Bisnis Headline

Jangan Abaikan Faktor Fundamental Dalam Keputusan Investasi



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Jangan mengabaikan faktor fundamental dalam keputusan investasi. Faktor fundamental merupakan akar dari semua perubahan besar di bursa saham. Pergeseran bobot indeks dari sektor keuangan ke sektor teknologi berakar dari perkembangan pesat sektor teknologi

Harga saham ditentukan oleh flows. Arus dana. Inflows yang besar akan mengubah perimbangan antara permintaan dan penawaran, permintaan akan mencatat kelebihan besar di atas penawaran. Dan harga akan naik. Sebaliknya outflows yang besar akan menciptakan ekses pasokan, dan harga akan turun.

Tapi in dan outflows adalah akibat. Bukan akar, Bukan sebab. Lompatan besar di bursa saham umumnya bermula dari perkembangan signifikan pada suatu industri atau perusahaan atau kebijakan. Katakanlah, misalnya, ditemukannya produk baru yang lahir dari kebutuhan masyarakat, ditemukan manfaat baru dari satu produk hasil dari product development, atau ditemukannya teknologi baru yang mampu menghasilkan produk lebih masif dan lebih murah.

MENYEDOT DANA

Perkembangan besar itu akan menyedot perhatian – kermudian dana – para investor institusi. Inflows yang signifikan, dan berada di depan, tentu berasal dari institusi. Sekali lagi institusi. Para ritel, apa boleh buat, tertinggal dalam pemutakhiran informasi. Ditambah fakta bahwa mereka price taker, bukan price maker. Skala investasi mereka kecil dan praktis tak mungkin bergerak bersama secara serentak.

Inflows yang besar dari para institusi itu punya dampak pengganda. Atau lebih tepat dorongan psikologis. Harga yang naik tajam akibat inflows institusi akan menarik para laron ritel ikut menyerbu.
FOMO. Harga akan naik lagi. Sebagian para ritel itu tidak mendapatkan saham, karena pemilikan didominasi institusi. Sebagian kecil yang mendapat, memperoleh nya pada harga yang sudah tinggi. Oh kasian!

No tree grows to the sky. Panic buying berhenti. Overbought. Dan harga mengalami koreksi. Institusi merealisasikan keuntungan besar. Para laron ritel, sebagian besar terkapar pingsan.

Hasan Zein Mahmud

Dongeng di atas, mudah mudahan semakin menyadarkan kita bahwa menyembunyikan identitas pembeli/penjual saat transaksi berlangsung sungguh kebijakan yang bias membela institusi dan mengorbankan para ritel.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id

Berita Lainnya