Bisnis 29 May 2025

Sejarah Alat Berat, Sebuah Revolusi Panjang

INDOWORK.ID, JAKARTA: Sejarah alat berat adalah sebuah revolusi panjang dan kontinu, bergerak sesuai perkembangan zamannya. Ketika kita melihat ekskavator menggali pondasi gedung pencakar langit atau buldozer meratakan jalan tol di tengah hutan, itu adalah sebuah perjalanan panjang dari perkembangan teknologi.

Jauh sebelum ditemukannya mesin uap, manusia sudah menggunakan alat-alat sederhana untuk memindahkan benda berat. Sekitar tahun 4000–3000 SM, bangsa Mesir membangun Piramida Agung Giza—bukan dengan alat berat modern, tetapi dengan logika teknik yang cerdas. Mereka menggunakan tuas, penggulung kayu, dan ramp untuk menggeser balok batu seberat puluhan ton. Bahkan, ada teori yang menyebutkan mereka menyiram pasir dengan air untuk mengurangi gesekan saat menarik batu.

Saat itu, alat berat bukan mesin, tapi rasionalitas manusia adalah faktor kuncinya dalam berpikir untuk menyiasati kapabilitas dan kapasitasnya dalam mengatur tenaga dan alat bantu.

James Watt

Pada abad ke-18, revolusi Industri terjadi di Inggris. James Watt, seorang ilmuwan asal Skotlandia, menyempurnakan mesin uap menjadi lebih efisiensi dan berdaya guna secara signifikan. Lompatan itu kemudian berkembang menjadi penemuan paling revolusioner sepanjang sejarah manusia sampai saat ini, termasuk di teknologi alat berat.

Seorang  insinyur sipil asal Amerika Serikat (AS) bernama William Otis menciptakan steam shovel—alat gali bertenaga uap yang akhirnya kita namakan dengan ekskavator. William Otis terinspirasi saat pembangunan Western Railroad di Massachusetts, bagian dari Boston and Albany Railroad.  Selanjutnya, alat itu kemudian digunakan untuk membangun jalur kereta api dan kanal di AS. Beberapa proyek besar lainnya a.l pembangunan terusan panama (1904–1914) dan pembangunan terusan erie (awal abad ke-20).

William Otis

Mesin tersebut memungkinkan pekerjaan menggali dan memindahkan tanah dilakukan lebih cepat dan efisien, menandai dimulainya era alat berat bermesin.

Pada abad ke-20, seorang insinyur Jerman Rudolf Diesel menemukan mesin diesel. Teknologi ini jauh lebih kuat, hemat bahan bakar, dan cocok untuk pekerjaan berat. Secara perlahan mesin uap mulai ditinggalkan dan digantikan oleh mesin diesel. Pada periode ini, alat berat mengalami perkembangan yang begitu pesat. Dua perusahaan yang sedari awal fokus mengembangkan teknologi alat berat adalah Caterpillar dan Komatsu.

Rudolf Diesel (1858-1913) Foto SSPL/Getty Images)

Caterpillar Inc. berdiri pada 1925 melalui penggabungan dua perusahaan Amerika: Holt Manufacturing Company dan C.L. Best Tractor Company. penggabungan ini menghasilkan perusahaan yang fokus pada produksi traktor dan peralatan konstruksi. Caterpillar menjadi pelopor dalam pengembangan alat berat seperti buldozer, ekskavator, dan truk tambang.

Sedangkan Komatsu Ltd.1921 oleh Meitaro Takeuchi sebagai anak perusahaan dari Takeuchi Mining Industry di Kota Komatsu, Prefektur Ishikawa, Jepang. Awalnya fokus pada produksi peralatan pertambangan, Komatsu berkembang pesat setelah Perang Dunia II dengan memproduksi berbagai alat berat seperti traktor, buldoser, dan ekskavator.

Setelah Perang Dunia II, teknologi hidraulik berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan militer, seperti dalam sistem kontrol pesawat dan kendaraan tempur. Setelah perang, teknologi ini diadaptasi untuk penggunaan sipil, termasuk dalam alat berat konstruksi. Sistem hidraulik memungkinkan alat berat untuk melakukan tugas-tugas berat dengan lebih efisien. Misalnya, ekskavator hidraulik dapat menggali dan memindahkan material dengan lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan alat yang menggunakan sistem kabel atau mekanis.

Pada pertengahan abad ke-20, industri mulai mengadopsi dan menstandarkan komponen hidraulik, seperti pompa, katup, dan silinder. Ini mempermudah produksi massal dan perawatan alat berat, serta mendorong adopsi luas teknologi hidraulik dalam berbagai aplikasi industri. Kemudian sistem hidraulik diadopsi ke dalam alat berat menggantikan sistem mekanis lama. Ini memungkinkan desain yang lebih kompak, ringan, dan serbaguna, serta meningkatkan keselamatan dan kenyamanan operator.

 


Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *