Bisnis Headline

Pendatang Baru LQ45 Dipertanyakan, Bagaimana Sikap BEI?



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA:  PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang sejumlah indeks konstituen, salah satunya indeks LQ45. Penilaian BEI kali cukup mengagetkan pelaku pasar. Ada empat penghuni baru Indeks LQ45.

Mereka emiten yang baru melantai di bursa tiga tahun terakhir, yaitu PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Mitra Pack Tbk (PTMP).

Nama terakhir ini menjadi perhatian pasar. Perdagangan saham PTMP tak terlalu istimewa. Kriteria pemilihan saham LQ45 di antaranya mempertimbangkan likuiditas, kapitalisasi pasar, minimal 3 bulan terdaftar di BEI, serta aktivitas transaksi di pasar reguler, yang dilihat dari volume, nilai, dan jumlah transaksi.

Dihitung kasar, nilai kapitalisasi pasar PTMP tak sampai Rp 1 triliun, tepatnya cuma Rp 900,05 miliar per 26 Januari 2024. Artinya, emiten yang bergerak di bisnis kemasan ini masuk kategori saham third liner.

Setahun terakhir (25 Januari 2023 – 25 Januari 2024) nilai perdagangan saham PTMP hanya Rp 2,2 triliun. Jumlah yang diperdagangkan sekitar 12,7 miliar saham.

Sebagai perbandingan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang didepak dari LQ45, nilai perdagangan setahun terakhir mencapai Rp 17,3 triliun. Total yang diperdagangkan 5,05 miliar saham.

BEI MEMPERTAHANKAN KEPUTUSAN

Otoritas bursa bersikukuh dengan keputusannya. Melalui Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI menyebut, BEI menggunakan parameter kuantitatif dan kualitatif termasuk nilai, volume, frekuensi, rasio fundamental dan parameter lain dalam penetapan konstituen suatu indeks.

Perhitungan LQ45 juga mempertimbangkan frekuensi, volume dan parameter lain seperti rasio fundamental. BEI juga mempertimbangkan status unusual market activity (UMA). Saham-saham IDX30, LQ45, IDX80 dan indeks lain yang diumumkan oleh BEI, kata Jeffrey, sesuai prosedur.

Perubahan susunan LQ45 biasanya diikuti rebalancing portfolio manajer investasi. Tapi, Guntur Putra, CEO Pinnacle Investment Indonesia mengatakan, belakangan, karakteristik LQ45 berbeda dengan IHSG, karena ada perubahan metode pembobotan.

Dari sisi valuasi PTMP kurang menarik. price to earning ratio (PER) mencapai 112,62 kali. Sedangkan price to book value (PBV) sebesar 5,06 kali. Ketimbang PTMP. investor masih bisa mencermati ketiga saham pendatang baru lain di indeks LQ45.

  BERITA TERKAIT

Berita Lainnya