INDOWORK.ID, JAKARTA: Indeks Harga Saham Gaungan (IHSG) bergerak fluktuatif di tengah lonjakan kasus positif Covid-19. Hal ini berdampak pada saham Bank BNI yang menurun signifikan mencapai 25% year to date ke level Rp4.630 per 30 Juni 2021.
Tekanan jual di pasar akibat Covid-19 tersebut menyebabkan saham BNI undervalued. Dengan price to book value (PBV) per 30 Juni 2021 sebesar 0,75 kali. Jauh berada di bawah rata-rata PBV selama 10 tahun yang sebesar 1,6 kali.
Maka, bank berlogo angka 46 itu merencanakan pembelian kembali alias buyback saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Buyback saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp1,7 triliun.
Sesuai Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) No. 3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan BNI beli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor. Sedangkan, paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor perseroan.
“Pembelian kembali saham tidak mempengaruhi kondisi keuangan perseroan. Sampai saat ini, perseroan mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha,” ujar Bank BNI dalam keterbukaan informasi di BEI, Rabu (21/7).
Sementara itu. biaya buyback berasal dari kas internal. Biaya tersebut tidak termasuk biaya pembelian kembali saham, komisi pedagang perantara serta biaya lain berkaitan dengan pembelian kembali saham. (hlm)http://fintechnesia.com
Baca juga: Sambut HUT ke-75, BNI Luncurkan New BNI Mobile Banking
Kegagalan di Dubai, Perlu Persiapan Berbasis Sport Science