INDOWORK.ID, JAKARTA: Kaesang Pangarep paling ditolak oleh publik Jakarta. Itu hasil survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas. Bukan hanya Ketua Umum Partai Solidaritas itu yang ditolak paling keras, juga Pj. Gubernur DK Jakarta Heru Budi Hartono. Keduanya memang tak berprestasi.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode 15-25 Juni 2024, tidak kurang dari 33,8 persen warga yang menolak jika putra bungsu Presiden Joko Widodo tersebut menjadi memimpin Jakarta.
Menurut Kompas.com, meski tinggi penolakan, Kaesang juga tinggi untuk dipertimbangkan sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh 41,8 persen pemilih.
TAK AKAN PILIH
Sementara itu, ada 9,8 persen warga yang pasti akan memilih Kaesang jika dicalonkan sebagai Gubernur Jakarta dan sisanya 22,5 persen menjawab tidak tahu.
Selain Kaesang, posisi kedua tertinggi yang berpotensi mendapat penolakan dari warga Jakarta untuk dipilih pada pemilihan gubernur adalah Heru Budi Hartono. Tidak kurang 33,3 persen warga menolak Penjabat Gubernur Daerah Khusus Jakarta ini sebagai Gubernur Jakarta.
Heru Budi tidak hanya mendapatkan penolakan tapi juga pertimbangan untuk dipilih oleh warga Jakarta. Mengacu pada hasil survei Litbang Kompas ada 33,5 persen warga Jakarta yang mempertimbangkan untuk memilih Heru Budi. Sementara untuk yang pasti memilih 2,8 persen dan 30,5 persen tidak memberikan jawaban.
Posisi ketiga untuk potensi penolakan untuk dipilih sebagai Gubernur Jakarta ditempati oleh Tri Rismaharini yang saat ini menjabat Menteri Sosial. Risma, tidak diinginkan oleh 27,5 persen warga Jakarta untuk posisi DKI satu.
Pemilih yang menyatakan pasti memilih ada di angka 6,5 persen sedangkan 32,3 persen masih mempertimbangkannya dan sisanya 33,8 persen menjawab tidak tahu.
Kemudian dicermati dari hasil survei, potensi penolakan atau resistensi terendah ada pada sosok Ridwan Kamil. Mantan Gubernur Jawa Barat tersebut, dipastikan tidak akan dipilih oleh 12 persen warga Jakarta.
Namun demikian, Ridwan Kamil punya 24 persen warga yang pasti memilih dirinya dan 52,3 persen yang mempertimbangkannya menjadi Gubernur Jakarta. Sedangkan sisanya atau 11,8 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.