Seminar ini menjadi perhatian serius Dewan Komisaris BPD seluruh Indonesia, terutama dalam konteks maraknya kejahatan siber yang kini mengancam sistem perbankan, termasuk BPD.Acara ini menghadirkan pembicara utama, Ruby Alamsyah, CEO & Chief Digital Forensic PT Digital Forensic Indonesia (FDI), yang mengungkapkan bahwa dalam menghadapi ancaman siber, perbankan perlu membangun struktur Cyber Risk Management yang kuat dan sesuai dengan regulasi yang ada, yaitu POJK, PBI, dan SEOJK.
Namun, ia juga menekankan bahwa meskipun regulasi sudah lengkap, tantangan besar terletak pada pembangunan infrastruktur teknologi informasi (IT) di BPD yang terbatas dalam hal anggaran.
Seminar juga dihadiri oleh Cahyana Ahmadijaya, Senior Consultant FDI, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa (Bangda) di Kementerian Dalam Negeri.
Cahyana memberikan pemaparan tambahan mengenai pentingnya koordinasi antara sektor publik dan swasta dalam meningkatkan ketahanan siber di sektor perbankan.
Seminar ini turut dihadiri oleh seluruh komisaris dari 27 Bank Pembangunan Daerah (BPD) Seluruh Indonesia, dengan total 47 komisaris yang mewakili BPD di berbagai daerah.
PERLU INTEGRASI SISTEM
Menurut Ruby, untuk memperkuat ketahanan siber, BPD perlu melakukan integrasi antara sistem IT internal dengan vendor, switcher, dan layanan BI Fast. Pasalnya, serangan siber bisa terjadi di semua jaringan ini, sehingga penting untuk memastikan bahwa seluruh sistem perbankan berjalan secara terintegrasi dan aman.
Ia menyarankan kepada BPD agar membangun sistem yang lebih terhubung dengan core banking system dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dapat mengelola ancaman siber ini.
“Keamanan siber di sektor perbankan bukanlah tugas yang bisa dikerjakan sendiri oleh masing-masing bank. Oleh karena itu, kami mendorong agar seluruh BPD bekerja sama dalam membangun sistem yang lebih kuat dan aman,” ujar Ruby.
KOLABORASI DAN SINERGI
Dalam acara welcoming party yang berlangsung hari sebelumnya, Direktur Utama Bank BJB membuka peluang kolaborasi produk dan studi banding antara Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan FKDK BPDSI. Acara yang dihadiri oleh Komisaris Bank BJB Komjen Tomsi Tohir, dan Rudi Kusmayadi tersebut juga menekankan pentingnya sinergitas antara FKDK BPDSI dan Asbanda (Asosiasi Bank Pembangunan Daerah).
Acara ini diselenggarakan di Kantor BJB Lantai 9 dengan tujuan efisiensi anggaran, sesuai dengan arahan Gubernur Jawa Barat.
Menurut pejabat sementara ketua umum FKDK BPDSI Nadjib Bachmid, dengan berlangsungnya acara ini, FKDK BPDSI diharapkan dapat terus memimpin peran aktif dalam memperkuat ketahanan siber perbankan, sehingga kejahatan siber dapat diminimalisasi dan sektor perbankan tetap aman dalam menghadapi tantangan di era digital.
“Intinya sinergi Bank Pembangunan Daerah seluruh indonesia sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan perbankan di Indonesia”, ujar Nadjib Bachmid yang juga Komisaris BPD Maluku Utara.
Leave a reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *