Headline INFRASTRUKTUR

Menanti Kebangkitan Bandara Salakanagara Tanjung Lesung



single-image
Kondisi runway dan jalan akses masuk ke Bandara Salakanagara Tanjung Lesung, Banten, Kamis 24 Desember 2020

INDOWORK, JAKARTA: Rumput liar setinggi mata kaki menyelimuti permukaan aspal landas pacu Bandara Salakanagara di kawasan wisata Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, Jumat (24/12/2020).

Rumput liar itu tumbuh di atas lapisan tanah lumpur yang menyelimuti aspal Bandara Salakanagara.

Lintasan yang masih steril dari rumput persis membelah sisi tengah landasan selebar roda mobil. Lintasan yang aspalnya masih mulus itu banyak dilintasi sepeda motor warga setempat saat melaksanakan aktivitas keseharian mereka. Namun lintasan aspal itu masih bisa didarati pesawat kecil.

Itulah kondisi terkini runway Bandara Salakanagara saat Indowork melongok bandara itu pada Kamis-Jumat 24-25 Desember 2020, sembari menikmati liburan di kawasan pantai Tanjung Lesung.

Jangan bayangkan Salakanagara adalah bandara dengan ruang tungu penumpang dan menara pengawas atau ATC (air trafic control). Bandara di kawasan wisata pantai Tanjung Lesung itu hanya memiliki runway atau landas pacu aspal sepanjang 601 meter dengan lebar 15 meter.

Berdasarkan data indoavis.org, Bandara Salakanagara dengan kodek WIHI dari ICAO (International Civil Aviation Organization) itu berkelas STRIP dengan lokasi berada di ketinggian 19 feet (sekitar 5,8 meter) dari permukaan laut berdasarkan data skyvector.com.

Angka 07 besar berwarna putih berada di ujung landasan, karena menurut data Aviapages, runway atau landas pacu sepanjang 601 meter dengan lebar 15 meter itu bernama Runway 07.

Pesawat pertama yang mendarati Bandara Salakanagara adalah pesawat jenis Cesna Karavan milik Susi Air pada Rabu 23 November 2016 dalam rangka uji coba perdana.

Pesawat Susi Air milik Susi Pudjiastuti yang kala itu menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 itu melakukan penerbangan Halim Perdanakusuma-Salakanagara selama 40 menit.

Simak video pendaratan perdana itu dari Youtube Kawasan Tanung Lesung di bawah ini.

Sempat pasang surut kegiatan penerbangannya, Bandara Salakanagara kembali menggeliat saat tragedi tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018. Bandara Salakanegara difungsikan untuk pendaratan logistik bantuan.

Tiga tahun setelah pendaratan perdana Susi Air di Tanjung Lesung, bos Susi Air, Susi Pudjiastuti, ‘napak tilas’ penerbangan itu ketika melakukan kunjungan ke Tanjung Lesung pada 16 November 2019 atau setahun yang lalu saat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan 2014-2019 itu menikmati liburan di Tanjung Lesung.

Simak pendaratan Susi Pudjuastuti dengan pesawat Susi Air di Bandara Salakanagara tersebut dari Youtube Kopi Gula Kawung di bawah ini.

Kebangkitan Bandara

Namun, kondisi rerumputan di runway yang terlihat beberapa hari lalu menunjukkan bahwa bandara itu sudah lama tidak beroperasi.

Akan tetapi, PT Jababeka selaku pengelola KEK Tanjung Lesung mulai menghidupkan kembali kegiatan penerbangan di Bandara Salakanagara dengan merangkul PT Titik Mitra Dirgantara.

Hal itu dilakukan melalui MOU (memorandum of understanding) antara PT Titik Mitra Dirgantara dengan PT Banten West Java Tourism Development-anak perusahaan Jababeka.

Keterangan resmi dari Titik Group (induk perusahaan PT Titi Mitra Dirgantara) menyebutkan bahwa pada hari Senin (22/6/2020) MOU di kantor pusat PT Banten West Java Tourism Development di Menara Batavia Jakarta.

Aktivitas Bandara Salakanagara sepertinya akan menggeliat lagi dengan MOU itu.

“Nota Kesepahaman ini menyangkut pengembangan, pengoperasian dan pengelolaan Bandara Khusus Salakanagara, Tanjung Lesung, di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten,” tulis keterangan resmi itu.

Menurut Titik Group, penanda tanganan dilakukan MOU tersebut dilakukan oleh Karin E. Item, Direktur Utama PT Titik Mitra Dirgantara dan Poernomo Siswoprasetijo, President Director PT Banten West Java Tourism Development.

Kita tunggu Bandara Salakanagara kembali menggeliat untuk meramaikan langit udara Tanjung :Lesung guna menopang geliat pariwisata di KEK Tanjung Lesung.

 

Berita Lainnya