Bisnis

Kenapa Tarif Tol Jasa Marga Naik? Ini Alasannya



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA – Kenaikan tarif tol kerap kali tidak disukai oleh pelanggan. Namun bagi Badan Usaha Jalan TOl (BUJT) seperti Jasa Marga, kenaikan tarif bertujuan untuk memastikan iklim investasi jalan tol yang kondusif. 

Lebih lanjut, kenaikan tarif tersebut dapat menjaga kepercayaan investor dan pelaku pasar terhadap industri jalan tol yang prospektif di Indonesia, serta menjamin level of service pengelola jalan tol tetap sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol. 

Jalan Tol Palimanan-Kanci, Semarang Seksi A, B, C, dan Surabaya-Gempol merupakan jalan tol yang berperan penting dalam konektivitas daerah-daerah di Pulau Jawa sehingga dapat menunjang kelancaran transportasi dan distribusi logistik. 

PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui Jasamarga Transjawa Toll Regional Division terus melakukan upaya perbaikan guna meningkatkan keamanan, kenyamanan dan keselamatan kepada pengguna jalan tol. 

Peningkatan layanan di bidang transaksi antara lain peningkatan kapasitas transaksi dengan penambahan Oblique Approach Booth (OAB)/gardu miring, penambahan fasilitas top up uang elektronik dan penambahan unit mobile reader di gerbang tol.

Pada bidang layanan lalu lintas, para pengelola melakukan upaya penambahan fasilitas jalan tol, pemasangan speed camera CCTV, membangun lokasi penindakan kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL), dan pemasangan Weigh in Motion (WIM), optimalisasi fasilitas control room, dan pemasangan GPS pada kendaraan layanan lalu lintas. 

Sementara dalam hal pelayanan konstruksi telah dilakukan perbaikan dan pemeliharaan fisik jalan tol secara periodik, rekonstruksi perkerasan guna meningkatkan kualitas jalan, penghijauan di sepanjang jalan tol, serta pengecatan marka dan peremajaan rambu-rambu keselamatan & guardrail. 

Untuk memastikan masyarakat menerima informasi penyesuaian tarif pada ruas dimaksud dengan baik, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) secara masif melakukan sosialisasi melalui berbagai media komunikasi. Bentuk sosialisasi tersebut dilakukan melalui media cetak, online, elektronik, media sosial, dan media luar ruang (spanduk & Variable Message Sign/VMS). 

 

Berita Lainnya