INDOWORK.ID, JAKARTA: Perkiraan saya, IHSG masih akan mengalami tekanan pekan ini. Eforia Trump masih berlanjut. USD semakin menguat.
DXY menembus 106. Imbal hasil treasuri – 10 th – walau mengalami koreksi, masih tetap bertengger jauh di atas 4%. Emas sudah terpenggal lebih dari USD 200 per ons dari rekor tertingginya. Kenaikan USD menyeret harga komoditas ke bawah
Rupiah melemah cukup dalam. Harga USD mendekati 16.000 rupiah. Saham saham sektor perbankan – yang memiliki bobot besar dalam IHSG – akan makin tertekan. Emiten emiten yang memiliki DER tinggi dan hutang dalam USD semoga tidak mengalami distres finansial. Kurs USD juga memberikan beban makin berat terhadap APBN.
DANA ASING EKSODUS
Dana asing, perkiraan saya, akan melanjutkan eksodusnya dari SBN dan saham. Beban pasar makin berat, karena bobot Indonesia dalam indeks MSCI turun dari 2% menjadi 1,5% (indikator kerdilnya kita di mata investor asing).
Konsekuensinya, dana-dana pasif – Index Funds, ETF – harus mengeluarkan dan mengurangi 25% dari portfolio mereka saham saham Indonesia. Kita tahu bahwa saham saham BEI dalam daftar MSCI adalah saham saham penentu IHSG.
Di tengah jerami yang terbakar, kita harus lebih tekun mencari jarum di tumpukan jerami.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, redaktur khusus Indowork.id
Kisah Waskita Beton Precast, Dari Belanda Hingga Go Public