Headline Jalan

Menyusuri Proyek Tol Lampung-Palembang nan Penuh Liku



single-image
Gerbang Tol Terbanggi Besar

PALEMBANG, INDOWORK: Menyusuri jalan Trans Sumatera dari Palembang ke Lampung yang tengah dibangun memiliki kesan tersendiri. Proses pembangunan tidak mudah dan penuh liku.

Kini memang jalan telah mulus, namun siapa sangka ketika pembebasan lahan, pengerasan tanah, pembangunan jalan, proses penyambungan jembatan hingga memancangkan tiang pancang jalan tol di sungai banyak dukanya.

Seperti pembangunan konstruksi umum lainnya, pembangunan jalan tentu membutuhkan perencanaan yang benar-benar matang. Setelah perencanaan dibuat dan disetujui oleh pihak-pihak yang berwenang dan dana disediakan, barulah teknik pelaksanaan pembangunan jalan bisa dimulai. Berikut ini tahapan-tahapan pelaksanaan pembangunan jalan dimulai dari awal.

DIMULAI DARI PEMBERSIHAN

Direktur Keuangan WSBP Anton Yuliantono Nugroho dan Wahyu Adi Pramono di proyek Kayu Agung

 

Lahan yang ditentukan untuk pembangunan jalan tentu memiliki beragam kondisi. Ada yang hanya ditumbuhi rumput saja, tetapi banyak pula yang dipadati semak belukar dan pepohonan. Untuk itulah pekerjaan pembersihan harus dilakukan. Pekerjaan pembersihan meliputi penebangan pepohonan, pembersihan semak belukar dan menggali akar-akar tanaman supaya tidak tumbuh kembali.

Pekerjaan pembersihan ini tak hanya berlaku untuk tumbuh-tumbuhan saja, tetapi juga untuk bongkahan-bongkahan batu yang berukuran besar dan mengganggu pelaksanaan pembangunan jalan. Bongkahan batu-batu tersebut dipindahkan dengan cara didorong, atau dipecahkan sehingga menjadi batu-batu berukuran kecil. Acapkali pekerjaan membersihkan batu-batu ini memakan waktu yang cukup lama dan tenaga yang besar.

Setelah dibersihkan, terkadang tahapan pembuangan permukaan tanah diperlukan. Khususnya di wilayah-wilayah banjir yang memiliki tumpukan endapan lumpur dan lembah-lembah sungai. Pembuangan permukaan tanah ini diperlukan agar permukaan tanah memiliki kekuatan daya dukung yang baik untuk pembangunan jalan.

 

PENGGALIAN DRAINASE

Sesudah tahapan pembersihan selesai dilakukan, selanjutnya perlu dilakukan pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah terdiri dari penggalian drainase dan pengurugan pada tempat-tempat yang membutuhkan urug atau timbunan.

Pekerjaan tanah ini bertujuan untuk membentuk badan jalan. Untuk mendapatkan penimbunan berkualitas baik, perlu diperhatikan supaya semua tanah benar-benar dipadatkan. Sebaiknya penimbunan dilakukan lapisan demi lapisan dengan ketebalan 15cm. Lapisan demi lapisan harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan dengan lapisan berikutnya.

Pada pekerjaan tanah ini, jarak pemindahan tanah yang hendak digunakan untuk penimbunan akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan juga lama waktu pengerjaannya. Jika jarak tanah urug dekat, maka proses penimbunan akan berjalan lebih cepat. Sebaliknya, bila jarak pemindahan tanah urug jauh, maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tanah ini bisa lebih lama.

Setelah itu, barulah dilakukan penggalian saluran-saluran di samping kiri dan kanan jalan. Tanah galian saluran bisa diletakkan di bagian tengah jalan dan diratakan sehingga terbentuk bahu jalan. Kemudian tanah di badan jalan diratakan dan dipadatkan. Sebaiknya tanah disiram dengan air agar kadar air selama pemadatan benar-benar terjaga.

Bila pemadatan selesai dilakukan, perlu pengukuran ulang untuk memastikan ketinggian badan jalan telah sesuai dengan standar yang berlaku. Jika ternyata ketinggian badan jalan belum tercapai atau berlebihan, maka perlu dilakukan penyesuaian supaya diperoleh ketinggian yang benar-benar sesuai dengan standar.

PERANAN PENTING DRAINASE

Drainase di jalan raya memegang peranan penting untuk menjaga daya tahan jalan. Sebab air bisa merusak jalan dengan cara menyapu permukaan jalan atau yang disebut erosi dan mengurangi daya dukung badan jalan. Karena itulah sangat penting membangun sistem drainase yang baik.

Sistem drainase pada jalan raya harus mendukung agar air bisa mengalir keluar dari permukaan jalan, saluran pinggir jalan yang dapat menampung aliran air dari permukaan jalan,  saluran air di sisi luar jalan yang mampu menampung air agar tidak masuk ke ruas jalan, dan berupa gorong-gorong di bawah ruas jalan yang mengalirkan air melintasi ruas jalan.

Selain saluran air yang baik, erosi di jalan raya juga bisa dicegah dengan mendirikan tanggul-tanggul penahan air. Tanggul penahan air ini berfungsi mengurangi laju aliran air dan menahan lumpur-lumpur. Perlu juga dibuat saluran pembuangan sehingga jalan memiliki kepastian pembuatan di luar saluran-saluran yang terdapat di jalan.

