Bisnis Headline INFRASTRUKTUR

Diskon Tarif Tol di Akhir Tahun, Berapa Persen?



single-image
Tarif Tol Jakarta-Surabaya

INDOWORK.ID, JAKARTA: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengupayakan adanya penerapan diskon tarif jalan tol pada momentum libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya akan mulai menghubungi Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) dalam waktu dekat untuk mengusulkan diskon tersebut.

Meski demikian, Kementerian PUP menegaskan keputusan pemberian diskon sepenuhnya menjadi kewenangan masing-masing operator atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). “Jadi nanti insya Allah saya akan mengontak ATI, supaya mereka bisa memberikan (diskon), kata dia, belum lama ini.

Mengenai diskon tarif tol, pemerintah hanya mengimbau dan tidak bisa melakukan intervensi atas keputusan operator jalan tol. “Karena kalau dipaksa nanti pemegang sahamnya bertanya, kok pemerintah ikut intervensi. Semua harus berdasarkan corporate action sesuai dengan business process-nya,” jelas Menteri Basuki.

Sejatinya, diskon tarif tol biasanya diberlakukan BUJT sebagai salah satu upaya mengurai kepadatan arus jalan tol saat mudik maupun libur panjang. Di tahun-tahun lalu, diskon diterapkan di luar waktu puncak arus. Pada Hari Lebaran kemarin ada 12 ruas tol yang menerapkan diskon hari raya.

Biasanya, diskon diterapkan sebesar 20%. Namun ada pula ruas yang menerapkan diskon 15% 58% untuk golongan kendaraan tertentu.

Kementerian Perhubungan memprediksi terjadi kenaikan pergerakan masyarakat dalam libur Natal dan Tahun Baru. Badan Kebijakan Transportasi Kemhub mengeluarkan hasil survei daring dengan hasil prediksi potensi pergerakan masyarakat pada Natal kali in mencapai 107,63 juta orang atau sekitar 39,83% dari populasi nasional.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bilang, pada Natal tahun lalu, sekitar 44,17 juta orang bepergian. Dengan prediksi potensi pergerakan tahun ini mencapai 107,63 juta orang, maka persentase kenaikannya signifikan, yaitu 143,65%. “Kenaikan ini tinggi, kata Budi.

Mengacu hasil survei, ada sejumlah alasan masyarakat bepergian selama Natal dan Tahun Baru, seperti pergi ke tempat wisata dengan persentase 45,22%. Kemudian liburan pulang kampung 30,15% dan merayakan Natal dan Tahun Baru di kampung 18,98%.

Berita Lainnya