Bisnis Figur Headline

Gegerkan Bursa, Low Tuck Kwong Wariskan Saham BYAN ke Elaine Low



single-image

INFRASTUKTUR.CO.ID, JAKARTA: Low Tuck Kwong, pendiri raksasa batu bara Bayan Resources, menurut Forbes 2022, merupakan orang terkaya ke-2 di Indonesia, dengan kekayaan, saat itu, USD 25,2 miliar.

Kelahiran Singapura berusia 76 itu, migrasi ke Indonesia tahun 1972 dan memulai bisnisnya di industri konstruksi, setahun setelah migrasi. Kejelian dan ketekunannya membawa perusahaan konstruksinya menjadi pelopor perusahaan pondasi susun di Indonesia.

Setelah 20 tahun migrasi, Low memutuskan untuk pindah menjadi warga negara Indonesia. Beberapa tahun sebelum itu, ia merambah sektor pertambangan. Mulai dari kontaktor tambang, kemudian mengakuisisi PT Gunungbayan Pratamacoal pada 1997 yang kelak bertransformasi menjadi Bayan Resources (BEI: BYAN).

Pada 2008 BYAN melakukan IPO di BEI. Naiknya harga batu bara pada 2022, menarik harga saham BYAN yang pada emisi perdana ditawarkan pada harga Rp 5.800 ke harga tertinnginya Rp 24.800. Mengantarkan Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya Indonesia.

Di Singapura sendiri keluarga Low Tuck Kwong juga merupakan pengusaha terkemuka di bidang kesehatan, energi dan gaya hidup.

GEGERKAN BURSA

Minggu lalu (tepatnya Rabu 28/08/24) keluarga ini kembali menggegerkan BEI lewat transaksi saham BYAN di pasar nego senilai Rp102 triliun. Bagian dari persiapan penyerahan tongkat estafet bisnis keluarga. Low Tuck Kwong mewariskan saham BYAN kepada puteri bungsunya Elaine Low lebih dari 22% saham BYAN, senilai Rp123 triliun.

Elaine sendiri, saya baca di beberapa media, juga merupakan eksekutif bisnis yang kampiun. Anggota Institute of Singapore Chartered Accountants ini lulusan master di bidang kebijakan publik pada 2014 dari National University of Singapore. Memegang jabatan direktur di banyak grup perusahaan di Singapura

Kalau para sahabat investor ritel ternganga, jelas bukan karena iri, tapi karena terkagum-kagum. Saya kembali ingat ungkapan seorang teman yang saya tuliskan di sebuah kolom puluhan tahun lalu. Capital market is the toy of the rich.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud,Redaktur Khusus Indowork.id

Berita Lainnya