PENGERASAN BADAN JALAN

Pengerasan badan jalan atau dikenal dengan istilah gravelling dilakukan untuk membuat lapisan permukaan badan jalan yang kuat. Permukaan badan jalan yang kuat harus mampu menahan segala cuaca, panas maupun hujan serta tak mengalami perubahan saat menerima beban. Selain itu, permukaan badan jalan yang kuat akan membuat air sulit untuk masuk.

Proses ini dilakukan dengan memberi lapisan batuan alam. Adapun tingkat ketebalannya antara 15cm sampai dengan 20cm sebelum tahap pemadatan. Material yang digunakan dalam tahapan gravelling ini idealnya memiliki kandungan tiga material utama yakni batu, pasir dan tanah liat dengan komposisi batu 35% sampai 65%, pasir 20% sampai 40%, dan tanah liat 10% sampai 25%.

PEKERJAAN PEMADATAN

Tahapan pemadatan menjadi salah satu tahapan penting untuk menjadikan tanah semakin kuat. Pemadatan dilakukan untuk mengurangi volume lapisan tanah dan mendorong partikel tanah semakin padat. Setidaknya terdapat empat metode dasar pemadatan yakni penumbukan lapisan tanah secara mekanis ataupun secara manual, mesin roller, pemadatan dengan menggunakan getaran, dan pemadatan alami.

Penumbuk tergolong sebagai alat pemadat yang murah dan mudah digunakan. Kelemahannya, penggunaan alat ini membuat pekerjaan pemadatan berlangsung lebih lama. Alat penumbuk ini terbuat dari tongkat pemegang dengan beton atau besi cor di bagian ujungnya. Alat ini dioperasikan dengan cara diangkat dan dijatuhkan di permukaan tanah berulang-ulang sehingga lapisan tanah benar-benar padat. Alat ini umumnya memiliki bobot antara 6 Kg sampai 8 Kg.

Sedangkan roller penggilas bisa menjangkau area pemadatan yang lebih luas dibandingkan alat penumbuk atau pemukul. Roller penggilas ini ada yang memiliki drum ganda dan ada pula dengan drum tunggal. Roller penggilas ini mampu menghasilkan pemadatan yang berkualitas baik dengan bobot pemberat sampai dengan 1 ton atau bahkan lebih.

Nah, sampai di sini tahapan pembangunan jalan telah menghasilkan lapisan pondasi bawah badan jalan yang kuat sesuai perencanaan. Tetapi tahapan ini bukanlah tahapan yang terakhir. Masih ada tahapan berikutnya yakni tahapan perkerasan jalan. Pada tahapan ini, dilakukan penghamparan aspal  yang sudah dicairkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan. Sesudah aspal dihamparkan dengan ketebalan sesuai ketentuan, maka selanjutnya dilakukan tahapan pemadatan lagi dengan menggunakan alat-alat bantu pemadatan. Setelah itu barulah diperoleh jalan yang siap untuk digunakan sebagai perlintasan kendaraan.

MEMILIKI KISAH PANJANG

Pembangunan TransSumatra menggunakan precast dari WSBP
Pembangunan TransSumatra menggunakan precast dari WSBP

 

Jalan tol Baterpang (Bakauheni-Terbanggi Besar-Pematangpanggang) yang menawarkan panorama alam di sepanjang jalurnya bagi pengendara yang  melewatinya, ternyata punyta kisah panjang.

Heru Purnomo, Manager Batching Plant Lampung PT Wakita Beton Precast Tbk (WSBP) pada Sabtu, 23 Maret 2019, menjelaskan pembangunan jalan tol ini dibagi menjadi 11 zona dan 10 kapro yang diproses awal sejak 2016.

Dimulai dari Lampung yaitu Bakter (Bakauheni-Terbanggi) yang menggunakan Semen Padang dan pasir dari Lampung. “Pasir ini unik karena dari Way Seputih Lampung Tengah, sedangkan batu dari Lampung dan Bojanegara,” ujarnya.

Pria asal Boyolali ini menjelaskan semua proses pekerjaan lancar, termasuk penagihan. “Kendalanya di awal saja ketika pembebasan lahan.”

Trans Sumatera bakal terintegrasi mulai dari Bakauheni-Terbanggi Besar di Lampung dan akan berlanjut ke Pematang Panggang-Kayu Agung-Palembang.

DIMULAI DARI MATERIAL

Wahyu Adi Pramono, Manajer Unit Produksi Ready Mix WSBP menjelaskan mengenai material untuk pembuatan ready mix yaitu pasir,  semen, dan material lain yang dipilih melalui proses penelitian di laboratorium.

WSBP merpuakan satu-satunya di Indonesia yang memiliki mesin autoclave yang berfungsi untuk mempercepat pematangan beton yang disebut juga sebagai mesin presto.

Proyek Gasing-Palembang sudah dilakuan pengaspalan sebagian dan menyambung jembatan. Sedangkan proses cut and file sudah diganti dengan vacum yaitu mengangkat udara dari dalam tanah diganti dengan tanah.

Kini perjalanan dari Lampung ke Palembang atau sebaliknya hanya ditempuh dalam waktu 3 jam dari sebelum ada jalan tol hingga 9 jam. Lancar jaya…

 

Berita Lainnya