INDOWORK.ID, JAKARTA: Kota Bandung, Paris van Java, mempertemukan pemuda Cirebon dan anak Betawi. Kenapa Bandung disebut Paris van Java? Hal tersebut sangat berkaitan erat dengan perkembangan pariwisata di Hindia Belanda pada masa penjajahan.
Pada saat itu Hindia Belanda mengikuti pameran pariwisata yang membuat sejumlah negara menjuluki Bandung menjadi Paris van Java. Kota Bandung, sekaligus menjadi ibu kota provinsi di Provinsi Jawa Barat, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya.
Di kota inilah persahabatan Arief Boediman dan Nurhayadi. Keduanya makin akrab setelah mengayunkan stik di lapangan golf.
“Saya yang mengajak Pak Nur main golf ketika di Bandung. Selanjutnya ia ketagihan,” kata Kepala Divisi Pemasaran Perbankan & Broker Asuransi Ramayana Tbk. tersebut.
Pria kelahiran Cirebon, 9 Desember 1970, tersebut cocok bergaul dengan NAB, inisial Niurhayadi Anak Betawi. Lulusan Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat, Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 1995, ini mulai gemar mengayunkan stik golf di Bandung.
RAJIN SEMINAR
Untuk menunjang karirnya di dunia asuransi, Arief rajin belajar dan mengikuti seminar maupun workshop.
Workshop Komunikasi Pemasaran dan Perencanaan Media, RCTI, Bandung (1996), seminar Kewirausahaan Indonesia : Strategi, Peluang, dan Tantangan dalam menghadapi Persaingan Bisnis Global, Universitas Padjadjaran Bandung juga pada tahun yang sama.
Khusus di industri asuransi, Arief mengikuti kursus Tingkat “C” Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia, Bandung (1996). Seteahun kemudian ia naik kelas ke Tingkat “B” Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia, Bandung.
SEMINAR TEKNIS
Pria yang tampak energetik itu juga rajin mengikuti seminar teknis. Mulai dari seminar Teknis Fasilitas Bapeksta Keuangan, Bapeksta, Bandung (1997), Jamsostek Menyongsong Abad 21, Jamsostek, Kadin & LP3ES, Bandung (1997).
Sedangkan workshop yang diikuti adalah Sales Rekruitment, Jakarta pada 2001, Road Show Seminar Series : Customer Satisfaction, Frontier Marketing & Research Consultant, Jakarta (2003), dan Workshop Profitable Branch Management, Financial Club & M-Knows Consulting, Jakarta (2004).
Arief juga mempelajari asuaransi syariah yaitu sseminar Asuransi Syariah di Indonesia, Reindo (2004), Kursus Asuransi Syariah, Lembaga Pendidikan & Pengembangan Kepemimpinan, Departemen Keuangan, Jakarta (2005) serta diklat Asuransi Syariah, Bataza Tazkia Consulting, Jakarta (2005).
Sementara itu, Arief mengikuti Diklat Program Pengembangan Eksekutif Sertifikasi Ahli Pengadaan Nasional, Lembaga Manajemen PPM, Jakarta (2005), Semiloka Penyusunan Job Description, Lembaga Manajemen PPM, Jakarta (2009) dan Effective Sales Force Management, Intimark Jakarta pada tahun yang sama.
Musibah nasional yang dikenal sebagai pandemi alias pagebluk, Arief mengikuti webminar Series Mengkaji Dampak Covid 19 Terhadap Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan di Indonesia, Jakarta 2021.
Dalam 2 tahun belakangan ini, pria perokok tersebut aktif mempelajari tentang manajemen risiko dengan mengikuti webinar Peran Internal Auditing Dalam Memastikan Efektivitas Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) (2022) dan Webinar Integrasi Modal Minimum Berbasis Risiko (MMBR) ke Dalam Profil Risiko Korporat (2023), Webinar ESG In Insurance How To Keep Up With ESG Risks (2023) dan webinar Penerapan Analysis dan Evaluasi Profil Risiko Korporat Berdasarkan MMBR (2023)
SERTIFIKASI
Sebagai tenaga profesional, Arief pun melengkapi kemampuannya dengan memiliki Sertifikasi Nasional Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tingkat Pertama dengan kategori L4, dikeluarkan oleh Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta (2006).
Bisnis asuransi adalah bisnis yang berfokus pada penjualan produk asuransi untuk melindungi seseorang dari risiko finansial. Polis asuransi adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dan nasabah, di mana perusahaan asuransi menjamin membayar sejumlah uang kepada nasabah jika terjadi risiko yang tercakup dalam polis.
Arief mengikuti pendidikan Tingkat “C” Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia, Bandung (1996) dan Tingkat “B” Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia, Bandung (1997).
Begitu pun dibidang asuransi syariah. Ia mengikuti pendidikan Tingkat Dasar Asuransi Syariah, Lembaga Pendidikan & Pengembangan Kepemimpinan, Departemen Keuangan, Jakarta (2005).
Arief juga memahami mengenai manajemen risiko. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Ia memiliki sertifikasi Kompetensi Manajemen Risiko – QCRO dari LSP MKS (2022), Kompetensi Manajemen Risiko – QCRO dari Widya Dharma Artha (2022), dan Kompetensi Manajemen Risiko – QCRO dari BNSP (2022).
DARI STAF HINGGA MANAJER
Karir ayah dua anak tersebut cukup gemilang. Ia memulai bekerja sebagai Pelaksana Pemasaran PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Bandung pada 1996. Tiga tahun kemudian menjadi Pelaksana Administrasi Pemasaran PT Asuransi Ramayana Tbk di Kantor Pusat.
Pada 1999 ia dipromosikan menjadi Kepala Seksi Administrasi & Pengembangan Pemasaran PT Asuransi Ramayana Tbk Kantor Pusat. Dua tahun kemudian kembali dipromosikan menjadi Kepala Bagian Administrasi & Pengembangan Pemasaran PT. Asuransi Ramayana Tbk Kantor Pusat.
Setelah 5 tahun menempati posisi itu, Arief kemudian menuadi Kepala Bagian Pemasaran BUMN PT. Asuransi Ramayana Tbk Kantor Pusat selama 3 tahun.
Selanjutnya ia menjadi Kepala Bagian Pemasaran Korporasi PT. Asuransi Ramayana Tbk Kantor Pusat.
Kota Bandung yang penuh kenangan baginya, kembali ia sambangi ketika sebagai Kepala Cabang Bandung PT. Asuransi Ramayana Tbk.
Ke Jakarta aku kan kembali. Begitu syair lagu Koes Plus. Arief pun demikian. Ia kembali ke Jakarta untuk menjadi Kepala Cabang Jakarta Harmoni PT. Asuransi Ramayana Tbk pada 2013 selama 4 tahun.
Selanjutnya ia menjadi Kepala Divisi Pemasaran Korporasi dan Ritel PT. Asuransi Ramayana Tbk Kantor Pusat pada 2017-2019 dan Kepala Divisi Pemasaran Direct Business dan Ritel PT. Asuransi Ramayana Tbk Kantor Pusat (2019-2023). Sejak 2023 hingga kini, ia menjadi Kepala Divisi Pemasaran Bank dan Broker PT. Asuransi Ramayana Tbk Kantor Pusat.
“Pak Nur itu orang asyik-asyik aja. Easy going, jadi kita juga nggak sungkan,” kata pria berbintang Sagitarius tersebut.
Secara sederhana, sifat easy going lebih sering dikenal dengan sifat yang ramah atau supel. Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki sifat ramah, supel dan mudah bergaul biasanya akan disebut sebagai orang yang easy going. Persahabatan Arief-NAB yang apa adanya, termasuk juga serba-serbi di lapangan golf. “Pokoknya yang asyik-asyik aja deh,” kata Arief.
PLN Mulai Aliri Listrik ke Blok Rokan