INDOWORK.ID, JAKARTA: Buku Bang NAB Pensiunan Nggak Ade Matinye diluncurkan di Jakarta Gofl Course (JGC) Rawamangun, Jakarta Timur. Presiden JGC Ramli Ibrahim menerima buku pertama dari Nurhayadi menandai peluncuran buku tersebut.
Sejumlah eksekutif hadir dalam peluncuran tersebut seusai mereka main golf dalam rangkaian peringatan proklamasi ke-79 Republik Indoesia, Ahad, 17 Agustus 2024. “Ini hari istimewa karena selain memperingati hari kemerdekaan juga ada peluncuran buku,” kata Dyo, pemain golf yang menjadi pembawa acara.
Ramli Ibrahim yang masih mengenakan pakaian adat Melayu mengatakan bahwa JGC baru pertama kali dipilih untuk peluncuran buku. “Kami senang karena JGC terbuka untuk acara seperti ini,” kata Ramli.
Presiden JGC bersama ekseutif lainya seperti Agung DMS, Sahroni. (mantan komisaris Telkom Landmark Tower (TLT), Arief Boediman (Ramayana), dan pegolf senior Bambang Suwita. Bambang bermain golf di JGC sejak 1976.
MEMBERIKAN INSPIRASI
Nurhayadi mengatakan bahwa buku tersebut bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi masyarakat luas terutama nilai-nilai kehidupan yang diamalkannya. Bang NAB Pensiunan Nggak Ade Matinye diterbitkan oleh Pustaka Kaji, penerbit yang memiliki spesialisasi buku korporasi dan biografi.
Direktur Pustaka Kaji Hamzah Ali didampingi oleh penulisnya Lahyanto Nadie menyerahkan buku tersebut kepada Nurhayadi yang kemudian memberikan kepada Presiden JGC.
Hamzah menjelaskan bahwa bagi seorang Nurhayadi yang telah pensiun sebagai karyawan Telkom dan Direktur TLT, bukan berarti ia berhenti dalam berkarya dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan.
NAB telah mengamalkan 4 R sehingga menghasilkan bilief, value, wisdom, spirit, dan hal-hal baik yang bukan hanya untuk diketahui, akan tetapi juga diamalkan oleh anak, cucu, kerabat, sahabat, dan mereka yang pernah berinteraksi dengannya. Ia telah menularkan virus kebaikan dengan tulus. Semua itu tertuang dalam buku Nurhayadi Anak Betawi di Puncak Telkom Landmark Tower (TLT).
MASA SULIT PENSIUN
Buku keduanya ini berisikan tentang masa sulit ketika pensiun. Namun ia tak mau terjerat dalam kesulitan sehingga dengan kekuatan tekad, memulai bisnis baru. Sebagai profesional yang dikenal sebagai ‘orang Telkom’, NAB perlu membangun personal branding agar publik mengenalnya sebagai pengusaha setelah pensiun.
Awalnya mendirikan NAB Hungrypedia Bintara sehingga ia memahami manajemen bisnis café. Bahkan ia menjelma menjadi koki dadakan.
NAB kemudian berjualan sembako PT Pasar Murah Nusantara (PMN). Awalnya ia hanya bekerja, kemudian beberapa waktu berikutnya menjadi pemegang saham, meskipun tidak mayoritas. Di tangannya, PMN mampu meningkatkan kinerja perusahaan, apa lagi setelah ia menjadi direktur utama. Namun kemudian ia mengundurkan diri sekaligus melepas sahamnya.
Kapok? Taka da kata kapok dalam kamus NAB. Ia kemudian menjadi juragan bakso. Emang nggak ade matinye.
PUPR Manfaatkan Rusun ASN Semarang Jadi Tempat Isolasi Covid-19