Headline Humaniora Manufaktur News

PURP Sebut Tapera Investasi KPR Berbunga Rendah, Rakyat Tak Percaya



single-image

INDOWORK.ID, JAKARTA: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyampaikan bahwa dana program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) merupakan investasi agar masyarakat dapat tetap menikmati bunga KPR yang rendah, yakni 5 persen.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menyebutkan dana yang terkumpul akan diinvestasikan dan dipakai membuat KPR dengan bunga terjangkau.

“Hasil investasi inilah yang dipakai membuat KPR dengan bunga terjangkau yang 5 persen” kata herry di Jakarta, (Rabu 5 Juni 2024)

Ia menyampaikan bahwa nantinya peserta program Tapera dapat mengajukan KPR dengan bunga lebih rendah daripada bunga di pasaran yang mencapai 11 persen.

Menurut dia, semakin banyak anggota program tersebut, maka semakin cepat pula dana abadi pembelian rumah itu akan terbentuk dan semakin banyak masyarakat yang dapat terlayani.

Herry menyatakan bahwa nantinya iuran yang terkumpul dari BP Tapera tersebut akan digabungkan dengan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari APBN.

“Jadi hari ini memang terpisah, ada FLPP, ada BP Tapera. Nah ke depannya, bisa digabung, sehingga ini jadi blended gabungan dari keduanya. Nah dengan cara ini akan lebih banyak lagi yang bisa diperoleh, kira-kira begitu konsepnya gotong royong,” ucapnya.

AMANAT UUD 1945

PURP menyebutkan bahwa program Tapera bertujuan untuk merealisasikan amanat UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Selain itu, PURP juga mengatakan bahwa program tersebut pun dapat menjadi salah satu jalan keluar dalam mengatasi masalah backlog atau kekurangan perumahan, mengingat jumlah backlog perumahan masih berkisar 9,9 juta.

“Jadi, latar belakangnya adalah bagaimana kita memberikan fasilitas rumah bagi semua, karena disadari memang angka backlog yang demikian besar tidak bisa sepenuhnya dipenuhi dari pemerintah saja,” ujarnya

Sumber : antaranews.com

Berita Lainnya