Bisnis Headline

Status Monopoli, BEI Untung Besar dan Gampang Bantai Masyarakat

Share on:

INDOWORK.ID, JAKARTA: Hari libur celotehin Bursa Efek Indonesia (BEI), boleh dong. Bukan gosip bukan rumpi. Apalagi mau makan bangkai saudaranya. Seluruh teman pembaca celotehku, nggak ada yang doyan bangkai.

Mari bicara pakai fakta. Agar terhindar dari fitnah. Bedakan opini dari fakta. Beberkan opini dengan logika. Soal pilihan bahasa itu, tergantung budaya. Di Inggeris biasa saja seorang teman mengkritik temannya yang ketahuan bohong dengan kalimat you are liar Di kita kalimat begitu dianggap betul betul kalimat liar.

LAPORANG KEUANGAN BEI

Kali ini aku nggak mau ngomongin PPK CFA dan info yang disembunyikan. Sudah bosan nulis. Apalagi yang baca. Aku mau celoteh tentang laporan keuangan BEI

Pada 2022, Laba Tahun Berjalan BEI mencapai Rp968 miliar. Tahun lalu, turun menjadi Rp579 miliar. Turun lebih dari 40%! Sementara remunerasi – Gaji + Bonus + Jasa Pengabdian + Tunjangan lainnya – naik dari Rp74 miliar menjadi Rp97 miliar. Artinya naik 31%!

Alhamdulillah. Teman-teman direksi, komisaris dan karyawan BEI meningkat kesejahteraan materialnya. Aku ikut bergembira.

UNTUNG BUKAN TUJUAN

Titik fokus saya adalah, secara legal – dan ideal – BEI masih tetap merupakan memberships not for profit organisation. Undang-Undang Pasar Modal belum mengubah status itu. BEI belum melakukan demuatlisasi. Belum bertransformasi menjadi for profit business entity. Pendirian bursa saham baru belum dibuka peluangnya.

Karena itu tolok ukur – KPI – keberhasilan BEI memang bukan besarnya laba. Tapi kualitas pelayanan nya kepada publik. Nah, untuk yang ini, monggo silakan publik menilai.

Saya beranggapan bahwa status not for profit tetap harus dipertahankan. Kenapa takut berbeda dengan trend global? Kenapa selalu berdalih ini praktek internasional? Tidak baikkah membangun karakter sendiri kalau itu yang terbaik bagi bangsa?

Bursa saham adalah natural monopoly. Jenis usaha yang baik makro maupun mikro lebih banyak keuntungan bila hanya satu, daripada banyak.

MEMBANTAI MASYARAKAT

Nah, kalau laba yang dikejar, dengan status monopolinya, BEI dengan gampang mengorbankan (dalam bahasa saya membantai!) masyarakat.

Coba bayangkan: fee transaksi dinaikkan. Biaya pencatatan dinaikkan. Informasi publik dijual lebih mahal. Info yang selama ini disembunyikan – kode broker, transaksi domestik-asing, bid-ask ala FCA – bisa dijual diam diam. Beri hak hak istimewa pada konglomerasi dengan imbalan resmi, dst dst

Sebagai investor, – terutama ritel yang mikro gurem seperti saya -kita runyam nggak? Demutualisasi.

*) Ditulis oleh Hasan Zein Mahmud, Redaktur Khusus Indowork.id


Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *