INDOWORK.ID, JAKARTA: Penerawangan saya tentang kinerja keuangan PT Arsy Buana Travelindo (HAJJ), terbukti tidak meleset.
Laporan Keuangan 1H24 – dengan telaah terbatas – yang diumumkan minggu lalu, menunjukkan kenaikan laba bersih semester sebesar 47 % dibandingkan 1H23. Secara triwulanan, laba bersih 2Q24 naik 50% dibandingkan laba 1Q24
Perjalanan ibadah ke tanah suci memang ada musimnya. Puncaknya, tentu saja musim haji, yang tahun ini jatuh pada kwartal 2 (bulan Juni). Puncak umroh, seperti biasa terjadi pada bulan Ramadhan, yang tahun ini berlangsung pada ujung kwartal 1 dan awal kwartal 2. Musim umroh lain yang ramai sering terjadi pada akhir tahun dan awal tahun.
Selain berhimpit dengan liburan sekolah/cuti akhir tahun, juga udara yang sejuk di tanah suci, menjadi pertimbangan.
Harga saham HAJJ seminggu terakhir, hingga Jum’at lalu, telah naik 11,6%. Selama satu bulan, sampai Jumat lalu, telah naik 11,86%. Harga saham HAJJ minggu lalu ditutup pada Rp132. Harga terendah selama sebulan lalu tercatat Rp107.
HINGGA AKHIR TAHUN
Saya masih melihat peluang saham HAJJ terus melaju hingga akhir tahun. Membuka peluang kembali ke harga IPO (Rp140), bahkan lebih tinggi.
Penerawangan fundamental lebih lanjut, terkait pertanyaan: Mampu kah HAJJ mempertahankan unjuk kerja 2Q24 pada 3Q24 yang saat ini berlangsung? Kwartal 3 (tahun ini) cenderung menjadi kwartal paling sepi dalam arus umroh.
Tapi saya optimis terhadap tiga potensi katalis.
Pertama, saya menangkap denyut gelora hasrat melakukan ibadah umroh bagi muslim Indonesia, terus meningkat. Yang telah pernah pergi sekali, selalu menyimpan keinginan untuk mengulangi kenikmatan spiritual yang tak bisa diurai dalam kalimat
Kedua, HAJJ semakin fokus pada segmen penyediaan fasilitas hotel, yang menjanjikan marjin keuntungan lebih tinggi. Kerjasama antara anak perusahaan HAJJ dan anak perusahaan BPKH – keduanya badan hukum Saudi Arabia – dalam peningkatan fasilitasi akomodasi di tanah suci membuka peluang ekspansi pasar. Tidak hanya di lini hotel, tapi juga makanan nusantara dan bumbu bumbu eksotis nusantara.
Ketiga, kolaborasi kedua anak perusahaan itu, tentu mampu melihat peluang untuk memperluas pasar ke luar jamaah Indonesia! Walau boleh jadi paling besar di dunia – mengambil jumlah jamaah haji – total jamaah haji Indonesia, tidak sampai 10% dari seluruh jamah haji global.
Di bawah Indonesia, berbaris: Pakistan, India, Bangladesh dan Iran.
*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id.
Baran Energy Rilis Motor Anubis Bisa Alirkan Listrik 450 Watt Hingga ke Tiga Rumah