INDOWORK.ID, JAKARTA: Minggu pertama November 2023 ditutup dengan beberapa indikator pasar yang ramah. The Fed beristirahat “mempermainkan” tingkat bunga, walau tetap membuka peluang pada sidang FOMC Desemer dan Januari 2024 mendatang.
Indeks USD – DXY – menurun tajam. Ditutup pada 105.07, dari 106.12 sehari sebelumnya. Dari 112.99, rekor tertingginya selama 52 minggu terakhir. Begitu juga imbal hasil treasury. Ditutup menjauh dari angka 5%, pada 4.419%. Turun dari 4.519% sehari sebelumnya. Bandingkan dengan angka 5.022%, rekor tertinggi selama setahun terakhir.
Berita bagus bagi pasar keuangan Indonesia. Sinyal yang cukup untuk menyedot kembali dana asing masuk ke SBN dan saham. Rupiah perkasa. Ditutup pada 15.621 Jumat kemarin. Bandingkan dengan 15.942 pada 15 Oktober lalu yang merupakan titik terlemah selama setahun belakangan.
Indeks harga saham AS naik tiga hari berturut-turut. DJIA ditutup pada 34,061.32. S&P serta NASDAQ mencatat persentase kenaikan yang lebih tinggi. Padahal akhir Oktober lalu, DJIA masih bertengger di 32,417.59.
HAPUS TREND NEGATIF
IHSG nampaknya pelan-pelan mau menghapus trend negatif 2,9% selama setahun terakhir, memulai minggu pertama November dengan kenaikan 0,44%. EIDO bahkan naik 3,04% kemarin. Peluang menyongsong November ceria di bursa saham.
Emas tak mau ketinggalan. Sempat menembus USD 2,000 per onz Jumat, walaupun ditutup pada 1,992.72. Turunnya tingkat imbal hasil obligasi, cuaca ekstrim geopolitik global dan bank sentral banyak negara yang terus memborong emas, nampaknya akan melanjutkan kenaikan harga emas.
Temperatur politik dalam negeri mulai meningkat. Menyimak statistik sejak pemilu langsung 2004, IHSG umumnya menurun selama kampanye dan menjelang pencoblosan, namun meningkat signifikan mulai dari pemungutan suara sampai pelantikan presiden baru di bulan Oktober.
Ada satu catatan penting. Demo dan kerusuhan hama berbahaya bagi harga saham. Pascapencoblosan April 2019, IHSG sempat mendekati angka 6.600. Namun demo rusuh selama bulan Mei 2019 menjadikan IHSG tampil paling buruk selama periode pemilu sejak reformasi.
Politik bersih dan damai, plus efisien – biaya politik di negara ini sedemikian mahal – prasyarat agar Indonesia mampu menaiki tahap demi tahap anak tangga pembangunan. Kesejahteraan meningkat bersama dengan kualitas peradaban.
Dan kita, para investor, bisa menangguk cuan di akhir tahun.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id
Ada Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta – Cikampek, Catat Jadwalnya