Energi Headline

Post-alternative Energy: Riwayat Diesel Setelah Kemunculan Energi Alternatif



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Beberapa produsen alat berat terus bereksperimen mengembangkan bahan bakar alternatif yang murah dan ramah lingkungan untuk menggantikan bahan bakar diesel. Laporan CONEXPO-CON/AGG berjudul “The Death of Diesel? Alternative Fuels for Construction Equipment” berikut ini mengulas beberapa inovasi baru yang dilakukan beberapa pabrikan. Apakah riwayat bahan bakar diesel pada alat konstruksi akan segera berakhir? kami menamakannya dengan post-alternative energy.

Sejak lama bahan bakar diesel menjadi sumber tenaga alat-alat konstruksi. Namun, karena biaya yang semakin mahal dalam proses ekstraksi sumber daya alam, isu lingkungan, munculnya regulasi-regulasi yang membatasi penggunaan bahan bakar diesel serta tren-tren sosial dan alasan-alasan lain, kalangan pabrikan bereksperimen dengan cara lain untuk menghidupkan mesin-mesin konstruksi.

Tenaga listrik populer untuk peralatan-peralatan non-mobile, peralatan kecil, mesin-mesin demolisi (pembongkar) dalam ruangan, alat angkut jarak pendek, dan peralatan tambang bawah tanah, tetapi tidak demikian dengan peralatan untuk banyak aplikasi konstruksi umum.

Untuk menggerakkan peralatan mobile yang besar dalam aplikasi konstruksi, seperti excavator kelas 20 ton atau wheel loader, banyak produsen berinvestasi dalam bahan bakar alternatif, seperti gas alam, propana, biodiesel, dan hidrogen.

ALAT KONSTRUKSI BERTENAGA PROPANA

Propana sudah lama digunakan untuk menggerakkan mesin paver — bukan terutama karena ramah lingkungan atau karena peraturan pemerintah, melainkan karena lebih efektif untuk memanaskan aspal. Gas alam juga telah lama digunakan pada truk-truk, demikian juga pengenalan alternatif bensin baru untuk aplikasi mesin-mesin konstruksi.

Bomag, misalnya, telah merancang tandem drum roller BW 120 AD-5 LPG dalam model-model diesel, listrik, dan bahan bakar minyak cair (LPG). Model LPG sudah ditampilkan pada pameran dagang sejak 2019 dan berdampak besar pada para audiens di CONEXPO-CON/AGG 2020, tetapi belum tersedia secara komersial.

“Mesin-mesin roller bertenaga LPG sangat disarankan untuk digunakan di area-area yang emisinya sangat kritis, yang merupakan perhatian penting saat menjalankan peralatan konstruksi. LPG membakar lebih bersih dan tanpa partikel. Di area-area yang berventilasi baik, LPG dapat bermanfaat jika paparan partikel gas buang menjadi perhatian atau perlu dibatasi,” kata Bert Erdmann, Manajer Produk, Pemadatan Berat, Bomag Americas, Inc.

Model LGP memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan model diesel. Bahan bakar ini menghasilkan lebih sedikit debu halus (15 persen), karbon dioksida (15 persen) dan dinitrogen oksida (95 persen) dibandingkan dengan mesin diesel. Mesin yang menggunakan bahan bakar LPG 21 persen lebih bertenaga daripada mesin diesel dan LPG jauh lebih murah (hingga 40 persen) daripada solar dan bensin. Jadi, biaya kepemilikan dan operasi akan menurun seiring waktu dibandingkan dengan memiliki mesin diesel.

Setiap tangki LGP dapat mentenagai mesin tandem drum roller Bomag BW 120 AD-5 LGP hingga lima jam, sehingga para pengguna hanya perlu mengganti dua tangki sepanjang hari — saat makan siang dan pada awal/akhir hari. Mengganti tangki hanya membutuhkan waktu lima menit.

DIESEL SINTETIS TERBARUKAN – HYDROTREATED VEGETABLE OIL

Dengan semakin terjangkaunya bahan bakar alternatif, Volvo Construction Equipment mengumumkan bahwa semua peralatan konstruksi bertenaga dieselnya dapat menggunakan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) tanpa melakukan modifikasi apa pun pada mesin.

HVO berbeda dari biodiesel lain karena menggunakan hidrogen — bukan metanol — sebagai katalis. HVO menghasilkan propana, sedangkan ketika metanol digunakan sebagai katalis, produknya adalah gliserin. Semua oksigen dihilangkan selama proses pembuatan HVO dan tidak sensitif terhadap panas atau dingin atau sinar matahari seperti biodiesel lainnya. HVO juga bekerja mirip dengan diesel biasa, kata produsen asal Swedia itu.

Biodiesel masih lebih mahal daripada solar biasa, tetapi karena menggunakan jenis tangki dan pompa yang sama, beralih ke biodiesel lebih mudah daripada banyak bahan bakar alternatif lainnya, karena tidak ada perubahan untuk awak darat yang mengisi bahan bakar mesin.

ALAT KONSTRUKSI BERTENAGA HIDROGEN

Menurut laporan berjudul, The Future of Hydrogen – Seizing Today’s Opportunities, “memasok hidrogen kepada para pengguna industri sekarang menjadi bisnis besar di seluruh dunia. Permintaan hidrogen, yang telah tumbuh lebih dari tiga kali lipat sejak 1975, terus meningkat.”

Shell telah merilis pernyataan yang menguraikan visi masa depan di mana 10 persen dari total energi akhir yang dikonsumsi akan berasal dari hidrogen.

Beberapa tahun lalu, JCB telah mengakuisisi mayoritas saham ITM Power — produsen sistem penghasil hidrogen. Produk perusahaan ini menggunakan elektrolisis untuk membuat hidrogen dari air. Cara ini sering digunakan dalam penyimpanan energi power-to-gas, tetapi juga dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan listrik sel bahan bakar (FCEVs). Pabrikan asal Inggris itu baru-baru ini memperkenalkan prototipe excavator bertenaga hidrogen. Excavator 220X kelas 20 ton yang dilengkapi dengan sistem sel bahan bakar ini merupakan yang pertama di industri ini dan telah menjalani pengujian di tempat pembuktian JCB selama lebih dari setahun.

Hyundai Construction Equipment mengumumkan bahwa mereka juga akan memboyong excavator berbahan bakar hidrogen ke pasar pada tahun 2023. Menurut perusahaan asal Korea Selatan itu, sel bahan bakar hidrogen lebih kompatibel dengan peralatan konstruksi besar karena ekspansi kapasitas yang lebih mudah daripada baterai lithium (yang digunakan pada mesin listrik). Perusahaan ini juga menunjukkan kemampuan superior sel bahan bakar hidrogen untuk berkembang dibandingkan dengan baterai lithium ion, yang merupakan faktor pembatas dalam kemampuan penggerak listrik untuk memberi tenaga pada peralatan yang lebih besar.

Manajer Distribusi Global Keestrack, Michael Brookshaw, mengumumkan pada acara CONEXPO-CON/AGG beberapa waktu lalu bahwa perusahaan itu sedang berinvestasi besar-besaran pada sumber tenaga alternatif. Dia mengatakan pabrikan ini ingin memasukkan mesin crusher  bertenaga hidrogen ke pasar, tetapi industri ini terlalu konservatif untuk menerimanya. Di acara itu, dia mengatakan butuh waktu lama  sebelum kita mulai beralih ke hidrogen. (Sumber: www.conexpoconagg.com)

Berita Lainnya