Bisnis Headline

Emiten Manfaatkan Karpet Merah OJK dan BEI Eksploitasi Masyarakat



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Sebenarnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lagi bikin pertunjukan apa sih?

Saat IPO mereka tak secuil pun melakukan evaluasi berdasar merit. Tidak ambil pusing dengan kondisi dan prospek usaha emiten yang akan IPO. Berlindung di balik UU yang menyatakan mereka tidak boleh menyatakan suatu perusahaan itu bagus atau tidak bagus.

Anehnya, begitu tercatat, emiten yang mereka loloskan itu, mereka aduk-aduk kembali, mereka masukkan dalam berbagai macam kelas yang konon merupakan upaya menyortir perusahaan berdasarkan kualitas. Bahwa pemberian cap/notasi/tanda atau apa pun namanya – lengkap dengan slogan perlindungan investor – ternyata sangat merugikan investor (ritel), tidak mendorong mereka untuk mengubah orientasi. Tetap menepuk dada sebagai pahlawan.

Saya – biarlah celoteh berulang-ulang ini, membosankan – sepakat bahwa BEI – terutama OJK – lebih fokus pada fungsi sebagai filter integritas (pengelola dan pendiri). Bukan filter kualitas (perusahaan).

FILTER INTEGRITAS

Sekali lagi, filter integritas!

Bursa Efek adalah industri yang berdiri di atas pondasi kepercayaan. Dalam bahasa telanjang, manusia yang tidak bisa dipercaya seharusnya tidak diperkenankan masuk lapangan.

Susah sekali kah? Tidak juga!
Bisa dari rekam jejak. Bisa dengan pernyataan pengendali/pemegang saham pendiri/pengelola bahwa kalau mereka lalai dalam mengelola perusahaan, tidak bersungguh-sungguh dan berniat baik, bila disclosures yang mereka publikasikan menyesatkan, membuat laporan balon, menghasut, bluffing dan semacam itu, mereka bersedia mengembalikan dana pemegang saham publik dan siap diproses secara pidana.

Hasan Zein Mahmud

Kalau para pengendali, pendiri, pengelola bertindak jujur dengan niat baik mengelola usaha secara sungguh sungguh, bukan memanfaatkan karpet merah OJK/BEI untuk mengeksploitasi masyarakat, dan membawa kabur uang mereka, maka risiko yang dihadapi investor adalah risiko investasi. Bukan risiko hanky panky.

Sudah terlalu banyak omong kosong tentang perlindungan investor!

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Berita Lainnya