INDOWORK.ID JAKARTA : Lahyanto Nadie meluncurkan buku lagi. Kali ini berjudul Bang NAB Pensiuan Nggak Ade Matinye.
Peluncuran dilakukan di Resto Jakarta Golf Club Rawamangun Jakarta Timur yang dihadiri puluhan eksekutif dan pemain golf. Sebelumnya buku Nurhayadi Anak Betawi di Puncak Telkom Landmark Tower meluncur pada 1 April 2020.
Nurhayadi menyebutkan sebagai NAB II yaitu kisah tentang Nurhayadi Anak Betawi jilid II.
Jika pada NAB I bercerita tentang perjalanan hidup pria kelahiran 4 Januari 1964 ini sejak lahir, masa kanak-anak, masa remaja, berkarir, hingga pensiun. Kini giliran setelah ia pensiun mencoba membangun dan mengembangkan bisnis.
Buku ini bercerita bagaimana suka-duka nya menghadapi masa pensiun. Umumnya para karyawan menghadapi kondisi pensiun dengan gundah gulana dan galau, namun tidak bagi NAB. Ia terus berikhtiar dengan penuh semangat, walau banyak kerikil tajam yang harus dilalui dan berharap suatu saat dapat meraih sukses.
MASA SULIT SETELAH PENSIUN

Bab I buku ini memang berkisah tentang masa sulit setelah pensiun, karena terbiasa sibuk untuk urusan kantor, tiba-tiba tidak lagi ke kantor. NAB tak tinggal diam, ia mencoba menciptakan kesuksesan baru dengan berjuang dan berdoa. Ia pun jadi ingat lagu Perjuangan dan Doa karya Rhoma Irama pada 1977, ketika ia masih duduk di bangku SMP.
Pada Bab II, diceritakan tentang merintis usaha, mulai dari membuat café, menjadi agen kaos, menjadi koki dadakan, hingga jualan sembako. Kegigihan NAB patut dicontoh. Ia tak boleh melihat peluang sedikit pun, langsung tembak. Suatu ketika di bulan Desember 2022, ia mengontak saya (penulis). “Beberapa waktu lalu, saat kita ke tempat Bang Imron, ada salah satu rekan yang punya rumah sakit. Lupa, siapa nama beliau?”
Imron yang dimaksud adalah Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Ada apa gerangan dengannya? Rupanya NAB ingin menawarkan alat kesehatan. Ia ingin menawarkan generator oxygen machine. Ia mengajak saya untuk menawarkan produk tersebut. “Jika berminat selanjutnya kita pertemukan,” kata NAB penuh semangat.
Tidak sampai di situ. Ia mengajak untuk mencari calon konsumen lain dan tentu saja menjanjikan komisi yang menggiurkan. Begitulah NAB. Ia gigih, setiap ada peluang, langsung dibidiknya. Ibarat kata prajurit, “sekecil apa pun lubang, langsung tembak.”
Banyak cerita inspiratif yang tekandung dalam buku ini. Bukan sekadar buku biografi, tapi dapat dijadikan sebagai acuan dalam belajar mengenai manajemen, marketing, hingga mengoptimalkan waktu setelah pensiun.
Bagi NAB, masa pensiun memiliki keberkahan tersendiri. Waktu untuk melakukan berbagai kegiatan, terbuka luas. Manajemen diri yang baik dapat menjadikan masa pensiun menjadi lebih produktif, bahkan menambah pendapatan dan yang paling penting masih bisa memberikan manfaat untuk berbagai pihak. Setelah melalui diskusi, maka disepakatilah buku ini berjudul Bang NAB, Pensiunan Nggak Ade Matinye.
Leave a reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *