.01-Mn/132 tanggal 27 Januari 2021 Perihal Penetapan Pemenang Pelelangan Pengusahaan Badan Usaha Pelaksana Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha untuk Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Berbasis Multi Lane Free Flow.

Saat ini, Roatex Ltd. Zrt, yang telah membentuk perusahaan sebagai Badan Usaha Pelaksana Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Berbasis MLFF dengan nama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).

Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit dalam arahannya mengatakan, sistem transaksi nontunai berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) ini menjadi salah satu inovasi baru melalui sistem pembayaran nirsentuh dengan menciptakan suatu efisiensi, efektifitas, aman, dan nyaman dalam penerapan sistem pembayaran Jalan Tol di Indonesia.

“Melalui dukungan Bapak Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, hari ini bisa berjalan dengan lancar pelaksanaan penandatanganan kerjasama. Yang terpenting, milestone pelaksanaan kerjasama ini adalah mulai dari kerja keras kita semua, karena ini merupakan awal dari kerja keras kita untuk selanjutnya dari setiap komitmen dan manajemen kerja yang kuat untuk membuat proyek MLFF ini dapat berjalan sukses,” ujar Danang.

Ditambahkan Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), Peter Ong mengatakan pihaknya sangat berterimakasih setelah perjalanan panjang sampai hari ini dengan dukungan dan antusiasme yang besar telah berhasil menerapkan pogram ini kedepan. “Sehingga ini merupakan satu batu loncatan dengan penerapan teknologi serta sistem baru untuk Jalan Tol di Indonesia yang efisien, up to date, dan semakin menguntungkan,” ujarnya.

Teknologi yang diterapkan pada Sistem Transaksi Nontunai MLFF menggunakan teknologi Global Navigation Satelit System (GNSS) yaitu merupakan sistem pembayaran menggunakan alat yang dipasang di mobil dan dibaca lewat satelit. Teknologi ini akan mengenali dan mengidentifikasi kendaraan pengguna, sehingga transaksi dapat dilakukan secara langsung, lebih cepat, dan efisien, tanpa antrean dan tundaan transaksi.

Penerapan waktu transaksi di gerbang tol turun hanya menjadi 0 detik dari kegiatan transaksi gerbang tol dengan uang elektronik sebelumnya yang memakan waktu hingga sekitar 4 detik, jika dilihat terdahulu, waktu transaksi dengan uang kartal adalah sekitar 10 detik lamanya.

Penggunaan Global Navigation Satellite System (GNSS) banyak diterapkan di negara-negara Eropa Timur termasuk Hongaria. Manfaat lain dari kehadiran sistem transaksi MLFF ini yaitu salah satunya adalah efisiensi biaya operasi dan juga meminimalisir bahan bakar kendaraan.

Dengan menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS), untuk implementasi tahap pertama teknologi MLFF di terapkan di 40 ruas tol di Indonesia yang tersebar di Pulau Jawa, dan Bali pada tahun 2022 mendatang. Nilai Investasi proyek MLFF adalah sebesar Rp.4,4 Triliun, dengan masa konsesi PT RITS adalah selama 9 tahun sejak tanggal operasi komersial.

Berita Lainnya